Perilaku Konsumtif Mahasantri: Pengaruh Interaksi Orang Tua, Komunikasi Kyai/Nyai, Kelekatan Teman Sebaya, Kontrol Diri, dan Religiusitas

Abstract

Fenomena perilaku konsumtif di kalangan mahasantri semakin menjadi perhatian, meskipun pesantren menanamkan nilai kesederhanaan dan pengendalian diri. Modernisasi dan transformasi sistem pesantren turut mendorong pola konsumsi berlebihan di kalangan santri. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh interaksi orang tua, komunikasi kyai, kelekatan teman sebaya, kontrol diri, dan religiusitas terhadap perilaku konsumtif santri, serta menyusun rekomendasi untuk membentuk karakter santri yang bijak dalam mengelola keuangan. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Mahasiswa Krapyak, Bantul, Yogyakarta pada Oktober–Desember 2024 dengan menggunakan kuesioner daring yang diisi oleh 320 responden (160 laki-laki dan 160 perempuan) usia 18–23 tahun. Hasil deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar santri berada pada tingkat sedang dalam seluruh variabel yang diteliti, termasuk interaksi dengan orang tua, komunikasi kyai, kelekatan teman sebaya, kontrol diri, religiusitas, dan perilaku konsumtif. Ini mencerminkan pola yang cukup baik, namun belum optimal. Temuan menunjukkan perbedaan pengaruh faktor sosial terhadap perilaku konsumtif berdasarkan jenis kelamin. Interaksi orang tua berpengaruh positif terhadap kontrol diri dan religiusitas, terutama pada santri perempuan, dan secara tidak langsung menekan perilaku konsumtif. Komunikasi dengan kyai berpengaruh positif terhadap religiusitas, tetapi berdampak negatif pada kontrol diri santri perempuan. Kelekatan teman sebaya berdampak negatif pada kontrol diri perempuan, namun tidak berpengaruh langsung pada perilaku konsumtif. Kontrol diri menjadi satu-satunya faktor yang konsisten menekan perilaku konsumtif, sedangkan religiusitas belum menunjukkan pengaruh signifikan. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan pentingnya memperkuat kontrol diri dan interaksi sosial yang berkualitas dalam keluarga. Santri yang memiliki hubungan emosional yang positif dengan orang tua cenderung memiliki kontrol diri lebih baik, yang pada akhirnya menekan perilaku konsumtif. Temuan tambahan menunjukkan bahwa usia ayah dan usia santri perempuan juga berkorelasi dengan perilaku konsumtif dan komunikasi kyai. Hal ini menegaskan bahwa pembinaan karakter santri perlu diarahkan pada penguatan pengendalian diri serta pemaknaan nilai religius secara lebih mendalam. Kata kunci: interaksi orang tua, kontrol diri, kelekatan teman sebaya, perilaku konsumtif, santri.

The phenomenon of consumptive behavior among mahasantri is increasingly becoming a concern, although pesantren instill the value of simplicity and self- control. Modernization and transformation of the pesantren system also encourage excessive consumption patterns among santri. This study aims to analyze the influence of parental interaction, kiaiKiyai communication, peer attachment, self- control, and religiosity on santri consumptive behavior, as well as to develop recommendations for shaping the character of santri who are wise in managing finances. The research was conducted at Krapyak Student Boarding School, Bantul, Yogyakarta in October-December 2024 using an online questionnaire filled out by 320 respondents (160 male and 160 female) aged 18-23 years. Descriptive results showed that most santri were at a moderate level in all variables studied, including interaction with parents, kyai communication, peer attachment, self-control, religiosity, and consumptive behavior. This reflects a fairly good pattern, but not yet optimal. The findings show differences in the influence of social factors on consumptive behavior based on gender. Parental interaction has a positive effect on self-control and religiosity, especially for female santri, and indirectly suppresses consumptive behavior. Communication with kyai has a positive effect on religiosity, but has a negative impact on self-control of female santri. Peer attachment has a negative impact on female self-control, but has no direct effect on consumptive behavior. Self-control is the only factor that consistently suppresses consumptive behavior, while religiosity has not shown a significant effect. Overall, this study shows the importance of strengthening self-control and quality social interactions within the family. Santris who have a positive emotional relationship with their parents tend to have better self-control, which in turn suppresses consumptive behavior. Additional findings show that father's age and female santri's age are also correlated with consumptive behavior and kyai communication. This confirms that santri character development needs to be directed at strengthening self-control and deeper understanding of religious values. Keywords: parental interaction, self-control, peer attachment, consumptive behavior, santri.