Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169222| Title: | Dampak Pembangunan Mega Infrastruktur terhadap Konversi Lahan Pertanian: Studi Kasus di Kabupaten Sumedang |
| Other Titles: | The Impact of Mega Infrastructure Development on Agricultural Land Conversion: A Case Study in Sumedang Regency |
| Authors: | Pravitasari, Andrea Emma Panuju, Dyah Retno Noor, Muhammad Shiddiq Ilham |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini mengkaji dampak pembangunan mega infrastruktur terhadap lanskap pertanian di Kabupaten Sumedang, yang berfungsi sebagai laboratorium untuk menganalisis dinamika konversi dan fragmentasi lahan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi bagaimana pengaruh spasial dari berbagai tipe infrastruktur khususnya waduk dan jalan tol yang berevolusi dari waktu ke waktu. Metodologi penelitian ini mengintegrasikan analisis multi-temporal perubahan penggunaan lahan/tutupan lahan menggunakan citra satelit, pemodelan prediktif berbasis Neural Network-Markov Chain, analisis fragmentasi lanskap dengan Principal Component Analysis (PCA), dan evaluasi dampak spasial melalui Geographically Weighted Regression (GWR) pada periode historis (2013-2024) dan prediksi (2024-2038). Hasil utama penelitian mengungkap dua temuan baru. Pertama, teridentifikasi dua mekanisme fragmentasi yang berbeda: "penghapusan lanskap" oleh infrastruktur hidrologis yang bersifat masif, dan "pemecahan lanskap" oleh infrastruktur konektivitas yang bersifat linear. Kedua, dan yang paling krusial, adalah adanya "evolusi dampak", di mana pendorong utama konversi lahan secara fundamental bergeser dari dominasi dampak fisik-kedekatan pada fase konstruksi, menjadi dominasi dampak fungsional-aksesibilitas pada fase operasional jangka panjang. Evolusi ini dibuktikan secara kuantitatif oleh analisis GWR yang menunjukkan pergeseran signifikansi model dari zona sekitar waduk ke koridor jalan tol. Kesimpulannya, dampak infrastruktur adalah sebuah proses dinamis, yang secara fundamental menantang instrumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang bersifat statis. Implikasi utamanya adalah perlunya kebijakan tata ruang yang adaptif dan antisipatif, yang mampu membedakan strategi antara zona dampak jenuh dan frontir konversi baru di sekitar simpul aksesibilitas. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169222 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A1506211007_373921a1d9ef45aeb001968fb1ace4a4.pdf | Cover | 494.7 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A1506211007_f9e1ac90a8d140b3a6c14ce6b4c764fa.pdf Restricted Access | Fulltext | 9.56 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A1506211007_f6f806d29a9144b3a6b52022d0394436.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.12 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.