Sebaran Spasial Banjir Rob di Pesisir Kota Tegal, Jawa Tengah.

Abstract

Perubahan iklim dan aktivitas manusia di wilayah pesisir menyebabkan peningkatan risiko banjir rob di Kota Tegal, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran spasial banjir rob pada tahun 2024 dan memprediksi kondisi pada tahun 2043 dengan memanfaatkan sistem informasi geospasial. Metode yang digunakan mencakup analisis data pasang surut, Digital Elevation Model (DEM), citra satelit Sentinel-2A dan Sentinel-1A, serta wawancara lapangan. Proses klasifikasi citra dilakukan menggunakan metode maximum likelihood, sedangkan analisis penurunan muka tanah menggunakan metode DInSAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2024, luas area terdampak banjir rob mencapai 941,92 ha, dan diprediksi meningkat menjadi 1101,29 ha pada tahun 2043. Kecamatan Tegal Barat merupakan wilayah yang paling terdampak, sedangkan Tegal Selatan tidak terdampak sama sekali. Kelas. Kelas tutupan lahan tambak menjadi kelas yang paling terdampak di seluruh kecamatan. Kelas yang paling kecil terdampak pada tahun 2024 adalah sawah dan untuk tahun 2043 adalah kelas semak belukar. Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut secara signifikan memengaruhi persebaran banjir rob.

Climate change and human activities in coastal areas have contributed to the growing risk of tidal flooding in Tegal City, Central Java. This research aims to map the spatial distribution of tidal flooding in 2024 and predict its extent in 2043 using geospatial information systems. The research methods involved tidal data analysis, Digital Elevation Model (DEM), Sentinel-2A and Sentinel-1A satellite imagery, and field interviews. Satellite imagery classification was conducted using the maximum likelihood method, while land subsidence was analyzed with the DInSAR method. The results showed that in 2024, the area affected by tidal flooding covered 941.92 hectares, and it was projected to expand to 1,101.29 hectares by 2043. West Tegal District was identified as the most affected area, while South Tegal District remained unaffected. Aquaculture ponds were the most impacted land cover class across all districts. Meanwhile, the least affected land cover in 2024 was paddy fields, which shifted to bushes by 2043. These findings highlighted that the combination of land subsidence and sea level rise played a significant role in shaping the future distribution of tidal flooding.