Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71289
Title: Risiko Kontaminasi Logam Berat Pada Daging Sapi Yang Merumput dan Hidup di Areal Revegetasi Tambang.
Authors: Zakaria, Fransiska R
Kusumaningrum, Harsi Dewantari
Purnama, Andi
Issue Date: 2014
Abstract: Areal industri pertambangan sering dikaitkan dengan kemungkinan kontaminasi logam berat. Tumbuhnya beberapa jenis rumput misalnya rumput signal (Brachiaria decumbens) dan uraso (Scharum sp) pada areal revegetasi tambang yang sangat cepat dan penutupan lahan yang sangat rapat, memberikan peluang untuk pemanfaatannya sebagai hijauan makanan ternak dan memicu kegiatan pengembalaan ternak di areal tersebut. Pemeliharaan hewan ternak di areal lahan revegetasi tambang kemudian memicu kekhawatiran bahwa ternak dengan mengkonsumsi rumput yang tumbuh di areal revegetasi tambang dan meminum air genangan di lokasi tersebut, dapat terjadi akumulasi logam berat dalam daging dan organnya, kemudian dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu, evaluasi dan kuantifikasi logam berat dalam daging dan organ ternak yang hidup di areal revegetasi tambang perlu dilakukan agar diketahui potensi risiko yang mungkin terjadi jika mengkonsumsi daging dari ternak tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis beberapa logam berat toksik yang sering menjadi cemaran dalam makanan (Cd, Hg dan Pb) dan logam berat yang esensial dalam tubuh ternak maupun manusia (Cu, Fe, Zn, Cr dan Ni). Tujuan umum penelitian ini adalah melihat risiko kontaminasi logam berat yang terjadi pada daging dan organ sapi yang dipelihara di lokasi revegetasi tambang. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengkuantifikasi tingkat pencemaran logam berat pada pakan dan air dari sapi yang dipelihara di areal revegetasi tambang tambang, mengkuantifikasi tingkat pencemaran logam berat pada daging dan organ dari sapi yang merumput dan hidup di areal revegetasi tambang serta dibandingkan dengan kontaminasi logam berat pada sapi yang dipelihara di luar areal pertambangan, menghitung kemungkinan interaksi antar logam berat pada setiap bagian tubuh sapi dari areal revegetasi tambang, menghitung potensi risiko jika mengkonsumsi daging dan jeroan dari sapi yang dipelihara di areal revegetasi tambang dalam bentuk asupan kronis harian (chronic daily intake, CDI), potensi paparan (hazard quotient, HQ) dan indeks bahayanya (hazard index) dan menghitung konsumsi aman maksimal dari daging dan jeroan sapi yang merumput dan hidup di areal revegetasi tambang. Secara umum penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu pemeliharaan, pemotongan ternak, analisa logam pada daging dan organ, analsis risiko terhadap kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Logam berat sampel dianalisis menggunakan atomic absorption spectrophotometer di laboratorium kimia balai besar laboratorium kesehatan Makassar. Rumput yang dianalisis dari lokasi revegetasi tambang adalah Siratro (Macroptilium atropurpureum) dan BD (Brachiaria decumbens). Dari kedua jenis rumput ini terdeteksi adanya Cu, Fe, Zn, Cr dan Ni, namun hanya Ni pada rumput BD yang melebihi batas toleransi. Dari sampel air yang dianalisis, Pb dan Hg viii melebihi batas yang toleransi sementara mineral lainnya (Cu, Fe, Zn, Cr, Cd) masih dalam kisaran yang ditoleransi. Konsentrasi Cu, Zn, Cr, Ni dan Pb dari daging dan organ sapi yang merumput dan hidup areal revegetasi tambang tidak melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Mineral Cd terdapat berlebih pada bagian paru-paru, limpa, ginjal dan darah. Sementara Hg terdapat pada jumlah berlebih pada seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. Pada sapi dari luar areal tambang, tidak terlihat konsentrasi yang melebihi ambang batas untuk Cu, Fe, Zn, Cr dan Ni. Namun ditemukan konsentrasi berlebih Pb ditemukan berlebih pada tulang dan Hg ditemukan berlebih pada seluruh organ kecuali pada tulang. Interaksi antara mineral toksik dengan mineral esensial ditemukan di tulang terdapat korelasi negatif Pb dengan Cu (P-Value<0.05). Interaksi antara mineral toksik dengan mineral toksik terjadi pada paru-paru yaitu korelasi positif Hg dengan Cd. Interaksi antara mineral esensial dengan mineral esensial ditemukan di daging punggung terlihat korelasi positif antara Cu dengan Zn (P-Value<0.05), korelasi positif Ni dengan Fe di paru-paru dan korelasi positif Fe dengan Zn di darah (P-Value<0.05). Nilai HQ terkait dengan paparan diet lebih besar dari atau mendekati 1 untuk Hg pada limpa, Hg pada tulang dan Cd pada darah. Konsumsi limpa perlu diantisipasi karena merupakan salah satu bagian tubuh sapi yang sering dikonsumsi. Indeks bahaya yang melebihi satu juga hanya terjadi di limpa, tulang dan ginjal dengan nilai masing-masing 2.29, 3.87 dan 2.64. Berdasarkan batas maksimum logam berat yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, maka dihitung jumlah maksimal daging, hati dan jantung yang dapat dikonsumsi per hari. Orang dewasa dengan berat badan 70 Kg disarankan untuk mengkonsumsi daging, hati, jantung, paru-paru, limpa, ginjal masing-masing tidak lebih dari 0.45, 0.78, 0.67, 0.88, 0.06, 0.45 kg/hari. Penentuan batas konsumsi ini didasarkan konsentrasi Fe pada hati dan paru-paru serta Hg pada daging, jantung, limpa dan ginjal.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71289
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014apu.pdf
  Restricted Access
Fulltext27.21 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.