Analisis Faktor Risiko Diabetes Melitus pada Usia Remaja dan Dewasa Awal di Indonesia

Abstract

Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah, yang disebabkan oleh gangguan pankreas dalam sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau kombinasi keduanya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko diabetes melitus pada usia remaja dan dewasa awal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu Survei Kesehatan Indonesia 2023. Desain studi menggunakan cross-sectional. Data yang digunakan meliputi karakteristik subjek, frekuensi konsumsi makanan berisiko, frekuensi konsumsi pangan, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, dan status gizi. Penelitian ini melibatkan 315.211 subjek usia 12-40 tahun dengan 898 (0,3%) subjek diabetes melitus dan 314.313 (99,7%) subjek tanpa diabetes melitus. Terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status ekonomi, frekuensi konsumsi makanan berisiko, frekuensi konsumsi ikan/kerang/udang, dan hasil olahannya, susu dan hasil olahannya, serta gula/sirup, dan konfeksioneri, serta status gizi dengan kejadian diabetes melitus. Faktor risiko diabetes melitus adalah umur, jenis kelamin perempuan, status ekonomi menengah dan tinggi, frekuensi konsumsi soft drink/minuman berkarbonasi dan ikan/kerang/udang dan hasil olahannya = 1 kali per hari, serta status gizi lebih setelah dikontrol oleh frekuensi konsumsi makanan berlemak/berkolesterol/gorengan serta susu dan hasil olahannya. Faktor yang paling dominan meningkatkan peluang terjadinya diabetes melitus adalah umur 21-30 tahun (OR: 7,633) dan 31-40 tahun (OR: 34,270).

Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by increased blood glucose levels, caused by pancreatic disorders in insulin secretion, insulin function disorders, or a combination of both. The purpose of this study was to analyze the risk factors for diabetes mellitus in adolescents and young adults in Indonesia. This study used secondary data, namely the Indonesian Health Survey 2023. The study design used cross-sectional. The data used included subject characteristics, frequency consumption of risky foods, frequency of food consumption, smoking habits, physical activity, and nutritional status. This study involved 315,211 subjects aged 12-40 years with 898 (0.3%) subjects diabetes mellitus and 314,313 (99.7%) subjects without diabetes mellitus. There is a significant relationship between age, gender, employment status, economic status, frequency consumption of risky foods, frequency of consumption of fish/shellfish/shrimp, milk, sugar/syrup/confectionery and its processed products, and nutritional status with the incidence of diabetes mellitus. Risk factors for diabetes mellitus are age, female gender, middle and high economic status, frequency of consumption of soft drinks/carbonated drinks, fish/shellfish/shrimp and its processed products = 1 time per day, and overweight/obese after being controlled by frequency consumption of fatty/cholesterol/fried foods and milk and its processed products. The most dominant factor that increases the chance of diabetes mellitus is age 21-30 years (OR: 7.633) and 31-40 years (OR: 34.270).