Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160804| Title: | Analisis Rantai Pasok Dan Rancang Bangun Traceability System Kopi Robusta Berbasis Android di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur |
| Other Titles: | Supply Chain Analysis and Traceability Design of Android-Based Robusta Coffee System in East Bolaang Mongondow Regency. |
| Authors: | Pertiwi, Setyo Nugroho, Lilik Pujantoro Eko Alhabsyi, Mohamad Fadel |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kopi (Coffea.sp) menjadi suatu komoditas bisnis yang paling banyak digemari sampai saat ini dan aktivitas tersebut berkontribusi terhadap meningkatnya permintaan akan biji kopi di Indonesia. Bolaang Mongondow Timur merupakan salah satu daerah penghasil biji kopi robusta terbesar kedua yang ada di Provinsi Sulawesi Utara dan menjadi sumber pendapatan bagi sebagian masyarakat di daerah. Meskipun memiliki potensi dan prospek yang besar dalam industri pertanian, petani kopi Bolaang Mongondow Timur justru menghadapi permasalahan serius terkait disparitas harga biji kopi di lapangan. Ketimpangan harga yang disebabkan oleh kurangnya keterbukaan informasi sehingga menyebabkan terjadinya asimetri informasi harga ataupun kualitas produk menjadi faktor penting yang dapat mempengaruhi kesejahteraan petani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mekanisme, penanganan pascapanen, menghitung nilai tambah dan mengukur kinerja rantai pasok, serta merancang sistem ketertelusuran kopi robusta yang dapat membantu tempat pengolahan dalam melakukan monitoring terhadap kualitas bahan baku. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, pengambilan data dilakukan melalui wawancara, penyebaran kuesioner dan survei lapangan. Kuesioner disusun dengan pertanyaan semi-terstruktur agar memiliki fleksibilitas dalam memperoleh kedalaman informasi. Pengolahan data menggunakan metode Vorst untuk mengidentifikasi rantai pasok, perhitungan nilai tambah yang diperoleh menggunakan metode Hayami dan penilaian kinerja rantai pasok dengan menggunakan pendekatan metode SCOR (Supply Chain Orientation Reference) dengan pengambilan keputusan AHP (Analytical Hierarchy Process), pada tahapan terakhir yaitu desain sistem ketertelusuran kopi robusta menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle). Berdasarkan hasil wawancara dan studi di lapangan diketahui bahwa struktur rantai pasok yang mendukung keberlangsungan komoditas kopi robusta di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur terdiri atas petani, pengepul, tempat pengolahan, coffee roastery dan industri ritel dalam daerah. Petani berperan sebagai pemasok bahan baku, pengepul sebagai distributor dan tempat pengolahan sebagai produsen. Sinkronisasi antar anggota rantai pasok terjadi disebabkan adanya proses customer order dalam proses bisnisnya. Penanganan pascapanen kopi robusta meliputi panen, sortasi, pengeringan, pengupasan kulit kering, sortasi biji kering, penyangraian, penggilingan dan pengemasan. Analisis nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami menemukan bahwa petani menerima rasio keuntungan terbesar dengan menjual biji kopi basah dengan tingkat kematangan yang seragam sebesar Rp2820-3320/kg dengan rasio 43- 47%, sedangkan untuk biji kopi dengan tingkat kematangan campuran sebesar Rp320/kg dengan rasio 8%, untuk biji kopi kering hasil pengeringan alami memperoleh keuntungan sebesar Rp6320-7570/kg dengan rasio 63-67%, sedangkan untuk pengeringan mekanis Rp7570-8820/kg dengan rasio 67-71%. Pengepul menerima keuntungan setiap kali melakukan distribusi biji kopi kering hasil pengeringan alami sebesar Rp8638/kg dengan rasio 18%, sedangkan pengeringan mekanis sebesar Rp4638/kg dengan rasio 9.3%. Analisis nilai tambah pada tempat pengolahan dilakukan pada 3 industri rumahan, pertama Kopine Isco menerima keuntungan dalam memasarkan produk biji kopi roasting sebesar Rp10.143/kg dengan rasio 17%, sedangkan bubuk kopi Rp29.250/kg dengan rasio 36%. Kedua Dela dan Lita Coffee menjual bubuk kopi menerima keuntungan sebesar Rp68.679/kg dengan rasio 85%. Ketiga Robusta Gunung Ambang menerima keuntungan dengan menjual greenbean sebesar Rp5820/kg dengan rasio 47%, sedangkan untuk bubuk kopi Rp39.625/kg dengan rasio 81%. Selanjutnya untuk mengetahui kinerja rantai pasok dilakukan pengukuran kinerja berdasarkan penilaian matrik yang dilakukan oleh para pakar dan data perbandingan aktual serta target tiap anggota. Hasil pengukuran kinerja yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa petani memiliki persentase sebesar 51.2%, pengepul sebesar 57.7% dan tempat pengolahan sebesar 63.8%, hasil ketiga stakeholder masuk dalam klasifikasi rata-rata. Sistem ketertelusuran sudah berhasil dibuat dan diberi nama Kinton (Kopi Inaton) yang diambil dari bahasa Bolaang Mongondow yang berarti kopi kita semua. Sistem dapat mencatat informasi produk para aktor yaitu petani, pengepul, tempat pengolahan, dan coffee roastery, serta dapat melakukan ketertelusuran informasi seputar asal usul biji kopi secara real-time dan transparan dengan cara pindai QR Code yang berasal dari sistem sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan khususnya pada tempat pengolahan saat memasok bahan baku dari supplier. Pengujian aplikasi dilakukan dua kali yaitu pengujian alfa menunjukan bahwa semua fitur di dalam sistem berjalan dengan normal, dan pengujian beta yaitu implementasi di lapangan yang menunjukan sistem dapat diterapkan. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/160804 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_F1502211010_1d628f1da90e4d8085ae675a78244eb3.pdf | Cover | 2.78 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_F1502211010_a37d83d37d5d45289560365280fe54bd.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.42 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_F1502211010_0be57bd0b7684d79886d760b1d8accd1.pdf Restricted Access | Lampiran | 3.4 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.