Analisis Pengaruh Sustainable Tourism dan Halal Tourism terhadap Kepuasan Wisatawan Muslim Domestik di KEK Mandalika

Abstract

Sebagai salah satu destinasi super prioritas nasional, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika didorong untuk menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Setelah mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19, kawasan ini mulai menunjukkan pemulihan melalui peningkatan aktivitas pariwisata, khususnya setelah diselenggarakannya event internasional yang menarik perhatian wisatawan. Namun demikian, pemulihan tersebut belum sepenuhnya mengembalikan tingkat kunjungan seperti masa sebelum pandemi, sehingga diperlukan pendekatan pengelolaan pariwisata yang lebih strategis dan berkelanjutan. Di sisi lain, sebagai wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim, kebutuhan terhadap layanan dan fasilitas wisata yang sesuai dengan prinsip halal juga semakin mengemuka. Hal ini mendorong pentingnya penerapan konsep pariwisata halal yang selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan. KEK Mandalika, sebagai ikon pariwisata halal di Nusa Tenggara Barat, menjadi lokasi yang relevan untuk mengkaji integrasi kedua konsep tersebut dari perspektif wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sustainable tourism dan halal tourism terhadap tourist satisfaction KEK Mandalika; menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja indikator penerapan sustainable tourism dan halal tourism di KEK Mandalika serta prioritas perbaikannya; dan menganalisis tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke KEK Mandalika. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan melalui pengisian kuesioner online oleh 200 responden yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu wisatawan Muslim domestik yang pernah berkunjung ke KEK Mandalika pada tahun 2021-2023. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan tiga pendekatan analisis yaitu: analisis Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM), Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Ketiga alat analisis tersebut saling terintegrasi sehingga hasil penelitian mencerminkan hubungan antar variabel sekaligus prioritas perbaikan indikator dan kepuasan wisatawan secara keseluruhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sustainable tourism berpengaruh positif signifikan terhadap halal tourism, yang selanjutnya meningkatkan tourist perceived value dan tourist satisfaction. Temuan ini menegaskan bahwa penerapan prinsip keberlanjutan dapat memperkuat praktik pariwisata halal dan memberikan nilai tambah terhadap pengalaman wisatawan. Berdasarkan variabel-variabel yang terbukti berpengaruh dalam model SEM tersebut, dilakukan analisis lanjutan menggunakan IPA untuk mengidentifikasi indikator prioritas yang perlu segera ditingkatkan. Hasil IPA menunjukkan tujuh indikator utama, yakni enam indikator dari variabel sustainable tourism (aspek sosial dan lingkungan) meliputi layanan medis, keamanan, kebersihan, fasilitas pembuangan sampah, patroli kebersihan, serta infrastruktur transportasi ramah lingkungan; serta satu indikator dari halal tourism (aspek makanan dan minuman halal) yaitu kejelasan logo halal pada outlet makanan dan minuman di destinasi. Selanjutnya, analisis CSI menunjukkan bahwa tingkat kepuasan wisatawan terhadap KEK Mandalika berada pada kategori “puas”, dengan nilai kepuasan pada aspek halal tourism sedikit lebih tinggi dibandingkan sustainable tourism. Hal ini mengindikasikan bahwa wisatawan menaruh perhatian lebih besar terhadap penerapan prinsip halal tanpa mengabaikan pentingnya keberlanjutan. Implikasi dari temuan ini adalah perlunya fokus pengelola KEK Mandalika pada perbaikan indikator-indikator prioritas tersebut agar kinerja destinasi lebih selaras dengan ekspektasi wisatawan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan secara menyeluruh dan memperkuat daya saing KEK Mandalika sebagai destinasi pariwisata halal dan berkelanjutan unggulan nasional.

As one of Indonesia’s national super-priority destinations, Mandalika SEZ is encouraged to implement sustainable tourism principles encompassing economic, social, cultural, and environmental dimensions. After experiencing a slowdown due to the Covid-19 pandemic, the area has begun to recover through increased tourism activities, particularly following international events that attracted tourists’ attention. Nevertheless, this recovery has not fully restored pre-pandemic visitor levels, requiring a more strategic and sustainable tourism management approach. Moreover, as a region with a predominantly Muslim population, the demand for tourism services and facilities that comply with halal principles has become increasingly prominent. This underscores the importance of implementing halal tourism concepts that align with sustainability values. Mandalika SEZ, as an icon of halal tourism in West Nusa Tenggara, provides a relevant setting to examine the integration of these two concepts from the tourists’ perspective. The objectives of this study are to analyze the influence of sustainable tourism and halal tourism on tourist satisfaction in Mandalika SEZ; to assess the importance and performance of sustainable tourism and halal tourism indicators and identify priorities for improvement; and to evaluate the level of tourist satisfaction in Mandalika SEZ. The data used in this study consist of primary data collected through online questionnaires from 200 respondents selected using purposive sampling, i.e., domestic Muslim tourists who visited Mandalika SEZ between 2021 and 2023. The analysis methods employed three approaches: Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), Importance-Performance Analysis (IPA), and Customer Satisfaction Index (CSI). These three analytical tools are integrated to produce comprehensive results reflecting both the relationships among variables and the priority of indicator improvements alongside overall tourist satisfaction. The results indicate that sustainable tourism has a significant positive effect on halal tourism, which in turn increases tourist perceived value and tourist satisfaction. This finding confirms that implementing sustainability principles can strengthen halal tourism practices and add value to the tourist experience. Based on the variables proven significant in the SEM model, a further IPA analysis was conducted to identify priority indicators that require immediate improvement. IPA results revealed seven key indicators: six indicators from sustainable tourism (social and environmental aspects), including medical services, security, cleanliness, waste disposal facilities, cleaning patrols, and sustainable transportation infrastructure; and one indicator from halal tourism (food & meals aspect), namely the clarity of halal logos at food and beverage outlets in the destination. Furthermore, CSI analysis shows that overall tourist satisfaction in Mandalika SEZ falls into the “satisfied” category, with satisfaction levels slightly higher for halal tourism than sustainable tourism. This indicates that tourists pay more attention to halal principles while still valuing sustainability as an important component. The implications of these findings suggest that Mandalika SEZ managers should focus on improving these priority indicators to align destination performance with tourists’ expectations, thereby enhancing overall satisfaction and strengthening Mandalika SEZ’s competitiveness as a leading national halal and sustainable tourism destination.