Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163468| Title: | Studi Komparatif Metode Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan pada Daun Afrika (Vernonia amygdalina DEL.) |
| Other Titles: | |
| Authors: | Sailah, Illah Purnawati, Rini Safitri, Linda |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap efek samping obat kimia telah mendorong pergeseran ke pengobatan herbal, yang dianggap lebih aman karena berasal dari bahan alami dan memiliki efek samping yang minimal. Salah satu tanaman yang memiliki potensi besar sebagai obat herbal adalah Daun Afrika (Vernonia amygdalina DEL.), yang dikenal memiliki kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid, tannin, dan senyawa fenolik. Senyawa-senyawa ini berperan penting sebagai antioksidan yang mampu menetralisir radikal bebas penyebab berbagai penyakit degeneratif. Potensi Daun Afrika sebagai sumber antioksidan alami sangat bergantung pada metode pasca panen, khususnya pengeringan, karena dapat memengaruhi kandungan dan stabilitas senyawa bioktifnya. Pengeringan merupakan tahap penting dalam produksi simplisia, untuk mengurangi kadar air sehingga menghambat memperpanjang masa simpan bahan herbal. Namun, suhu dan durasi pengeringan yang tidak tepat dapat merusak atau menurunkan kandungan metabolit sekunder. Oleh karena itu, pemilihan metode pengeringan yang sesuai menjadi hal krusial untuk menjaga kualitas senyawa bioaktif dalam bahan tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tiga metode pengeringan, yaitu efek rumah kaca, oven microwave, dan air fryer. Hasilnya menunjukkan bahwa metode oven microwave menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 19,41 ppm, diikuti oleh efek rumah kaca (21,28 ppm), dan air fryer (30,24 ppm). Ketiga nilai tersebut menunjukan aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Selain aktivitas antioksidan, penelitian juga mengidentifikasi senyawa aktif dari masing-masing metode pengeringan dengan menggunakan kromatografi dan analisis massa. Pengeringan dengan efek rumah kaca menghasilkan jumlah senyawa terbanyak (34 senyawa), disusul oleh air fryer (31 senyawa), dan oven microwave (25 senyawa). Perbedaan ini menunjukkan bahwa suhu dan durasi pemanasan dapat memengaruhi stabilitas dan keberagaman senyawa metabolit. Identifikasi senyawa dilakukan menggunakan perangkat lunak MassLynx 4.1 dan validasi struktur melalui basis data PubChem. Selanjutnya, analisis in silico dilakukan melalui prediksi aktivitas biologis menggunakan PASS Online serta studi molecular docking untuk mengevaluasi interaksi senyawa dengan target protein. Salah satu senyawa antioksidan, yaitu Alpha,beta-dehydrocurvularin atau dikenal juga sebagai (9E)-13,15-dihydroxy-5-methyl-4 oxabicyclo[10.4.0]hexadeca-1(12),9,13,15-tetraene-3,11-dione, dipilih untuk dianalisis lebih lanjut melalui simulasi molecular docking terhadap HDAC2 yang berperan dalam regulasi ekspresi gen dan berpotensi sebagai target terapi penyakit. Hasil docking menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki nilai binding affinity sebesar -6,1 kcal/mol, yang menunjukkan afinitas pengikatan yang cukup kuat terhadap kantong aktif protein target. Residu yang berinteraksi dengan ligan berdasarkan hasil docking dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis interaksi, yaitu: ikatan hidrogen (melibatkan residu TYR330, ARG300, ARG264, dan THR298), interaksi elektrostatik (terjadi dengan residu ARG300), serta interaksi hidrofobik (melibatkan residu LYS25, ILE299, dan ARG300). Berdasarkan tingkat kekuatannya, ikatan hidrogen memiliki peran paling dominan, diikuti oleh interaksi elektrostatik dan kemudian interaksi hidrofobik. Ikatan hidrogen memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan kompleks antara ligan dan reseptor, serta diketahui mampu meningkatkan kekuatan afinitas ligan terhadap protein target. Keberagaman jenis ikatan ini menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap pengikatan ligan Alpha,beta-dehydrocurvularin pada kantong aktif protein HDAC2, yang dapat menunjang kestabilan dan efektivitas interaksinya. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menunjukkan potensi Daun Afrika sebagai sumber antioksidan alami, tetapi juga sebagai kandidat bahan aktif dalam pengembangan obat berbasis senyawa alam, khususnya melalui pendekatan molecular docking untuk mendukung efektivitas terapetik secara komputasional. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163468 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_F3501231010_5b251860ff0c4cd1aa8b597a503df5cb.pdf | Cover | 2.96 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_F3501231010_a335f95f2973403499e5a5794be303da.pdf Restricted Access | Fulltext | 9.14 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_F3501231010_1b2f97a0b8f44e5d81173dffff5af058.pdf Restricted Access | Lampiran | 7.13 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.