Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162524| Title: | Risiko Paparan Formaldehida dari Konsumsi Mi Basah dan Mi Kering pada Masyarakat Bogor |
| Other Titles: | |
| Authors: | Purnomo, Eko Hari Giriwono, Puspo Edi Rahim, Nadya Salma |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Hidangan mi masih menjadi pilihan hidangan berat selain nasi, sehingga masih sering ditemui, seperti mi ayam, mi kuning dengan bakso, dan soto mi. Namun, mi masih menjadi sasaran pengawetan dengan formalin, suatu bahan pengawet kimia yang sudah dilarang penggunaannya pada makanan oleh pemerintah. Perlu adanya perkiraan paparan formaldehida pada masyarakat Bogor untuk menentukan risiko dari konsumsi hidangan mi. Penelitian ini menguji kadar formaldehida pada mi basah dan mi kering, perkiraan paparan, dan risikonya pada masyarakat Bogor. Pengujian kadar formaldehida dilakukan dengan metode spektrofotometer dengan reagen Nash. Reagen ini bereaksi dengan formaldehida, menghasilkan warna kuning yang dapat diukur. Pengukuran paparan dilakukan dengan pendekatan probabilistik, menghitung Estimated Daily Intake (EDI) dengan kadar formaldehida, volume konsumsi hidangan soto mi, mi ayam, mi kuning dengan bakso, mi kocok, mi goreng, dan tumis mi dari Survei Konsumsi Makanan Individu 2014 (SKMI 2014), dan berat badan populasi Bogor per kelompok usia dalam simulasi Monte Carlo. Simulasi dijalankan dalam @Risk dengan iterasi 10000. Karakterisasi risiko ditentukan dengan nilai Hazard Quotient dengan membagi nilai paparan dengan nilai batas aman paparan oral. Paparan dianggap berisiko kesehatan jika nilai HQ lebih dari 1. Mi basah mengandung 0,28 mg formaldehida per gram, sementara mi kering mengandung 1,03 mg formaldehida per gram. Hampir seluruh konsumsi hidangan mi kuning yang tercatat diketahui sudah berisiko terhadap kesehatan sebab formaldehida di dalamnya, terutama jika berasal dari mi kering. Hidangan mi yang dengan paparan formaldehida tertinggi adalah mi kuning dengan bakso dari mi kering untuk semua kelompok usia. Rata-rata paparan formaldehida dari mi kering dengan bakso pada balita (<5 tahun) sebesar 2,55 mg/kg berat badan/hari, remaja (10-18 tahun) sebesar 1,74 mg/kg berat badan/hari, anak-anak (5-9 tahun) sebesar 1,73 mg/kg berat badan/hari, lanjut usia (=60 tahun) sebesar 1,29 mg/kg berat badan/hari, dan dewasa (19-59 tahun) sebesar 1,14 mg/kg berat badan/hari. Hasil analisis mengindikasikan bahwa konsumsi mi yang diuji menunjukkan potensi risiko kesehatan signifikan pada mayoritas populasi yang disebabkan oleh paparan formaldehida, khususnya pada sub-populasi konsumen dengan tingkat konsumsi persentil atas. Analisis risiko probabilitas secara spesifik mengidentifikasi kelompok balita (<5 tahun) dan lanjut usia (=60 tahun) sebagai populasi dengan tingkat kerentanan tertinggi. Risiko gangguan kesehatan pada kelompok balita teridentifikasi pada tingkat konsumsi mi kering lebih dari 20 gram per hari, sedangkan pada kelompok lanjut usia, risiko serupa teramati pada konsumsi mi basah di atas 100 gram per hari. Temuan ini menegaskan urgensi penerapan strategi mitigasi risiko yang komprehensif untuk melindungi seluruh kelompok konsumen. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/162524 |
| Appears in Collections: | UT - Food Science and Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_F2401201106_101b0802ec394837b68eaf2752d9d305.pdf | Cover | 927.03 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_F2401201106_3c66603520c5482fadd5c2dafe899a6c.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.04 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_F2401201106_34023f59528b4da3bfde3000c24926cc.pdf Restricted Access | Lampiran | 457.58 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.