Tingkat Pemahaman dan Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) pada Usaha Industri Rumah Tangga Kue Basah di Kecamatan Duren Sawit

Abstract

Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) yang merupakan Usaha Mikro Kecil memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, masih banyak pelaku usaha yang belum memiliki kesadaran dan pengetahuan terkait keamanan pangan terutama penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Pembinaan dan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta pelaksanaan keamanan pangan hanya diberikan kepada usaha pangan yang diwajibkan memiliki izin edar P-IRT. Kue basah merupakan produk yang tidak diwajibkan memiliki izin edar P-IRT, sehingga pelaku usaha jarang mendapatkan pembinaan keamanan pangan maupun CPPOB. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat pemahaman dan penerapan CPPOB pada IRTP kue basah di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian dilakukan melalui pengisian kuesioner, observasi langsung menggunakan Form Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (HK.03.1.23.04.12.2207) Tahun 2012, dan analisis hubungan dengan uji Mann-Whitney. Hasil menunjukkan sebagian besar IRTP memiliki pemahaman yang baik, tetapi belum menerapkan CPPOB sesuai persyaratan, dengan 90% responden IRTP kue basah berada pada level IV dan 10% berada pada level III. Aspek peralatan produksi, suplai air atau sarana penyediaan air, dan penyimpanan telah diterapkan dengan baik oleh seluruh IRTP, sedangkan aspek pencatatan dan dokumentasi menjadi aspek yang paling sulit diterapkan oleh seluruh IRTP.

The food home industry (IRTP), which is a micro and small business, plays an important role in the Indonesian economy. However, many business operators still lack awareness and knowledge regarding food safety, especially the implementation of Good Manufacturing Practices (GMP). Training and education programs aimed at improving understanding and implementation of food safety are only provided to food businesses required to obtain a P-IRT distribution license. Wet cakes are products not required to have a P-IRT distribution license, so business operators rarely receive food safety training or GMP guidance. This study aims to determine the level of understanding and implementation of CPPOB among wet cake IRTPs in Duren Sawit Subdistrict. The study was conducted through questionnaire completion, direct observation using a form Inspecting Food Production Facilities in Home-based Industries Form (HK.03.1.23.04.12.2207) from 2012, and analysis of relationships using the Mann-Whitney test. The results showed that most IRTPs had a good understanding of CPPOB, but had not yet implemented it in accordance with the requirements, with 90% of IRTP respondents for wet cakes at Level IV and 10% at Level III. The aspects of production equipment, water supply or water provision facilities, and storage were well implemented by all IRTPs, while the aspects of record-keeping and documentation were the most challenging to implement for all IRTPs.