Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59816
Title: Analisis Sumber Penyebab Kehilangan (Loss) Minyak Goreng pada Proses Produksi Snack Taro di PT Unilever Indonesia, Tbk
Authors: Muhandri, Tjahja
Putra, Suwandi Yulia
Febriani
Keywords: Bogor Agricultural University (IPB)
Issue Date: 2010
Abstract: Taro merupakan merek dagang pangan snack yang diproduksi oleh PT Rasa Mutu Utama, Cicadas, Gunung Putri untuk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada proses produksi makanan ringan Taro, proses penggorengan merupakan proses penting yang harus diperhatikan. Selama proses produksi, ditemukan fakta bahwa banyak terjadi kehilangan (loss) pada bahan baku minyak goreng. Tingginya loss minyak pada proses produksi mengakibatkan peningkatan biaya produksi. Namun tingginya loss minyak pada proses pembuatan Taro tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Hal ini sangat merugikan bagi pihak produsen. Oleh karena itu, perlu dianalisis sumber kehilangan minyak goreng serta seberapa banyak jumlahnya. Melalui kegiatan magang ini, secara umum dilakukan pengamatan pada seluruh proses produksi Taro dan secara khusus akan dilakukan pengamatan pada tahapan penggorengan yang berpotensi menyebabkan terjadinya loss minyak goreng. Dari hasil analisis sumber penyebab loss ini kemudian akan dibuat rancangan solusi alternatif perbaikan proses yang diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kehilangan (loss) minyak goreng untuk mencegah kerugian perusahaan. Tahapan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah meliputi : observasi masalah, menemukan faktor-faktor penyebab masalah, meneliti faktor yang paling berpengaruh, dan menyusun langkah-langkah perbaikan. Permasalahan yang ditelusuri adalah tingginya loss minyak goreng pada proses pembuatan Taro. Loss minyak goreng yang dimaksud adalah banyaknya minyak goreng yang tidak tercatat penggunaannya pada sistem saat proses produksi sehingga dianggap sebagai bahan yang hilang selama proses produksi dan dihitung sebagai kerugian perusahaan. Observasi awal yang dilakukan adalah observasi langsung pada proses produksi dengan mempelajari proses penggorengan secara spesifik. Faktor penyebab masalah loss minyak goreng pada proses produksi Taro meliputi : minyak yang tercecer di bawah sela-sela oil separator, kelebihan serapan minyak ke produk, adanya minyak yang tumpah dari kotak oil separator, banyaknya BS (bad stock) hasil goreng, serapan minyak pada ampas filter, minyak yang tercecer di bawah tangki filter karena ada pipa bocor, terjadi overweight pada proses pengemasan, banyaknya hasil gorengan terbuang di saluran penyaring oil separator, rejected minyak goreng. Rata-rata sebanyak 46,51 kg minyak terbuang dari ketiga batch fryer karena adanya minyak tercecer di bawah sela-sela oil separator. Pada saat produksi berjalan penuh, kelebihan serapan minyak hasil goreng dapat menyebabkan loss minyak sebesar 244,15 kg dalam sehari. Terdapat sebanyak 1048,50 kg minyak goreng yang hilang karena kelebihan berat saat pengisian produk ke dalam kemasan selama Februari 2010 dan sebanyak 1356,08 kg selama bulan Maret 2010. Berdasarkan analisis diagram Pareto, faktor penyebab yang paling berpengaruh terhadap loss minyak goreng adalah kelebihan serapan minyak pada hasil goreng di batch fryer 1 dan 2. Kelebihan serapan minyak pada hasil goreng, v yaitu sebesar 81,06% dari total semua penyebab di proses penggorengan batch fryer 1 dan 73,79% pada batch fryer 2. Pada batch fryer 3, faktor yang paling berpengaruh adalah minyak yang tumpah pada saluran saringan oil separator di batch fryer 3 sebesar 83,89% dari total semua penyebab di proses penggorengan batch fryer 3. Kadar air pelet berpengaruh nyata terhadap kadar minyak hasil goreng sebelum proses pemisahan minyak di batch fryer 1 dan 2 pada tingkat kepercayaan 95% dengan analisis ANOVA. Semakin tinggi kadar air pelet, maka semakin tinggi kadar minyak hasil goreng sebelum proses pemisahan minyak. Pada batch fryer 1 karakteristik pelet dengan kadar air 10,6 % dan 10,92% tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng, namun waktu perputaran oil separator memiliki pengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Pada batch fryer 2 karakteristik pelet dengan kadar air 10,57%, 10,73% dan 12,2% berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng setelah mengalami proses pemisahan minyak. Selain itu, waktu setting perputaran oil separator juga berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar minyak hasil goreng. Ditemukan fakta bahwa waktu setting perputaran oil separator berbeda dengan waktu aktualnya. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kadar minyak target sebesar 14% dapat dicapai dengan waktu aktual perputaran oil separator 5,56-8,04 detik pada batch fryer 1 dan 9,83-12,24 detik pada batch fryer 2 dengan menggunakan pelet yang memiliki kadar air sebesar 10,5-11,5%. Upaya mengurangi loss minyak goreng yaitu dengan mengatasi masalah kelebihan serapan minyak goreng pada batch fryer 1 dan 2 serta mengatasi kerusakan oil separator pada batch fryer 3. Selain itu diperlukan keseragaman kadar air pelet dan kualitas minyak goreng yang digunakan pada saat proses penggorengan. Selain itu perlu ditingkatkan kedisiplinan operator agar tidak mengubah setting mesin batch fryer.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59816
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F10feb.pdf
  Restricted Access
2.25 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.