Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156541
Title: Dampak Perubahan Daya Saing Minyak Nabati Dunia Terhadap Industri Kelapa Sawit Indonesia
Other Titles: The Impact of Changes in the Competitiveness of the World Vegetable Oil on the Palm Oil Industry in Indonesia
Authors: Harianto
Nurmalina, Rita
Fariyanti, Anna
Nugrahapsari, Rizka Amalia
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Minyak sawit, minyak kedelai dan minyak bunga matahari merupakan minyak nabati utama yang perannya semakin meningkat dalam perdagangan minyak nabati dunia. Peningkatan peran minyak nabati bersumber dari peningkatan pangsa minyak sawit, baik dari segi produksi, nilai, maupun volume perdagangan. Perkembangan minyak nabati dunia didorong oleh peningkatan populasi, pendapatan, harga minyak mintah, pemakaian bahan berbasis oleochemical, dan perkembangan industri biofuel. Negara eksportir utama minyak sawit berada di ASEAN, yaitu Indonesia dan Malaysia, sedangkan negara eksportir utama minyak nabati non sawit berada di kawasan non ASEAN. Eksportir utama minyak kedelai adalah Argentina dan Brazil, sedangkan eksportir utama minyak bunga matahari adalah Ukraina dan Rusia. Hal tersebut berpotensi menciptakan persaingan baik antar jenis minyak nabati, khususnya minyak sawit dengan non sawit, maupun antar negara eksportir utama minyak nabati. Rata rata kontribusi minyak sawit Indonesia dalam perdagangan minyak nabati dunia adalah yang terbesar baik dari segi volume maupun nilai perdagangan selama periode 1997-2022. Peran penting minyak sawit Indonesia dalam perdagangan minyak nabati dunia dipengaruhi oleh kebijakan hilirisasi kelapa sawit, meliputi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), pajak ekspor, mandatori biodiesel, dan Domestic Market Obligation (DMO). Peningkatan harga minyak mentah, krisis energi dan kesadaran energi ramah lingkungan telah mendorong perkembangan biofuel dunia berbahan baku minyak nabati. Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid 19 ditandai dengan peningkatan GDP per kapita dunia, sedangkan produksi minyak nabati di sejumlah negara eksportir utama mengalami penurunan. Invasi Rusia terhadap Ukraina juga berdampak terhadap perdagangan minyak nabati yang bersumber dari penurunan ekspor minyak bunga matahari, peningkatan harga minyak mentah dan pupuk. Kebijakan hilirisasi kelapa sawit Indonesia yang dilakukan di tengah perubahan ekonomi dunia dapat menciptakan konsekuensi terhadap keseimbangan permintaan dan penawaran minyak nabati dunia, sehingga dapat memengaruhi daya saing minyak nabati dunia dan kesejahteraan pelaku industri kelapa sawit Indonesia. Tujuan pertama penelitian adalah menganalisis dinamika hubungan antara minyak mentah, biofuel, dan minyak nabati dengan systematic literature review PRISMA-P pada artikel ilmiah tahun 2000-2022. Tujuan kedua penelitian adalah menganalisis daya saing dan keterkaitan antar jenis minyak nabati utama dunia: pendekatan demand driven dengan Almost Ideal Demand System (AIDS) model metode seemingly unrelated regression estimation (SUR) pada data time series 1990-2022. Tujuan ketiga penelitian adalah menganalisis perubahan peran negara eksportir utama minyak nabati dunia dan faktor faktor yang memengaruhinya menggunakan SUR pada data time series 1997-2022. Tujuan keempat penelitian adalah menganalisis dampak guncangan ekonomi dan kebijakan domestik terhadap daya saing minyak nabati dunia dan kesejahteraan pelaku industri kelapa sawit Indonesia menggunakan model sistem persamaan simultan dengan metode two stage least square (2SLS) pada data time series 2000-2022. Hasil tujuan pertama penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian terdahulu adalah studi analisis hubungan yang hanya mengkaji satu jenis minyak nabati tertentu di negara/wilayah tertentu. Disamping itu masih terdapat keterbatasan penelitian yang mengkaji hubungan minyak mentah-biofuel-minyak nabati pasca pandemi Covid-19, studi keterkaitan negara eksportir utama minyak nabati sebagai perbandingan lintas jenis dan waktu, serta studi pengaruh dinamika ekonomi terhadap negara eksportir utama minyak nabati. Hasil tujuan kedua penelitian membuktikan adanya keterkaitan antar minyak nabati utama dunia. Pendapatan secara signifikan memengaruhi daya saing minyak kedelai, minyak sawit dan minyak bunga matahari. Harga minyak mentah signifikan memengaruhi daya saing minyak sawit khususnya minyak sawit Indonesia dan minyak bunga matahari. Hubungan antar minyak nabati tidak sepenuhnya bersifat kompetitif. Malaysia adalah pemimpin harga, meskipun Indonesia adalah negara eksportir minyak sawit terbesar dunia. Hasil tujuan ketiga penelitian menunjukkan adanya perubahan peran negara ekportir utama minyak nabati. Ukraina, Indonesia, dan Argentina adalah pemimpin pasar pada perdagangan minyak nabati dunia baik dari segi nilai REC dan EMS index, namun yang daya saingnya paling kuat memengaruhi daya saing negara eksportir utama minyak nabati lainnya adalah Ukraina dan Argentina. Apabila dilakukan perbandingan pada jenis minyak nabati yang sama secara lintas negara, perubahan peran terjadi pada negara eksportir utama minyak sawit dimana daya saing minyak sawit Malaysia mengungguli Indonesia pada tahun 2021. Luas lahan, produktivitas, nilai tukar, GDP per kapita, kebebasan perdagangan, dan keterkaitan antar negara merupakan faktor yang paling banyak memengaruhi daya saing negara eksportir utama minyak nabati. Hasil tujuan keempat penelitian menunjukkan bahwa apabila perubahan ekonomi dunia disikapi oleh pemerintah Indonesia dengan kebijakan yang hanya fokus pada peningkatan produksi minyak sawit, maka daya saing minyak sawit Indonesia dapat meningkat lebih tinggi dibandingkan tanpa intervensi kebijakan. Namun kebijakan tersebut menyebabkan para pelaku industri kelapa sawit Indonesia mengalami penurunan kesejahteraan. Kombinasi kebijakan peningkatan produksi dan pengaturan permintaan serta penawaran minyak sawit merupakan kebijakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku industri kelapa sawit Indonesia pada saat terjadi perubahan ekonomi dunia. Namun kebijakan tersebut menyebabkan penurunan kesejahteraan produsen minyak goreng dan biodiesel karena peningkatan harga minyak sawit domestik yang terjadi seiring peningkatan harga minyak sawit dunia dan penurunan harga riil minyak goreng dan biodiesel yang terjadi karena kelimpahan produksi. Oleh karena itu kombinasi kebijakan PSR, peningkatan pajak ekspor minyak sawit, mandatori biodiesel dan DMO perlu dilengkapi dengan kebijakan lainnya yaitu diferensiasi pasar produk turunan ke pasar internasional, menjadikan Indonesia sebagai acuan harga minyak sawit dunia, penguatan kerjasama internasional dengan eksportir utama minyak sawit dan non sawit, dan stabilisasi nilai tukar.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/156541
Appears in Collections:DT - Economic and Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_H4603202004_829d33d89a3647708e2cab22d8f7cda8.pdfCover563.62 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_H4603202004_af3675e1467a47cf83a4b36e77faf46c.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.74 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_H4603202004_dee4280a30444cf08bdf494ad0871a32.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.