EFIKASI MADU LINOT UNTUK PENGOBATAN LUKA INSISI KULIT PADA TIKUS (Sprague dawley)

Abstract

Luka insisi merupakan jenis luka yang diakibatkan oleh benda tajam. Madu Linot atau madu dari lebah tanpa sengat, dikenal memiliki sifat terapeutik seperti antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, dan berfungsi sebagai pelembab alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas madu Linot dalam mempercepat penyembuhan luka insisi pada kulit tikus berdasarkan pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus SpragueDawley yang dibagi menjadi empat kelompok perlakuan: kontrol negatif (luka tanpa perlakuan), kontrol positif (luka diobati dengan bioplasenton), perlakuan 1 (luka diobati dengan madu linot 75%), dan perlakuan 2 (luka diobati dengan madu linot 100%). Pengobatan diberikan satu kali sehari selama tujuh hari. Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian madu linot, baik pada konsentrasi 75% maupun 100%, memiliki pengaruh nyata terhadap berkurangnya sisa panjang luka, luas area luka, skoring variabel histopatologi, serta peningkatan kepadatan kolagen (P<0.05). Lebih lanjut, pada hari ke-3 dan ke-5, efikasi madu linot 75% setara dengan kelompok kontrol positif. Puncaknya, pada hari ke-7, kelompok madu linot 100% menunjukkan hasil yang paling optimal, terbukti efektif dalam mempercepat penutupan luka dan regenerasi jaringan.

Incision wounds are a type of wound caused by sharp objects, and linot honey, produced by stingless bees, is known for its therapeutic properties including antioxidant, antibacterial, and anti-inflammatory effects, as well as being a natural moisturizer for wound healing applications. The purpose of this study was to determine the effectiveness of linot honey in accelerating the healing of skin incision wounds in rats through macroscopic and microscopic observations. Thirty Sprague-Dawley rats were used in this study and were divided into four treatment groups: a negative control group (untreated wound), a positive control group (wound treated with bioplacenton), treatment 1 (wound treated with 75% linot honey), and treatment 2 (wound treated with 100% linot honey). The treatment was administered once daily for seven days. The results showed that the administration of linot honey, at both 75% and 100% concentrations, had a significant effect on the reduction of remaining wound length, wound area, histopathological variable scoring, and increased collagen density (P<0.05). Furthermore, on observation days 3 and 5, the efficacy of 75% linot honey was comparable to the positive control group. Ultimately, on day 7, the 100% linot honey group demonstrated the most optimal results, proving effective in accelerating wound closure and tissue regeneration.