Analisis Bisnis Inklusif Rantai Nilai Kopi Robusta di Kabupaten Bogor

Abstract

Peran petani kecil sangat penting dalam rantai nilai kopi robusta karena sebagian besar hasil produksi kopi tersebut berasal dari Perkebunan Rakyat. Namun, para petani umumnya kurang terlibat dalam rantai nilai kopi, khususnya di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, diperlukan kajian tentang model bisnis inklusif pada rantai nilai kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rantai nilai kopi, menganalisis tingkat inklusivitas petani, dan menyusun strategi untuk meningkatkan keterlibatan petani dalam bisnis inklusif kopi di Kabupaten Bogor. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif (mix method). Model bisnis inklusif dianalisis dengan link methodology yang berfokus pada pemetaan rantai nilai dan model bisnis kanvas, serta evaluasi model bisnis menggunakan kerangka SI-RCOV. Rantai nilai kopi mencakup anggota primer dan sekunder. Aktor primer terdiri dari petani, pengumpul, roastery, pabrik, coffee shop, hingga konsumen dalam dan luar negeri. Tingkat inklusivitas rantai nilai adalah inklusif, dengan nilai 3,54. Namun, tingkat inklusivitas petani terendah dengan nilai 2,88. Rekomendasi strategi untuk meningkatkan keterlibatan petani dalam rantai nilai adalah mengevaluasi sistem pelatihan, memberikan akses keuangan dan peralatan, memperkuat sistem dan struktur organisasi, serta mendorong petani untuk terlibat aktif dalam kelompok tani.

Smallholders are crucial in the robusta coffee value chain, yet their participation in Bogor Regency remains limited. This study assesses the coffee value chain, evaluates farmers' inclusiveness, and suggests strategies to increase their involvement in inclusive business models in the region. Through a mixed- method approach, the analysis uses value chain mapping, the business model canvas, and the SI-RCOV framework to evaluate business models. The value chain comprises primary and secondary actors, including farmers, collectors, roasteries, factories, coffee shops, and both domestic and international consumers. The overall inclusiveness score is 3.54, with farmers scoring the lowest at 2.88. Key strategies proposed include improving training programs, enhancing access to finance and equipment, strengthening organizational structures, and promoting more active participation in farmer groups.