Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perkebunan Kelapa Kopyor Hasil Kultur Jaringan (Studi Kasus: Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia/ Pusat Penelitian Kelapa Sawit Unit Bogor)

Abstract

Kelapa kopyor merupakan tanaman unik dan eksotis. Terdapat berbagai keunggulan kelapa kopyor namun belum disambut oleh pelaku usaha adalah suatu fenomena yang menarik. Keterbatasan informasi mengenai sistem budidaya dan kelayakan usaha, khususnya kelapa kopyor kultur jaringan diperkirakan sebagai penyebab fenomena tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan finansial usaha kelapa kopyor hasil kultur jaringan di Pusat Penelitian Boteknologi dan Boindustri Indonesia (PPBBI). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2022. Penelitian mengambil empat narasumber dari PPBBI. Analisis kelayakan meliputi beberapa aspek, yaitu; teknis, institusional-organisasional-manajerial, sosial, komersial, dan finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha kelapa kopyor di PPBBI secara teknis layak sesuai dengan syarat tumbuh kelapa kopyor dan dengan banyak penggunaan sarana produksi berbasis organik dan hayati maka usaha ini bersifat ramah lingkungan dan berproduksi optimal. Secara institusional-organisasional-manajerial, pengelolaan kebun kelapa kopyor telah dilakukan secara professional. Dari aspek sosial, pelaksanaan usaha kelapa kopyor memberikan nilai tambah pada masyarakat sekitar kebun dalam hal kesempatan bekerja maupun sebagai distributor buah kelapa kopyor. Dari aspek komersial, dalam penetapan harga, PPBBI menggunakan value based strategy dan dibandingkan dengan marketplace. Dari aspek finansial usaha kelapa kopyor PPBBI mempunyai NPV Rp 4.110.081.357, Gross B/C 3,74, Net B/C 9,30, IRR 39,16%, dan PP selama 5 tahun 1 bulan.

Kopyor coconut (Cocos nucifera L.) is a unique and exotic coconut fruit. There are various advantages of kopyor coconut but it has not been welcomed by business actors, which is an interesting phenomenon. Limited information regarding the business feasibility, especially tissue culture kopyor coconut is thought to be the cause of this phenomenon. This research aims to analyze the financial feasibility of the kopyor coconut derived from tissue culture at the Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustrial (IRIBB). This research was carried out from March to May 2022. The results showed that the kopyor coconut plantation of IRIBB is technically feasible in accordance with the conditions of coconut cultivation and with much use of organic and microbe inputs, so this plantation is environmentally friendly and produces optimally. Based on institutionally-organizatonal-managerially aspect, it has been carried out professionally. From a social aspect, it provides added value to the community around the plantation. From a commercial aspect, IRIBB uses a value-based strategy and compared with the marketplace. From the financial aspect it has an NPV of IDR 4,110,081,357; a Gross B/C of 3.74; a Net B/C of 9.30; IRR of 39,16%; and a payback period of 5 years and 1 month.