Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167284| Title: | Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perusahaan Tekstil Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Th.2005-2011 |
| Authors: | Sinaga, Bonar Andati, Trias Purwadi, Teguh |
| Issue Date: | 2013 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Oleh karena itu, industri ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Industri tekstil nasional mampu memberikan kontribusi sebesar 2.1% terhadap Produk Domestik Bruto pada tahun 2009 (BPS 2010). Sumbangan devisa yang dihasilkan pada tahun 2009 mencapai USD 9 milyar. Indonesia menjadi eksportir terbesar ke 8 dunia untuk ekspor pakaian dan eksportir terbesar ke 11 dunia untuk ekspor tekstil (WTO 2011). Pengembangan industri tekstil di Indonesia bukan tanpa kendala. Kebijakan perdagangan, baik internasional seperti penghapusan kuota impor tekstil di Amerika Serikat dan Uni Eropa dan kebijakan perdagangan regional seperti ASEAN China Free Trade Area (ACFTA) membawa industri tekstil kepada tingkat persaingan yang semakin ketat. Selain itu kondisi seperti usia mesin, ketergantungan terhadap bahan baku impor dan kurangnya dukungan perbankan membuat industri ini menghadapi biaya produksi yang tinggi. Ketatnya persaingan dan tingginya biaya produksi membuat kinerja industri tekstil mengalami penurunan yang terlihat dari kinerja ekspor yang terus menurun dan kinerja impor yang semakin meningkat. Penurunan kinerja ini juga terlihat pada kemampuan perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam menghasilkan profit. Selama 2005-2011 profitabilitas perusahaan tekstil yang terdaftar di BEI berada pada posisi negatif yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan mengalami kerugian. Profitabilitas merupakan faktor yang sangat penting agar perusahaan dapat berkembang. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuannya untuk menambah aset yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya, sedangkan perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan sulit untuk bertahan apalagi berkembang. Profitabilitas perusahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengelolaan aset yang dimiliki serta pendanaan terhadap aset tersebut, sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi makroekonomi dan kebijakan yang mengatur perdagangan tekstil. Pengelolaan aset yang efisien akan menghasilkan tingkat perputaran aset yang tinggi artinya untuk menghasilkan tingkat penjualan tertentu dibutuhkan lebih sedikit aset, sehingga produktivitas aset meningkat. Peningkatan produktivitas aset akan menekan kebutuhan aset sekaligus meningkat profitabilitas perusahaan. Kebutuhan aset perusahaan tidak semuanya dapat dipenuhi oleh pemilik perusahaan sehingga membuat perusahaan menggunakan dana dari pihak eksternal. Ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola utangnya untuk menghasilkan penjualan yang tinggi hanya akan menyebabkan biaya utang yang tinggi, sehingga berdampak pada penurunan profitabilitas. Inflasi berpengaruh terhadap biaya produksi dan daya beli masyarakat yang akan berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Depresiasi kurs akan berdampak pada peningkatan harga bahan baku impor dan peningkatan nilai penjualan ekspor. Suku bunga akan berdampak pada besarnya biaya bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan, sedangkan ACFTA akan memberikan kesempatan perusahaan untuk menurunkan biaya produksi dengan adanya bahan baku impor dari China yang lebih murah dan peningkatan penjualan ke China. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini berfokus pada pengaruh faktor internal meliputi pengelolaan total aset dan solvabilitas serta faktor eksternal meliputi inflasi, kurs, suku bunga, dan kebijakan perdagangan (ACFTA) terhadap profitabilitas perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2011. Penelitian menggunakan data sekunder berupa data makroekonomi meliputi inflasi, kurs, suku bunga dan laporan keuangan perusahaan tekstil yang tercatat di BEI selama periode 2005-2011 dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan deskriptif dan pendekatan ekonometrika. Perusahaan tekstil yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan sehingga terdapat 91 titik pengamatan. Data diolah menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan bantuan software Eviews 6. Penelitian ini menggunakan variabel ROA sebagai variabel terikat (dependen) yang mewakili profitabilitas perusahaan dan variabel perputaran total aset (total asset turnover = TATO), solvabilitas (debt to asset ratio = DAR), inflasi, kurs, suku bunga Bank Indonesia, dan ACFTA sebagai variabel bebas (independen). