Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166441| Title: | Evaluasi Kerentanan Wilayah Terhadap Kemiskinan Energi Rumah Tangga di Indonesia |
| Other Titles: | Evaluating Regional Vulnerability to Household Energy Poverty in Indonesia |
| Authors: | Putri, Eka Intan Kumala Rahma, Hania Rahmah, Eva Fauzyah |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kemiskinan energi merupakan tantangan multidimensional yang berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kesehatan, pendidikan, dan pembangunan sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemiskinan energi rumah tangga di Indonesia melalui dua pendekatan utama. Pertama, analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan kondisi kemiskinan energi rumah tangga di seluruh provinsi di Indonesia, dengan menggunakan lima indikator utama: akses terhadap listrik, bahan bakar memasak bersih, kepemilikan kulkas, ponsel, dan akses internet. Hasil analisis menunjukkan adanya ketimpangan yang mencolok antara wilayah perkotaan dan perdesaan, terutama di Indonesia bagian timur, seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, yang memiliki tingkat keterbatasan akses energi yang jauh lebih tinggi dibanding wilayah lain. Kedua, penelitian ini mengembangkan indeks komposit untuk mengukur tingkat kerentanan wilayah terhadap kemiskinan energi rumah tangga, dengan mengintegrasikan tiga dimensi utama: exposure, sensitivity, dan adaptive capacity, sesuai kerangka IPCC (2022) dan subdimensi aksesibilitas dan keterjangkauan sesuai kerangka PPEO (2010) dalam sebuah indeks bernama Indeks Kerentanan Wilayah dan Kemiskinan Energi (IKWKE). Penelitian ini mempertimbangkan indikator geografis dan risiko multi-bencana untuk menangkap kompleksitas konteks kepulauan di Indonesia. Pendekatan integratif yang menggabungkan dimensi kerentanan wilayah dan kemiskinan energi dalam indeks IKWKE merupakan kontribusi baru dalam studi kemiskinan energi di wilayah kepulauan. Hasil tujuan kedua menunjukkan bahwa wilayah Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku memiliki skor IKWKE tertinggi. Tingginya kerentanan di wilayah timur Indonesia mencerminkan tantangan geografis dan infrastruktur yang masih belum memadai. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan perlunya kebijakan energi yang kontekstual, dengan pendekatan berbasis wilayah yang mempertimbangkan kondisi geografis, risiko bencana, dan kesenjangan sosial ekonomi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166441 |
| Appears in Collections: | MT - Economic and Management |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_H0501211008_d05a550e435847d7ac0f7b8571b0d854.pdf | Cover | 976.57 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_H0501211008_d90efa6fa71a4dcfaa824c27fa24d016.pdf Restricted Access | Fulltext | 7.66 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_H0501211008_9cbf8b98cff64db6a93facaca1487674.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.25 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.