Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169943
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorPrangdimurti, Endang-
dc.contributor.authorShofiya, Ahda Almas-
dc.date.accessioned2025-08-21T00:34:59Z-
dc.date.available2025-08-21T00:34:59Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169943-
dc.description.abstractKacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan sumber pangan yang kaya akan zat gizi penting, seperti protein, serat pangan, dan kalsium. Serat dan kalsium tersebut terkonsentrasi paling banyak pada bagian kulit bijinya. Sebagian besar penelitian terdahulu berfokus pada pengolahan kacang hijau dengan tujuan mengurangi senyawa anti-gizi melalui penghilangan kulit (sosoh), namun berdampak pada hilangnya sejumlah zat gizi dan komponen bioaktif yang terdapat pada biji utuh. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh metode pretreatment (perendaman, perebusan, atau pengukusan) terhadap sifat fisikokimia dan sifat fungsional tepung kacang hijau utuh. Biji kacang hijau setelah diberi pretreatment berbeda kemudian dikeringkan (65?°C, 4 jam), digiling, dan diayak (60 mesh), lalu dianalisis dengan dua kali ulangan (duplo). Parameter yang dianalisis meliputi kadar air, abu, lemak, protein, karbohidrat, kalsium, serat pangan, water activity (Aw), water holding capacity (WHC), oil holding capacity (OHC), rendemen, densitas kamba, sudut repose, serta intensitas warna. Hasil menunjukkan bahwa pretreatment berpengaruh nyata terhadap sebagian besar parameter. Metode pengukusan menghasilkan tepung dengan karakteristik seimbang, yakni serat pangan (15,86±0,21%b/k) dan kalsium (67,86±0,91 mg/100 g) yang cukup tinggi, Aw rendah (0,55±0,22), sudut repose (28,46±0,52°), serta warna lebih cerah (L*: 85,89±0,11 dan C: 18,58±0,14). Perebusan menghasilkan WHC (2,04±0,19 g/g) dan kalsium yang cukup tinggi (66,80±4,54 mg/100 g) dengan densitas kamba yang paling baik (0,88±0,07 g/mL). Perendaman menghasilkan lemak paling tinggi (3,68±0,42%), OHC paling tinggi (1,03±0,03 g/g), namun serat (12,54±0,18%b/k) dan sudut repose rendah (0,76±0,002°). Rendemen tepung pada semua metode pretreatment tidak berbeda nyata dengan nilai yang tinggi (96,50±0,71% - 97,50 ± 0,71%). Temuan ini menunjukkan bahwa pemilihan metode pretreatment dapat disesuaikan dengan kebutuhan produk akhir, dan pengolahan biji kacang hijau utuh berpotensi meningkatkan kandungan gizi dibandingkan kacang hijau sosoh.-
dc.description.abstractMung bean (Vigna radiata L.) is a nutrient-dense food source, rich in protein, dietary fiber, and calcium, with the latter two being predominantly concentrated in the seed coat. Most previous studies have focused on processing mung beans to reduce antinutritional factors by dehulling, which, however, leads to the loss of various nutrients and bioactive components found in whole seeds. This study aimed to evaluate the effects of different pretreatment methods (soaking, boiling, and steaming) on the physicochemical and functional properties of whole mung bean flour. The pretreated beans were dried (65 °C, 4 h), milled, sieved (60 mesh), and analyzed in duplicate. Parameters analyzed included moisture, ash, fat, protein, carbohydrate, calcium, dietary fiber, water activity (Aw), water holding capacity (WHC), oil-holding capacity (OHC), yield, bulk density, angle of repose, and color attributes. Results showed that pretreatment significantly affected most parameters. Steaming produced flour with balanced characteristics, including relatively high dietary fiber (15.86 ± 0.21%) and calcium content (67.86 ± 0.91 mg/100 g), low Aw (0.55 ± 0.22), favorable angle of repose (28.46 ± 0.52°), and a lighter color (L*: 85.89 ± 0.11; C: 18.58 ± 0.14). Boiling resulted in the highest WHC (2.04 ± 0.19 g/g) and a relatively high calcium content (66.80 ± 4.54 mg/100 g), along with the most desirable bulk density (0.88 ± 0.07 g/mL). Soaking yielded the highest fat content (3.68 ± 0.42%) and OHC (1.03 ± 0.03 g/g) but lower dietary fiber (12.54 ± 0.18%) and angle of repose (0.76 ± 0.002°). Flour yield was consistently high across all pretreatments, with no significant differences (96.50 ± 0.71% – 97.50 ± 0.71%). These findings indicate that pretreatment selection can be tailored to the desired end-product characteristics, and processing whole mung beans has the potential to enhance nutrient retention compared to dehulled beans.-
dc.description.sponsorshipmandiri-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEfek Pretreatment Kacang Hijau Utuh terhadap Karakteristik Fisikokimia Tepung Kacang Hijauid
dc.title.alternativeEffects of Whole Mung Beans Pretreatment on the Chemical Physical Characteristics of Mung Beans Flour-
dc.typeSkripsi-
dc.subject.keywordkacang hijauid
dc.subject.keywordFisikokimiaid
dc.subject.keywordpretreatmentid
dc.subject.keywordsifat fungsionalid
dc.subject.keywordtepungid
dc.subject.keywordmung beanid
dc.subject.keywordPhysicochemicalid
dc.subject.keywordMung bean flourid
dc.subject.keywordfunctional propertiesid
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_F2401201103_3fad64d891b345ebad6cbea16ee1e2fb.pdfCover704.7 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_F2401201103_025216571cb847eba95a301fc9f75279.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.84 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_F2401201103_d153ae01451d4ef6ac90eb04031c2d4d.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.59 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.