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan tekstil yang menjadi sampel penelitian selama tahun 2005-2011 berfluktuasi pada posisi negatif selama 2005-2010 dan hanya pada tahun 2011 profitabilitas berada pada posisi positif. Nilai rata-rata ROA sebesar -0.0369 artinya secara rata-rata setiap rupiah yang diinvestasikan kedalam aset akan mengalami kerugian sebesar Rp 0.0369. Pengelolaan aset perusahaan yang dilihat menggunakan rasio aktivitas berupa tingkat perputaran total aset menunjukkan bahwa selama periode penelitian cenderung stabil dengan nilai rata-rata sebesar 1.0207 artinya setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk aset mampu menciptakan penjualan sebesar Rp. 1.0207. Analisis deskriptif tingkat solvabilitas menunjukkan bahwa rata-rata tingkat solvabilitas perusahaan tinggi yaitu 0.9239 artinya 92.39 % aset perusahaan didanai melalui utang. Hal ini menunjukkan bahwa industri tekstil sangat tergantung terhadap utang. Kondisi makroekonomi selama 2005-2011 fluktuatif terutama pada masamasa krisis global dimana terjadi depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang cukup tinggi, dan inflasi yang cenderung berfluktuasi pada periode tersebut. Oleh karena itu pemerintah mengambil kebijakan untuk meredam gejolak tersebut dengan menstabilkan suku bunga Bank Indonesia. Sementara itu dijalankannya ACFTA program Normal Track I membuat perdagangan tekstil antara Indonesia China mengalami peningkatan yang cukup besar. Kondisi krisis menyebabkan penjualan tekstil perusahaan sampel mengalami penurunan. Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap profitabilitas dilihat dengan menggunakan regresi data panel dengan model terpilih adalah model pooled least square model (PLSM). Berdasarkan hasil analisis regresi data panel dengan model PLSM menunjukkan bahwa secara keseluruhan arah hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap profitabilitas sesuai dengan teori dan logika. Nilai R2 yang dihasilkan sebesar 0.45 menunjukkan bahwa keragaman TATO, DAR, inflasi, kurs, SBI, dan ACFTA dapat menjelaskan keragaman profitabilitas sebesar 45% sedangkan sisanya sebesar 55% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian. Nilai p-value Fstatistik dari model signifikan pada α 5% maka paling tidak ada satu dari TATO, DAR, inflasi, kurs, SBI, dan ACFTA yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Terdapat tiga faktor yang memberikan pengaruh signifikan terhadap ROA yaitu TATO dengan pengaruh positif, DAR dengan pengaruh negatif dan inflasi dengan pengaruh negatif. Sedangkan tiga faktor lainnya yaitu kurs, suku bunga Bank Indonesia dan ACFTA tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka direkomendasikan kepada manajemen perusahaan agar lebih memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya untuk mendukung proses produksi. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki aset yang tidak produktif seperti aset yang tersedia untuk dijual, tanah yang hanya digunakan sebagai jaminan, aset-aset yang tidak digunakan harus segera diubah menjadi aset yang dapat mendukung penjualan perusahaan seperti dana segar dalam bentuk kas, sehingga dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tanpa perusahaan harus berutang. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa penggunaan utang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Selain itu manajemen harus mengubah struktur modalnya dengan menambah komponen ekuitas sehingga dapat menurunkan tingkat utang yang dapat dilakukan dengan menambah penjualan kepada publik dan mengubah utang yang ada menjadi penyertaan saham kepada perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan juga harus memperhatikan faktor inflasi sebagai faktor eksternal yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Salah satu yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan kontrak pembelian input sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko mengalami kenaikan harga yang terlalu tinggi yang dapat mengganggu proses produksi. Bagi Kementrian Perindustrian sebagai regulator harus senantiasa mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif terutama dalam mengurangi dampak inflasi yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1). Perbaikan infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan sehingga dapat menekan biaya transportasi, 2). Pengurangan pajak pertambahan nilai impor sehingga harga input dapat ditekan dan 3) Menjamin ketersediaan bahan baku dengan meningkatkan produksi bahan baku lokal. Bagi investor di pasar modal dapat berinvestasi pada sektor hilir industri tekstil karena sektor hilir memiliki tingkat produktifitas paling tinggi dan penggunaan aset yang lebih efisien dibandingkan sektor hulu dan menengah. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167284 |
| Appears in Collections: | MT - Business |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| R4413TEG.pdf Restricted Access | 1.29 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.