Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75615
Title: Model Asosiasi Perubahan Warna pada Indikator Kemasan Cerdas dan Perubahan Mutu Produk.
Authors: Warsiki, Endang
Djatna, Taufik
Thamrin, Elfa Susanti
Issue Date: 2015
Abstract: Kemasan cerdas merupakan suatu inovasi dalam bidang kemasan yang dapat memantau dan memberikan informasi kepada produsen dan konsumen perihal kualitas produk yang dikemas. TTI (Time Temperature Indicator) merupakan salah satu pengembangan kemasan cerdas yang merupakan label indikator yang dapat mencatat sejarah waktu dan suhu dari suatu produk yang dikemas selama distribusi dan penyimpanan. Di Indonesia sudah ada beberapa kajian mengenai label indikator untuk memonitor sejarah suhu dari produk. Kemasan cerdas merupakan indikator yang sangat penting bagi konsumen untuk mendapatkan informasi dan untuk meminimalkan resiko yang berhubungan dengan kadaluarsa penyimpanan yang berdampak pada kualitas produk. Perubahan warna sejalan dengan terjadinya perubahan mutu produk selama masa penyimpanan dan saat ini belum ada perhitungan kuantifikasi yang menghubungkan keduanya. Sehingga, model asosiasi dibutuhkan untuk menghubungkan antara perubahan warna indikator kemasan cerdas dengan terjadinya perubahan kualitas produk yang dikemas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi parameter asosiasi, memilih atribut yang penting dan cukup untuk menggambarkan hubungan dan mengembangkan model asosiasi perubahan warna indikator kemasan cerdas dengan pewarna alami dan perubahan mutu produk. Penelitian ini berfokus pada pemodelan asosiasi perubahan warna label indikator kemasan cerdas dan perubahan mutu produk yang dikemas dan menghubungkan antara keduanya. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menghubungkan suatu kombinasi yaitu dengan menerapkan aturan hubungan asosiatif (Association rules) dari suatu kombinasi item. Sebelum dilakukan pemodelan asosiasi, dibutuhkan suatu identifikasi parameter-parameter yang akan digunakan dalam pemodelan. Identifikasi parameter dapat dilakukan dengan studi literatur dan pengumpulan data primer atau sekunder. Proses identifikasi parameter mungkin menghasilkan banyak parameter sehingga dibutuhkan suatu metode untuk memilih atribut parameter yang penting dan cukup untuk menggambarkan hubungan antara perubahan warna indikator dan perubahan mutu produk. Peneliti menggunakan metode Relief (Reliable Eliminated of Feature). Relief merupakan algoritma pemilihan atribut pada binary classification. Awalnya, data diperoleh dari penelitian sebelumnya berupa data nilai Hue, nilai L*; a*; b* (untuk mendapat nilai ΔE), nilai uji organoleptik (kesukaan konsumen) dan total koloni produk pada penyimpanan produk susu dengan label indikator kemasan cerdas dari daun erpa. Data didiskretisasi untuk mengklasifikasikan data Hue, nilai ΔE, nilai kesukaan konsumen dan total koloni menjadi nilai kategori. Pemilihan atribut dengan menggunakan metode Relief menunjukkan bahwa terdapat tiga atribut dengan nilai bobot (Wi) tertinggi. Parameter mutu nilai organoleptik (kesukaan konsumen) dengan nilai bobot 0,423, ΔE dengan nilai bobot 0.262, dan nilai °Hue dengan nilai bobot -0,0103. Parameter ini merupakan parameter yang penting dan cukup menggambarkan hubungan dari perubahan warna dan perubahan mutu produk. Pengembangan model asosiasi dengan menggunakan kaidah aturan asosiasi (Association Rules Mining) membentuk 77 aturan yang memiliki hubungan yang kuat antara terjadinya perubahan warna label indikator kemasan cerdas dan perubahan mutu produk. Aturan ini diperoleh dengan perhitungan nilai support, confidence, lift dan bond dari masing-masing kombinasi itemsets. Proses kombinasi itemsets hingga kombinasi 5 itemsets. Salah satu model asosiasi yang dibentuk dari analisa asosiasi dengan metode Association Rules Mining yaitu {° Hue = red, ΔE = low, hedonic = like, colony = safe } → {color indicator = red} dengan nilai support 30,7% (kejadian munculnya hubungan adalah 30,7% dari seluruh percobaan), confidence 100% (100% kemungkinan warna indikator merah apabila nilai Hue merah, nilai ΔE rendah, konsumen suka, dan aman dari kontaminasi), bond 40% (terdapat 40% frekuensi bersama dari terjadinya hubungan keduanya), dan lift > 1% menunjukkan terjadinya perubahan warna dan perubahan mutu berkorelasi positif (rules tersebut dapat digunakan). Secara praktis, aturan asosiasi ini dapat memfasilitasi konsumen dan peneliti untuk memprediksi kualitas prduk yang dilekatkan indikator label cerdas secara komputerisasi. Label cerdas pada awalnya berwarna merah, kemudian berangsur-angsur mejadi warna kuning ketika produk mencapai akhir dari umur simpannya dan konsumen disarankan untuk tidak mengkonsumsi produk jika label cerdas berubah menjadi warna kuning. Perubahan warna dikarenakan perubahan suhu selama penyimpanan didalam kulkas (refrigerator) karena adanya kegiatan membuka dan menutup kulkas secara berulang-ulang. Pengujian statistical significance dapat disimpulkan bahwa semua rules adalah rules yang produktif karena memiliki nilai yang sangat kecil yang dapat menolak H0. Rules ini merepresentasikan kondisi nyata dari asosiasi antara perubahan warna dan perubahan kualitas produk pada data pengamatan. Pengembangan model asosiasi antara perubahan warna kemasan cerdas dan perubahan kualitas produk diaplikasikan pada beberapa jenis produk yang harus disimpan pada suhu dingin atau produk rantai dingin. Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan model asosiasi pada beberapa jenis produk dalam memprediksi kualitas produk untuk meminimalkan biaya dan waktu penelitian.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75615
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2015est.pdf
  Restricted Access
Fulltext22.43 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.