Model Pengelolaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Berkelanjutan Berbasis Halal, Lean, Resilient dan Green (HLARG) di Kota Bogor

Abstract

Indonesia dengan populasi umat muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam meningkatkan permintaan produk halal baik di pasar domestik maupun internasional terutama pada industri halal. UKM menjadi salah satu sektor penting pada industri halal sehingga UKM memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, meskipun kontribusi UKM signifikan, terutama dalam menyerap lebih dari 97% tenaga kerja, pengelolaan UKM masih dilakukan secara tradisional dan menghadapi berbagai tantangan, termasuk digitalisasi, perubahan perilaku generasi milenial, serta ketidakseimbangan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam. Hal ini berdampak pada rendahnya produktivitas, daya saing yang lemah, dan kurang optimalnya kontribusi UKM, khususnya pada sektor UKM pangan yang diwajibkan memiliki sertifikasi halal. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan model pengelolaan UKM berkelanjutan yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, ketahanan terhadap perubahan, dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan sehingga UKM mempunyai dayasaing yang tinggi dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengelolaan UKM berkelanjutan berbasis HLARG, yang mencakup analisis perkembangan penelitian halal, peran halal pada kinerja keuangan, penerapan dan pengukuran indeks HLARG, analisis faktor kunci pengelolaan, serta strategi pengelolaan UKM yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan analisis bibliometrik dengan data dari database Scopus selama 2013–2022. Visualisasi dan analisis jaringan dilakukan menggunakan VOSviewer, Scimago Graphica, Bibliometrix, dan Microsoft Excel. Tren penelitian UKM pangan halalmenunjukkan peningkatan selama dekade terakhir, dengan Malaysia memimpin jumlah publikasi. The Journal of Islamic Marketing menjadi jurnal paling produktif, sementara Universiti Utara Malaysia dan Ali MH masing-masing merupakan institusi dan penulis dengan kontribusi tertinggi. Peluang penelitian masa depan meliputi keberlanjutan, sosial, inovasi teknologi, serta peningkatan produktivitas dan daya saing UKM makanan halal. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa sertifikasi halal berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan UKM makanan. Meta-analisis terhadap enam artikel yang dipilih dari 55 artikel menunjukkan bahwa UKM makanan bersertifikat halal mengalami peningkatan penjualan signifikan dibandingkan yang tidak bersertifikat (SMD: 3.182; 95% CI: 1.228–5.136; p<0.001). Di Indonesia, Kota Bogor mencatat penjualan tertinggi dibandingkan kota lainnya (SMD: 12.105; 95% CI: 10.289–13.922; p<0.001). Rata rata kenaikan penjualan mendekati angka 40%. Studi mengenai pengukuran daya saing UKM pangan menggunakan pendekatan HLARG (Halal, Lean, Agile, Resilient, Green) menggabungkan aspek-aspek ini menjadi satu indeks untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan. Pendekatan ini memperkenalkan indeks baru untuk mengukur penerapan aspek HLARG pada UKM pangan dan dapat digunakan sebagai alat untuk mencari perbaikan. Penerapan halal memiliki nilai yang tertinggi yaitu 3,26 di ikuti oleh agile (3,03), lean (2,89), resilient (2,83) dan terakhir adalah green (2,68). Penelitian tentang implementasi HLARG di UKM pangan di Bogor menunjukkan bahwa banyak subindikator HLARG yang belum diterapkan dengan baik, Fokus perbaikan penerapan HLARG yaitu R4, R7, H10, L5, A9 dan G6. Perhitungan indeks HLARG di Bogor menunjukkan nilai rendah (2.94) dibandingkan dengan penilaian pakar (4.17). Oleh karena itu, penerapan HLARG perlu ditingkatkan untuk memperbaiki daya saing UKM pangan. Penelitian ini mengidentifikasi faktor kunci yang memengaruhi produktivitas dan daya saing UKM pangan di Bogor menggunakan metode Interpretive Structural Modeling (ISM). Hasilnya menunjukkan bahwa faktor utama adalah peningkatan keberlanjutan usaha, dengan indikator penting adalah peningkatan jumlah UKM bersertifikasi halal. Kendala utama adalah rendahnya pemahaman produk halal dan kompleksitas kebijakan serta peraturan pemerintah. Faktor kunci untuk mengatasi kendala ini adalah penyediaan insentif untuk sertifikasi halal bagi UKM. Temuan ini memberikan kontribusi dalam merumuskan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan UKM pangan. Dalam konteks pengelolaan UKM pangan di Bogor, penelitian menggunakan metode Analytical Network Process (ANP) untuk mengevaluasi strategi prioritas. Kawasan Halal Terpadu menjadi prioritas utama (bobot 0,218), diikuti oleh Bogor UKM Center (0,217), dan penerapan inovasi dan teknologi (0.207). Selain itu, peningkatan literasi halal (0,171) juga dianggap penting. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam merumuskan strategi prioritas yang dapat mendukung keberlanjutan dan daya saing UKM pangan. Penelitian terakhir adalah mengembangkan model pengelolaan UKM pangan berbasis HLARG di Bogor menggunakan Soft System Methodology (SSM). Model ini mencakup pengembangan kawasan halal terpadu sebagai solusi strategis untuk mendukung keberlanjutan UKM pangan, serta implementasi berbasis HLARG untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas. Model ini diharapkan dapat diterapkan di tingkat UKM untuk meningkatkan keberlanjutan sektor pangan di Bogor.