Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165273| Title: | Strategi Pengembangan Model Bisnis Sayuran Organik Kelompok Wanita Tani Mekar Sari Desa Neglasari Kabupaten Bogor |
| Other Titles: | Development Strategic of the Organic Vegetable Business Model for the Mekar Sari Women's Farming Group in Neglasari Village Bogor Regency |
| Authors: | Hardjomidjojo, Hartrisari Machfud Pranatasari, Nur Army |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Perubahan model bisnis memiliki implikasi yang luas terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk aspek sosial dan lingkungan. Business model canvas (BMC) sebagai kerangka kerja yang paling sering digunakan dalam merancang model bisnis, namun konsep keberlanjutan yang melibatkan dimensi sosial dan lingkungan sering kali tidak sepenuhnya terintegrasi dalam penggunaan BMC. Dengan kata lain, BMC cenderung lebih fokus pada dimensi ekonomi saja. Untuk menjawab kompleksitas tantangan keberlanjutan (sustainability), salah satu alat yang dapat digunakan dalam merancang model bisnis adalah business model canvas for sustainability (BMCS). Konsep inovasi model bisnis ini mengintegrasikan tiga pilar keberlanjutan (ekonomi, sosial, dan lingkungan) ke dalam satu kanvas yang kini menjadi fokus utama dalam studi akademis. Selama beberapa tahun terakhir, kajian mengenai kewirausahaan dan bisnis lebih banyak difokuskan pada wilayah perkotaan, dengan analisis mendalam pada penciptaan dan pengembangan nilai bisnis. Studi tentang kewirausahaan pedesaan, terutama di negara berkembang, masih sangat terbatas, padahal sektor ini memiliki potensi besar untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta mendorong pembangunan berkelanjutan, terutama melalui pemberdayaan perempuan. Terdapat juga kesenjangan riset terkait peran perempuan dalam pertanian organik, meskipun partisipasi mereka cukup tinggi. Demikian, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami dinamika bisnis di pedesaan dan mengembangkan model-model yang sesuai dengan konteks lokal. Salah satu bentuk kewirausahaan desa yang terus berkembang adalah pertanian organik. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, permintaan terhadap produk pertanian sayuran organik terus meningkat. Meski peluang pasar terbuka, pengembangan pertanian organik, terutama di tingkat desa, masih menghadapi berbagai tantangan yang serius, seperti yang dialami oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Sari di Desa Neglasari. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi model bisnis yang ada, memetakan kondisi dan posisi bisnis yang dijalankan oleh Kelompok Wanita Tani Mekar Sari, serta merancang strategi alternatif untuk model bisnis sayuran organik berbasis desa yang tepat dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui studi kasus tunggal. Hasil analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi 10 elemen utama BMCS mengacu pada buku Developing Business Models with the Sustainable Business Canvas: Manual for conducting workshops. Penentuan atribut dan indikator bisnis sayuran organik KWT Mekar Sari secara berkelanjutan untuk masing-masing merujuk pada elemen (visi and mission, value proposition, customers, competitors, stakeholders, revenue model, key resources, key activities, key partnership and cost structure). Secara keseluruhan, total 10 elemen tersebut terdiri atas 30 atribut yang digunakan untuk merepresentasikan status keberlanjutan bisnis KWT di Desa Neglasari. Seluruh atribut dan indikator yang diperoleh dari studi literatur divalidasi oleh pakar sebelum digunakan dalam proses penilaian. Pemberian scoring untuk setiap atribut yang telah disetujui oleh pakar dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Analisis scoring dilakukan untuk mengidentifikasi elemen dan atribut paling rendah yang mempengaruhi perubahan indeks keberlanjutan. Hasil scoring dianalisis dengan menggunakan sustainability index untuk memetakan kondisi bisnis ke dalam empat pemetaan, yaitu nilai indeks kurang dari 25% menunjukkan kondisi bisnis buruk, nilai indeks 25,00-49,99% menunjukkan kondisi bisnis kurang, nilai indeks 50-74,99% menunjukkan kondisi bisnis baik dan nilai indeks diatas 75% menunjukkan kondisi bisnis sangat baik. Peningkatan keberlanjutan bisnis sayuran organik disimulasikan melalui penyesuaian scoring pada atribut yang paling berpengaruh berdasarkan hasil analisis nilai indeks, yaitu dengan menaikkan nilainya satu tingkat. Hasil peningkatan indeks dari simulasi ini dijadikan sebagai strategi prioritas keberlanjutan bagi bisnis sayuran organik KWT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan dalam model bisnis yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan terhadap BMCS KWT Mekar Sari menunjukkan bahwa model ini telah mengarah pada praktik bisnis berkelanjutan, meskipun belum sepenuhnya menyeluruh. Secara ekonomi sudah cukup kuat, cost structure dan revenue model mencerminkan efisiensi dan inovasi. Dari dimensi sosial, elemen stakeholder seperti keterlibatan petani lokal, pemerintah, dan konsumen serta value proposition berupa produk sehat dan terjangkau. Sementara itu, dimensi lingkungan yang masih memerlukan penguatan. Dengan demikian, BMCS perlu penguatan khusus pada elemen-elemen yang belum terintegrasi agar mencapai model bisnis berkelanjutan secara holistik. Status keberlanjutan bisnis dalam setiap elemen dibagi menjadi dua kelompok: kategori buruk untuk elemen value proposition dan key partnership, serta kategori baik untuk elemen competitors, revenue model, dan key activities. Pemetaan menunjukkan peningkatan status keberlanjutan bisnis KWT dari baik menjadi sangat baik melalui simulasi bertahap, yang berfokus pada elemen value proposition, key partnership, revenue model, key activities, dan competitors. Strategi pengembangan dirancang secara bertahap untuk mendorong peningkatan indeks keberlanjutan di seluruh elemen. Analisis ini menghasilkan strategi pengembangan model bisnis berkelanjutan yang adaptif, fokus pada kemitraan strategis, peningkatan skala pemasaran dan penjualan, peningkatan nilai jual dan daya tawar, diversifikasi produk, dan percepatan sertifikasi organik. Implikasi manajerial dari strategi ini menekankan pentingnya sinergi antar-stakeholder: pemerintah dan dinas terkait perlu memfasilitasi kemitraan distribusi; lembaga sertifikasi dan penyuluh pertanian diharapkan mempercepat proses sertifikasi dan peningkatan kualitas produk; serta lembaga keuangan dan mitra usaha dapat mendukung akses pendanaan dan pelatihan KWT. Studi ini berkontribusi pada pengembangan model bisnis berkelanjutan dengan mengatasi kesenjangan dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam kerangka kerja BMC, terutama dalam konteks bisnis berbasis desa. Studi ini menunjukkan bahwa BMCS merupakan salah satu alat model bisnis yang relevan dan dapat dipertimbangkan untuk merancang bisnis yang lebih berkelanjutan. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165273 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_F3501231006_48f7636f2584441482dd1c8371c9effa.pdf | Cover | 2.44 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_F3501231006_c2f90a3fafa54dc7aeb21c939e8a5bc6.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.53 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_F3501231006_92bf498fd8c7435da525d47c1454f669.pdf Restricted Access | Lampiran | 3.07 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.