Analisis Kinerja Rantai Pasok Jamur Tiram Putih pada CV Asa Agro Corporation

Abstract

CV Asa Agro Corporation merupakan perusahaan yang bergerak dalam budidaya dan distribusi jamur tiram putih dengan sistem kemitraan bersama 7 petani lokal. Meskipun memiliki struktur rantai pasok yang jelas, perusahaan masih menghadapi kendala pada manajemen rantai pasok khususnya kualitas hasil panen dan distribusi yang belum efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur rantai pasok, mengukur kinerja dan efisiensinya, serta merumuskan strategi perbaikan. Metode yang digunakan mencakup SCOR, AHP, dan DEA. Hasil penelitian menunjukkan atribut reliability memperoleh nilai kinerja terendah sebesar 78% dan hasil AHP pada reliability (0,589) menjadi prioritas dengan bobot tertinggi yang mengindikasikan bahwa perusahaan sangat bergantung dengan kondisi produk sempurna. Analisis DEA menunjukkan bahwa sebagian besar mitra petani belum mencapai efisiensi optimal dengan nilai efisiensi dibawah 100%. Strategi dalam implikasi manajerial yang disarankan meliputi pelatihan teknis budidaya, evaluasi kinerja mitra, penerapan SOP secara konsisten, dan optimalisasi logistik yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dan meningkatnya profitabilitas perusahaan.

CV Asa Agro Corporation is a company engaged in the cultivation and distribution of white oyster mushrooms with a partnership system with 7 local farmers. Despite having a clear supply chain structure, the company still faces obstacles in supply chain management, especially the quality of crops and inefficient distribution. This study aims to analyze the supply chain structure, measure its performance and efficiency, and formulate improvement strategies. The methods used include SCOR, AHP, and DEA. The results showed that the reliability attribute obtained the lowest performance value of 78% and the AHP results on reliability (0.589) became the priority with the highest weight, indicating that the company was very dependent on perfect product conditions. DEA analysis shows that most of the farmer partners have not achieved optimal efficiency with efficiency values below 100%. Strategies in managerial implications suggested include technical cultivation training, evaluation of partner performance, consistent application of SOPs, and optimization of logistics which are expected to improve supply chain efficiency and increase company profitability.