Proses Penulisan Naskah Iklan Layanan Masyarakat Chatbot WhatsApp SIBOBA di Polres Boyolali

Abstract

Pada era digital saat ini, pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik menjadi sangat penting, termasuk dalam sektor kepolisian. Polres Boyolali menghadirkan inovasi layanan berupa chatbot WhatsApp SIBOBA (Polisi Boyolali Baik) sebagai solusi untuk mendekatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Chatbot ini dirancang sebagai sistem digital yang menyediakan informasi layanan kepolisian dan fasilitas pengaduan yang dapat diakses secara fleksibel melalui jaringan internet. Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami cara penggunaan chatbot tersebut. Oleh karena itu, diperlukan media yang komunikatif dan menarik seperti video iklan layanan masyarakat (ILM) untuk mengedukasi publik mengenai keberadaan dan manfaat dari layanan digital ini. Video iklan layanan masyarakat yang berjudul “Layanan dalam Genggaman SIBOBA” dengan tagline “SIBOBA Solusi Cepat Pelayanan Kepolisian” diproduksi untuk menjembatani komunikasi antara layanan digital kepolisian dan masyarakat. Penyusunan naskah video dilakukan oleh scriptwriter melalui beberapa tahapan kreatif mulai dari briefing, melakukan riset isu sosial, riset audiens, dan penentuan gaya bahasa, pengembangan ide melalui mind mapping yang mencakup penentuan tema dan topik utama, alur cerita, deskripsi karakter, serta ruang dan waktu, menyusun draft naskah, melakukan revisi draft naskah, hingga finalisasi. Penyusunan naskah iklan layanan masyarakat chatbot WhatsApp SIBOBA mengacu pada teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) agar pesan iklan disampaikan secara terstruktur dan optimal. Visual pembuka iklan layanan masyarakat chatbot WhatsApp SIBOBA menampilkan keindahan alam dan ikon khas Kabupaten Boyolali sebagai elemen attention, kemudian jembatan antara pembuka iklan dengan isi iklan yang mencerminkan unsur interest ditunjukkan dengan adegan tokoh utama menyapa tetangganya yang sedang mencari rumput di pinggir sawah, bagian isi ditunjukkan dengan interest yaitu adegan tokoh utama yang penasaran dengan stiker berisi informasi layanan chatbot WhatsApp SIBOBA. Kemudian desire ditunjukkan dengan adegan tokoh utama mencatat nomor WhatsApp SIBOBA. Penutup iklan diperkuat dengan call to action yang ditunjukkan dengan adegan himbauan persuasif dari polisi untuk masyarakat agar menggunakan layanan chatbot WhatsApp SIBOBA jika sewaktu-waktu mengalami gangguan kamtibmas seperti aksi balap liar. Video iklan tersebut dipublikasikan melalui tiga media berbeda yaitu instagram, TikTok, dan videotron yang dipilih untuk menjangkau audiens secara luas dari berbagai segmen usia dan latar belakang. Strategi komunikasi yang tepat serta pemanfaatan media sosial dan luar ruang secara sinergis dalam publikasi video ILM chatbot WhatsApp SIBOBA mampu meningkatkan kesadaran publik terhadap keberadaan layanan ini. Narasi yang disusun secara terstruktur melalui model komunikasi AIDA menjadikan pesan utama yang disampaikan dalam iklan layanan masyarakat chatbot WhatsApp SIBOBA mudah dipahami oleh audiens target terutama masyarakat Kabupaten Boyolali.

In today's digital era, the use of information technology in public services is crucial, including in the police sector. The Boyolali Police Department has introduced a service innovation in the form of the WhatsApp chatbot SIBOBA (Boyolali Good Police) as a solution to bring police services closer to the public. This chatbot is designed as a digital system that provides information on police services and a complaint facility that can be accessed flexibly via the internet. However, many people still don't understand how to use the chatbot. Therefore, communicative and engaging media such as public service announcement videos (PSAs) are needed to educate the public about the existence and benefits of this digital service. The public service announcement video, titled "Services in the Grip of SIBOBA," with the tagline "SIBOBA: A Fast Solution for Police Services," was produced to bridge communication between the police's digital services and the public. The video script was prepared by a scriptwriter through several creative stages, including briefings, social issue research, audience research, and determining the language style. Idea development through mind mapping, including determining the main theme and topic, storyline, character descriptions, and space and time, drafting the script, revising the draft, and finalizing it. The script for the SIBOBA WhatsApp chatbot public service announcement (PNS) was developed based on the AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) theory to ensure the message is delivered in a structured and optimal manner. The opening visual for the SIBOBA WhatsApp chatbot PNS showcases the natural beauty and iconic icons of Boyolali Regency as elements of attention. The bridge between the opening and the content, reflecting interest, is demonstrated by a scene where the main character greets a neighbor looking for grass on the edge of a rice field. The content is further illustrated by interest, with the main character curious about a sticker containing information about the SIBOBA WhatsApp chatbot service. Desire is then demonstrated by a scene where the main character notes down SIBOBA's WhatsApp number. The closing of the advertisement is reinforced with a call to action, demonstrated by a persuasive appeal from the police to the public to use the SIBOBA WhatsApp chatbot service if they experience any public order disturbances, such as illegal racing. The video advertisement was published through three different media platforms: Instagram, TikTok, and videotron, chosen to reach a broad audience across various age groups and backgrounds. The appropriate communication strategy and the synergistic use of social media and outdoor media in the publication of the SIBOBA WhatsApp chatbot PNS video have increased public awareness of the service. The narrative is structured using the AIDA communication model, making the main message conveyed in the SIBOBA WhatsApp chatbot public service advertisement easy to understand by the target audience, especially the people of Boyolali Regency.