Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80954
Title: Kepedulian Konsumen Terhadap Label Dan Informasi Bahan Tambahan Pangan (Btp) Pada Label Kemasan Pangan Di Kota Bogor
Authors: Nuraida, Lilis
Purnomo, Eko Hari
Fadlillah, Hendry Noer
Issue Date: 2016
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Setiap produk pangan yang diedarkan wajib memiliki label pada kemasannya. Label tersebut dapat menjadi sarana komunikasi antara produsen dan konsumen. Kebiasaan membaca label dapat membantu konsumen untuk mengetahui informasi terkait produk yang akan dibeli. Beberapa informasi yang dimaksud antara lain mengenai produsen, keamanan, kandungan gizi, komposisi, dan lainnya. Salah satu informasi penting yang bisa diperoleh dari membaca label adalah mengenai BTP (Bahan Tambahan Pangan). Penggunaan BTP merupakan praktek yang umum terjadi dewasa ini. BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. BTP bukan untuk dikonsumsi langsung, tetapi ditambahkan untuk tujuan dan fungsi tertentu, seperti menjaga kestabilan emulsi, memberi aroma atau rasa, meningkatkan cita rasa, memperpanjang umur simpan, mencegah penggumpalan, mempertahankan warna, dan lainnya. Hampir semua produk pangan dalam kemasan mengandung BTP dalam jenis dan jumlah yang spesifik. Walau digunakan dalam jumlah yang sedikit, penggunaan BTP diatur secara ketat. Di Indonesia, secara teknis, BTP diatur oleh Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI. Beberapa hal yang diatur antara lain jenis yang diijinkan, batas maksimum penggunaan, persyaratan, hingga pencantuman pada label. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai kebiasaan konsumen dalam membaca label, informasi yang dibaca oleh konsumen pada label, pengenalan konsumen terhadap BTP, dan seberapa besar kepedulian terhadap BTP. Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dan industri pangan untuk menyusun strategi dalam memberikan edukasi. Selain itu penelitian ini juga penting bagi produsen dalam pengembangan produk dan juga menyusun strategi promosi di pasar. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan mewawancarai responden. Area studi dilaksanakan di Kota Bogor. Responden dibagi ke dalam dua kelompok, yakni usia 15-24 tahun dan usia 24 tahun. Survei dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara kepada responden oleh enumerator. Responden diminta untuk mengisi setiap pertanyaan yang ada pada kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner dibagi dalam beberapa bagian, yang meliputi profil responden, kebiasaan membaca dan kepedulian terhadap label, serta pemahaman dan kepedulian mengenai BTP. Data diolah secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian yang melibatkan 201 responden usia 15-24 tahun dan 150 responden usia >24 tahun, menunjukkan bahwa responden yang selalu membaca label untuk kelompok usia 15-24 tahun dan >24 tahun masing-masing adalah 22% dan 67%. Berdasarkan uji statistik kelompok usia lebih dari 24 tahun, memiliki kebiasaan dalam membaca label lebih sering secara nyata dibandingkan dengan kelompok usia 15-24 tahun. Informasi yang paling diperhatikan pada label untuk kelompok 15-24 tahun adalah klaim kesehatan, mengetahui informasi BTP, dan berat/volume pangan di dalam kemasan. Sedangkan kelompok >24 tahun lebih memperhatikan nomor registrasi, nama produsen, dan berat/volume. Jumlah responden yang mengenal istilah BTP untuk kelompok 15-24 tahun dan >24 tahun masing-masing adalah 95% dan 73% dari yang membaca label. Secara statistik usia 15-24 tahun lebih mengenal istilah BTP dibandingkan kelompok usia >24 tahun. Sebanyak 19% responden selalu membaca informasi BTP pada kelompok 15-24 tahun, dan 24% pada kelompok >24 tahun. Sumber utama informasi BTP pada responden berusia 15-24 tahun adalah internet dan sekolah/kuliah. Sedangkan bagi responden berusia >24 tahun, sumber informasi BTP utamanya berasal dari televisi dan sekolah/kuliah. BTP yang paling banyak mendapat perhatian untuk kedua kelompok tersebut adalah perisa dan penguat rasa. Hasil penelitian ini juga menunjukkan korelasi antara kebiasaan membaca label dengan jenis kelamin (pada usia 15-24 tahun), serta pendidikan dan pendapatan (pada usia 15-24 tahun dan >24 tahun). Responden wanita lebih sering membaca label dibandingkan responden pria pada kelompok 15-24 tahun. Selain itu, semakin tinggi pendidikan dan pendapatan juga menunjukkan kebiasaan membaca label lebih sering pada kedua kelompok tersebut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/80954
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2016hnf.pdf
  Restricted Access
18.78 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.