Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169056
Title: Kemiskinan dan Resiliensi Keluarga Nelayan Kecil di Pesisir Muara Gembong Kabupaten Bekasi
Other Titles: Poverty and Resilience of Small-Scale Fishing Families on the Coast of Muara Gembong, Bekasi Regency
Authors: Rilus
Pandjaitan, Nurmala Katrina
Taufik, Iswan
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Nelayan kecil merupakan komunitas paling rentan dalam sistem sosial ekologis pesisir yang menghadapi berbagai tekanan struktural dan lingkungan. Kemiskinan nelayan dapat bersifat multidimensional, dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perubahan musim penangkapan, kerusakan sumber daya laut yang meliputi rusaknya ekosistem terumbu karang, abrasi, dan pencemaran lingkungan. Kapasitas armada dan alat produksi yang terbatas, akses modal yang terbatas, serta relasi patron-klien yang mengekang akses terhadap pasar dan modal memperburuk kerentanan. Selain itu, persaingan alat tangkap, kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan nelayan kecil, serta keterbatasan aset ekonomi-politik juga turut memengaruhi. Oleh karena itu, buffer capacity berbasis lima aset seperti modal manusia, finansial, fisik, sosial, dan alam sangat penting sebagai strategi untuk meningkatkan resiliensi keluarga nelayan kecil. Selain itu, nelayan juga perlu membangun kapasitas untuk belajar (capacity for learning) dan kemampuan mengorganisasi diri (self-organization) dalam merespons tekanan perubahan sosial dan ekologis, terutama dalam menghadapi perubahan musim pada periode paceklik. Tujuan penelitian adalah menganalisis kondisi kemiskinan keluarga nelayan kecil berdasarkan tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan dasarnya, serta faktor penyebabnya. Penelitian ini juga menganalisis resiliensi keluarga nelayan kecil dalam menghadapi perubahan musim, terutama pada periode paceklik. Sebab, periode paceklik sangat menentukan stabilitas pendapatan keluarga nelayan. Metodologi yang digunakan adalah paradigma konstruktivis dengan metode kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi, yang bertujuan untuk memahami secara mendalam pengalaman subjektif partisipan terhadap fenomena yang dikaji. Unit analisis adalah keluarga nelayan kecil pemilik. Data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Jumlah populasi nelayan diambil dari buku Monografi Data Desa Presisi (DDP) Desa Pantai Bahagia dan Desa Pantai Mekar Muara Gembong (Sjaf et al. 2022) yang mencatat 181 keluarga nelayan di Desa Pantai Bahagia dan 49 keluarga nelayan di Desa Pantai Mekar. DDP mengklasifikasikan nelayan berdasarkan statusnya, yaitu nelayan kecil pemilik dan nelayan buruh. Sebanyak 31 keluarga nelayan kecil pemilik dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan Rp579.221/kapita/bulan (BPS 2022) dipilih sebagai sampel. Data primer kuantitatif dikumpulkan melalui sensus terhadap sampel terpilih, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dengan enam informan kunci. Data sekunder diperoleh dari DDP, studi literatur, dan instansi terkait. Ada empat kategori nelayan kecil di pesisir Muara Gembong, yaitu nelayan bubu, nelayan jaring kepiting/rajungan, nelayan jaring insang, dan nelayan jaring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan pada keluarga nelayan kecil bersifat musiman. Pendapatan nelayan berada di atas garis kemiskinan saat musim tangkap. Sebaliknya, saat musim paceklik, seluruh pendapatan keluarga nelayan menurun drastis dan berada di bawah garis kemiskinan. Meski mayoritas keluarga nelayan kecil mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, dalam unsur pangan ii sebanyak 64,52% makan tiga kali sehari, sepertiganya (35,48%) masih tergolong rawan pangan karena hanya makan dua kali sehari. Sebanyak 64,52% menjadi peserta BPJS, namun 35,48% tidak menjadi peserta. Selain itu, 61,29% memiliki sarana sanitasi (WC), sementara 38,71% masih tanpa sarana sanitasi. Dalam kondisi fisik rumah, 67,75% sudah berlantai tegel atau keramik, tetapi sepertiga lainnya masih menggunakan material tanah, semen, papan kualitas rendah, atau bambu. Sebanyak 61,29% kepala keluarga nelayan memiliki pekerjaan sampingan, sementara 38,71% tidak memiliki pekerjaan sampingan. Selain itu, 87% kepala keluarga berpendidikan maksimal hanya sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemiskinan nelayan kecil di Muara Gembong dipicu oleh faktor internal dan eksternal yang saling memperkuat. Secara internal, keterbatasan armada kecil (2–3 GT), alat tangkap sederhana, dan akses modal finansial yang minim memaksa nelayan bergantung pada pinjaman berbunga tinggi dari plele atau bank emok, sehingga menghambat produktivitas dan investasi. Secara eksternal, kerusakan ekosistem laut, abrasi, hilangnya mangrove, pencemaran, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan, ketiadaan TPI inklusif, dan lemahnya penegakan regulasi memperburuk hasil tangkapan serta posisi tawar nelayan. Relasi patron–klien dengan plele menciptakan ketergantungan ekonomi dan sosial yang membatasi kemandirian, sementara hambatan sistemik ini membuat kemiskinan sulit diputus karena menutup akses terhadap sumber daya, pasar, dan peluang ekonomi berkelanjutan. Resiliensi keluarga nelayan kecil terhadap perubahan musim menunjukkan belum adaptif sepenuhnya. Rendahnya tingkat pendidikan formal membatasi akses terhadap informasi dan inovasi. Modal fisik terbatas karena mayoritas hanya memiliki armada 1-3 GT dan satu jenis alat tangkap (80,65%), sehingga sulit beradaptasi dengan perubahan musim. Modal finansial lemah, terlihat dari 35,48% keluarga tanpa pekerjaan sampingan dan 48,39% tanpa tabungan, yang meningkatkan ketergantungan pada hasil musim tangkap. Modal sosial juga rapuh karena seluruh nelayan terikat dalam hubungan patron-klien yang mengurangi otonomi ekonomi. Modal alam semakin tertekan akibat kerusakan ekosistem laut, sementara modal kelembagaan lokal lemah terlihat dari hanya 9,7% yang bergabung dalam koperasi. Dari perspektif resiliensi Speranza, self-organization terbatas, hanya 48,4% yang terlibat dalam advokasi untuk peraturan larangan alat tangkap destruktif, capacity for learning rendah, hanya 6,45% mengolah hasil tangkapan, 12,90% yang memperluas wilayah tangkap, sehingga kemampuan adaptif keluarga nelayan kecil terbatas untuk menghadapi guncangan musim.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169056
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I3503211004_30cf246237c14a0f94455620be536665.pdfCover420.35 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_I3503211004_a576b5471b9a4130b1ee6802501a2e14.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.81 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.