Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70901
Title: Analisis Bangkitan Debu Jatuh Udara Ambien dari Lima Jenis Tanah Utama di Pulau Jawa
Authors: Yuwono, Arief Sabdo
Mulyanto, Budi
Amaliah, Lia
Issue Date: 2014
Abstract: Debu jatuh merupakan salah satu parameter kualitas udara dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Tujuan penelitian ini antara lain: (1) Menganalisis korelasi antara bangkitan debu jatuh, kecepatan angin, kadar air tanah, dan persentase tutupan lahan pada lima jenis tanah utama di Pulau Jawa; (2) Mendeskripsikan pengaruh kecepatan angin, kadar air tanah, dan persentase tutupan lahan terhadap bangkitan debu jatuh; dan (3) Menyusun gambaran mengenai dampak negatif bangkitan debu jatuh berdasarkan distribusi ukuran partikel dari setiap jenis tanah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013-Maret 2014. Pengukuran di lapangan dilakukan pada lahan terbuka dengan jenis tanah Inceptisol di Kota Bogor, Ultisol di Kab. Bogor, Andisol di Kab. Kuningan, Entisol di Kab. Karawang, dan Vertisol di Kab. Madiun. Pengukuran di laboratorium dilakukan di Lab. Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan.Alat dan bahan yang digunakan selama pengukuran meliputi: dustfall canister [AS-2011-1], kipas angin [Hercules; Ø 60 cm; 220 V; 170 W], digital anemometer [Lutron AM-4201], digital moisture tester [OGA TA-5],terowongan [panjang 7.6 m; lebar 0.76 m; tinggi 2.4 m], neraca analitik [OHAUS Aventuror Pro], cawan petri [Ø=80 mm], filter paper 10μ [Whatmann #41], dan universal oven [UNB 400] . Hasil analisis menunjukkan bahwa bangkitan debu jatuh berkorelasi positif dengan kecepatan angin serta berkorelasi negatif dengan kadar air tanah dan persentase tutupan lahan. Pengaruh kecepatan angin terhadap bangkitan debu jatuh dari tanah Inceptisol pada pengukuran di lapangan dan di laboratorium masing-masing sebesar 19.6% dan 51.0%, tanah Ultisol 36.6% dan 88.6%, tanah Andisol 23.2% dan 84.3%, tanah Entisol 68.3% dan 61.7%, serta tanah Vertisol 63.5% dan 68.9%. Pengaruh kadar air tanah terhadap bangkitan debu jatuh dari tanah Inceptisol pada pengukuran di lapangan dan di laboratorium masing-masing sebesar 27.4% dan 44.1%, tanah Ultisol 37.5% dan 84.1%, tanah Andisol 29.4% dan 59.4%, tanah Entisol 42.8% dan 42.1%, serta tanah Vertisol 74.8% dan 49.7%. Pengaruh persentase tutupan lahan terhadap bangkitan debu jatuh pada tanah Inceptisol adalah 95.0%, tanah Ultisol 82.9%, tanah Andisol 84.5%, tanah Entisol 87.6%, dan tanah Vertisol 80.4%. Berdasarkan distribusi ukuran partikelnya, dampak negatif debu jatuh tanah Vertisol terhadap kesehatan manusia diduga paling tinggi dibandingkan jenis tanah lainnya karena debu jatuh tanah Vertisol mempunyai ukuran partikel halus yang paling banyak (76.9%) sehingga partikel tersebut berpotensi tersimpan dalam alveoli dan menganggu sistem pernafasan, sedangkan tanah Andisol dan Inceptisol diduga berdampak rendah terhadap kesehatan manusia karena partikel yang berukuran kecil relatif sedikit, yaitu 16.0% untuk tanah Andisol dan 11.1% untuk tanah Inceptisol. Namun demikian, debu jatuh berukuran kasar dapat menurunkan jarak pandang, mengganggu proses fotosintesis maupun ekosistem.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70901
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2014lam.pdf
  Restricted Access
Fulltext18.45 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.