Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80992
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDarmawati, Emmy-
dc.contributor.advisorSunarti., Titi Candra-
dc.contributor.authorMaryati, Sri-
dc.date.accessioned2016-06-06T02:51:25Z-
dc.date.available2016-06-06T02:51:25Z-
dc.date.issued2016-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80992-
dc.description.abstractPengemasan merupakan salah satu bagian dari rangkaian penanganan pascapanen pada produk hortikultura yang dapat mempertahankan kualitas produk. Kemasan memiliki fungsi untuk melindungi produk sehingga tetap dalam keadaan baik sampai di tangan konsumen. Saat ini penggunaan kemasan plastik sebagai bahan pengemas banyak digunakan karena ringan, serbaguna, murah, dan fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk produk yang dikemas, bahkan yang berbentuk tidak simetris seperti produk hortikultura. Namun kemasan plastik juga mempunyai kelemahan yaitu tidak tahan panas, berpotensi melepaskan migran berbahaya dari sisa polimer dan sulit terdegradasi yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Pada akhirnya dikembangkan plastik yang mudah terurai yang dikenal dengan bioplastik. Kelemahan kemasan bioplastik untuk penyimpanan produk segar hortikultura adalah menurunnya kekuatan kemasan karena menyerap sebagian uap air yang dihasilkan dari proses respirasi produk yang dikemasnya. Uap air hasil respirasi yang tidak terserap akan meningkatkan kandungan uap air dalam kemasan dan bahkan dapat terbentuk kondensasi air dipermukaan kemasan yang menyebabkan kerusakan pada produk yang dikemas. Salah satu solusi untuk mengurangi kandungan uap air dalam kemasan adalah dengan penambahan moisture absorber. Silika gel merupakan salah satu moisture absorber yang umum digunakan. Selain dapat digunakan berulangkali, silika gel memiliki daya serap uap air yang baik yaitu 35-50% dari bobot silika gel itu sendiri. Diharapkan dengan penambahan silika gel dalam kemasan dapat mempertahankan sifat mekanik bioplastik dan memperpanjang umur simpan tomat. Bahan yang digunakan adalah tomat (Lycopersicum esculentum Mill) yang dipetik pada tingkat kematangan indeks 3 (turning ± 120 hari setelah tanam atau 10-30% warna merah baru muncul). Kemasan yang digunakan berupa bioplastik komersial berbentuk fruit bag dan moisture absorber berupa silika gel dalam bentuk sachet. Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian pendahuluan dengan tujuan menentukan berat silika gel untuk penyimpanan tomat dalam kemasan bioplastik dengan mengukur kemampuan absorbsi silika gel terhadap H2O, dan mengukur jumlah uap air hasil respirasi tomat yang dikemas. Tahap kedua merupakan penelitian utama yaitu pengaruh aplikasi moisture absorber pada kemasan bioplastik terhadap sifat mekanik kemasan dan mutu tomat dengan perlakuan suhu (10 oC dan 27 oC) dibandingkan dengan dan tanpa penggunaan moisture absorber. Dalam satu unit percobaan berat tomat per kemasan 500 g. Pengukuran jumlah air yang terabsorbsi oleh silika gel selama penyimpanan dilakukan dengan metode gravimetri. Pengukuran kuat tarik dan elongasi kemasan menggunakan metode ASTM D 638, sedangkan absorbsi H2O oleh bioplastik menggunakan metode gravimetri. Parameter mutu buah tomat yang diamati antara lain laju respirasi, susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, kadar vitamin C dan warna. Pengamatan dilakukan terhadap silika gel, kemasan dan mutu buah tomat setiap 2 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan absorbsi H2O oleh silika gel pada suhu 10 oC dan 27 oC sama yaitu 35% dari bobot silika gel itu sendiri, namun laju absorbsinya dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Pada suhu 27 oC laju penyerapan H2O tertinggi terjadi pada hari pertama penyimpanan yaitu 1.004 g/g gel/hari, sedangkan suhu 10 oC laju tertinggi terjadi pada hari kedua penyimpanan dengan laju tertinggi 0.866 g/g gel/hari. Pemberian silika gel pada kemasan tidak menurunkan kemampuan serap kemasan, tetapi peran silika gel mampu membuat kemasan terhindar dari penyerapan uap air, sehingga terjaga kekuatannya. Penambahan silika gel dalam kemasan bioplastik pada suhu 10 oC dapat mempertahankan kuat tarik kemasan sebesar 35% dibandingkan kemasan tanpa silika gel yaitu 31%. Sedangkan pada suhu 27 oC penambahan silika gel dapat mempertahankan kuat tarik sebesar 40% dibandingkan dengan kemasan tanpa silika gel yaitu 36% dari kuat tarik awal selama 26 hari penyimpanan. Penambahan silika gel dalam kemasan bioplastik dapat memperlambat laju respirasi tomat dan penurunan bobot buah tomat ≤ 5% dari berat awal tomat selama 24 hari penyimpanan. Hasil uji statistik menunjukkan penambahan silika gel sebesar 1.3% dari bobot tomat yang dikemas tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perubahan kekerasan, total padatan terlarut, kadar vitamin C dan warna tomat. perubahan pada parameter mutu tomat lebih dipengaruhi oleh suhu dan lama penyimpanan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood technologyid
dc.subject.ddcFood storageid
dc.titleAplikasi Moisture Absorber Pada Kemasan Bioplastik Untuk Penyimpanan Tomatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbioplastikid
dc.subject.keywordpenyimpananid
dc.subject.keywordsifat mekanikid
dc.subject.keywordsilika gelid
dc.subject.keywordtomatid
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016sma1.pdf
  Restricted Access
2.17 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.