Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53282
Title: Produksi embrio kambing dengan teknologi maturasi, fertilisasi dan kultur in vitro
Other Titles: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1999
Authors: Boediono, Arief
Rusiyantono, Y.
Mohamad, K.
Djuwita, I.
Sukra, Y.
Keywords: Oosit kambing
maturasi
fertilisasi
kultur
in vitro
Issue Date: 1999
Abstract: Penelitian ini bertujuan meneliti perkembangan oosit kambing setelah maturasi, fertilisasi dan kultur in vitro dalam upaya produksi embrio kambing. Oosit dikoleksi melalui aspirasi ovarium yang memiliki atau tidak mcmiliki Corpus Luteum (CL). Keberadaan CL diamati dan dilihat pengamhnya terhadap jumlah folikel yang diaspirasi (diameter 2-5 mm), jumlah folikel dominan (diameter >5mm), berat serta ukuran ovarium. Maturasi Oosit hasil aspirasi dilakukan di dalam ti we culture medium (TCM) 199 yang disuplementasi dengan I0% serum kambing, 0,01 mg/ml follicle stimulating hormone (FSH) dan 50µg/ml gentamicin sulfat. Oosit dimaturasi di dalam inkubator 5% C02 pada suhu 38,5°C selama 18, 22, 26, atau 30 jam. Penelitian selanjutnya, oosit hasil maturasi diinseminasi dengan spermatozoa ejakulat (konsentrasi akhir 5x106 spermatozoa/ml) yang telah mengalami kapasitasi in vitro. Delapan belas jam setelah inseminasi, sigot dikultur dalam media TCM-199 yang di suplementasi 10% serum kambing, 5 µg/ml insulin dan 50 µg/ml gentamicin sulfat. selanjutnya diamati perkembangannya mencapai tahap pembelahan. Keberadaan CL berkorelasi positif terhadap jumlah folikel berdiameter 2-5 mm sebagai sumber oosit. Jumlah folikel dengan diameter 2-5 mm lebih tinggi pada ovarium dengan CL (10,23 folikel per ovarium) dibandingkan dengan ovarium tanpa CL (7,92 folikel per ovarium). Jumlah folikel dominan pada ovarium dengan CL (0,23 folikel per ovarium) lebih rendah dibandingkan dengan ovarium tanpa CL (0.64 folikel per ovarium). Keberadaan CL pada ovarium juga berkorelasi positif dengan berat dan ukuran ovarium. Tingkat maturasi oosit yang mencapai tahap metafase II adalah 25.64%; 78.26%; 80,56%; dan 73,68% berturut-turut untuk periode maturasi 18. 22. 26. dan 30 jam. Data menunjukkan periode maturasi terbaik adalah 22 sampai 26 jam. Kejadian partenogenesis spontan (2.63%) terlihat pada 30 jam maturasi in vitro sebagai akibat over maturation. Perkembangan oosit hasil maturasi, fertilisasi dan kultur in vitro menunjukkan tingkat pembelahan yang tidak bcrbeda nyata untuk kedua macam sumber oosit (20,00% dan 12.23% berturut-turut untuk oosit yang berasal dari ovarium dengan dan tanpa CL). Hasil ini menunjukkan bahwa embrio kambing dapat dihasilkan melalui maturasi, fertilisasi dan kultur in vitro dari oosit yang diperoleh dari ovarium dengan atau tanpa CL.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53282
Appears in Collections:Anatomy, Phisiology and Pharmacology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
ABO_Produksi Embrio Kambing.pdfFull text320.38 kBAdobe PDFView/Open
ABO_Produksi embrio kambing_abstract.docAbstract31 kBMicrosoft WordView/Open
ABO_Produksi embrio kambing_abstract.pdfAbstract56.86 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.