Daya Saing Ekspor Vanili Indonesia dengan Negara Kompetitor di Pasar Amerika Serikat

Abstract

Permintaan ekspor vanili Indonesia akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Indonesia merupakan produsen vanili terbesar kedua di dunia. Namun, nilai ekspor vanili Indonesia ke negara tujuan masih rendah bahkan mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi mengembangkan pangsa pasar ekspor vanili Indonesia di Amerika Serikat serta menganalisis daya saingnya dibandingkan dengan negara kompetitor yakni Madagaskar, Uganda, India, dan Papua Nugini. Analisis ini dari tahun 2014 hingga 2023. Metode yang digunakan adalah Acceleration Ratio (AR), Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Dynamic Revealed Comparative Advantage (DRCA). Hasil penelitian menggunakan analisis AR membuktikan Vanili Indonesia memiliki Nilai AR>1 dan dapat disimpulkan bahwa vanili Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan pasar di Amerika Serikat. Selain itu, hasil perhitungan RCA dan DRCA, menunjukkan bahwa vanili Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar Amerika Serikat, dengan posisi pada periode 1 (2014-2019) sebagai rising star dan periode 2 (2018-2022) sebagai leading retreat.

The demand for Indonesian vanilla exports is expected to continue increasing in the coming years. Indonesia is the second-largest producer in the world. However, the export value of Indonesian vanilla to major destination countries remains low and has even declined in recent years. This study aims to analyze the potential of Indonesian vanilla to capture market share in the United States and assess its competitiveness compared to major competitors, including Madagascar, Uganda, India, and Papua New Guinea. The analysis covers the period from 2014 to 2023. The methods used are Acceleration Ratio (AR), Revealed Comparative Advantage (RCA), and Dynamic Revealed Comparative Advantage (DRCA). The AR analysis of Indonesian vanilla shows a value greater than one, indicating that Indonesian vanilla has the potential to capture market share in the United States. Furthermore, the RCA and DRCA calculations indicate that Indonesian vanilla has strong competitiveness in the U.S. market, with its position in period 1 (2014–2019) classified as a "rising star" and in period 2 (2018–2022) as leading retreat.