Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155126
Title: Evaluasi Penanganan Panen-Pascapanen Mekanis dan Konvensional Terhadap Mutu Susu Segar pada Peternakan Rakyat
Other Titles: Evaluation of Mechanical and Conventional Harvest-Postharvest Handling on the Quality of Fresh Milk in Local Dairy Farms
Authors: Pertiwi, Setyo
Arief, Irma Isnafia
Fitriananda, Putri
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Komposisi susu merupakan faktor penting dalam menentukan mutu dan standar susu yang dihasilkan oleh peternak sesuai SNI 3141.1:2011 tentang Susu Segar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menganalisis kualitas fisik, kimia dan biologi susu segar dari sapi perah peranakan FH pada penanganan panen-pascapanen dan waktu pemerahan yang berbeda, serta menganalisa kelayakan usaha peternakan sapi perah rakyat yang dilakukan secara mekanis. Penanganan panen-pascapanen dilakukan secara mekanis dan konvensional, sedangkan waktu pemerahan dilakukan pada pagi dan sore hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL Faktorial 2x2 dengan 6 kali ulangan, analisis Biplot, dan Multi Criteria Decision Making (MCDM) dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah waktu pemerahan pagi (P1), waktu pemerahan sore (P2), metode penanganan konvensional (V1), dan metode penanganan mekanik (V2). Waktu pemerahan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap BJ, pH, BK, kadar lemak, BKTL, protein, laktosa, TPC, dan S. aureus dimana nilai yang paling baik dihasilkan dari P1, kecuali kadar lemak. Penanganan panen-pascapapanen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH, TPC, S. aureus, dan coliform dimana V2 menghasilkan nilai yang paling baik dibandingkan V1. Interaksi waktu pemerahan dan penanganan panen-pascapanen berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH, TPC, dan S. aureus dimana interaksi P1V2 menghasilkan nilai yang paling baik. Penanganan panen-pascapanen mekanis dapat menurunkan jumlah TPC susu segar sebesar 32,73%, S. aureus sebesar 43,33%, dan coliform sebesar 40,97% dibandingkan dengan metode penanganan panen-pascapanen konvensional. Analisis biplot menunjukkan bahwa P2V1 TPC, S. aureus, dan coliform memiliki nilai yang paling tinggi (di atas rata-rata), sebaliknya P1V2 dan P2V2 yang memiliki arah yang berlawanan memiliki nilai yang lebih rendah (di bawah rata-rata). V2P1 memiliki nilai laktosa, BK, protein, BKTL, dan BJ yang lebih tinggi (nilai di atas rata-rata). Evaluasi dengan AHP menunjukkan bahwa waktu pemerahan pagi dan metode penanganan mekanis merupakan kombinasi yang paling optimal untuk menghasilkan susu segar yang memiliki kualitas paling baik. Kombinasi kedua terbaik adalah waktu pemerahan sore dan metode penanganan mekanis. Hasil analisa kelayakan finansial menunjukkan bahwa penanganan konvensional masih efektif jika jumlah kepemilikan sapi adalah 1-8 ekor. Jumlah kepemilikan sapi sebanyak 7-9 ekor dapat menggunakan kedua metode penanganan mempertimbangkan selisih biaya yang tidak terlalu besar, sedangkan kepemilikan sapi di atas 10 ekor dapat menggunakan penanganan mekanis.
Milk composition is essential in determining the quality and standards of milk produced by farmers according to SNI 3141.1:2011 concerning Fresh Milk. This study aimed to evaluate and analyze the physical, chemical, and biological quality of fresh milk from FH crossbred dairy cows at different harvest-postharvest handling and milking times, and the feasibility of smallholder dairy farming for mechanically method. Harvest and postharvest handling were carried out conventionally and mechanically, while milking was performed in the morning and evening. The experimental design was a 2 × 2 Factorial Complete Randomized design (CRD) with six repetitions, biplot analysis, and Multi-Criteria Decision-Making (MCDM) using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. The dependent variables in this study were morning milking time (P1), afternoon milking time (P2), conventional handling methods (V1), and mechanical handling methods (V2). Milking time had a significant (P<0.05) on BJ, pH, DW, fat content, BKTL, protein, lactose, TPC, and S. aureus, which produced the best value at P1, except fat content. Harvest-postharvest handling had a significant (P<0.05) on pH, TPC, S. aureus, and coliforms, where V2 produced the best values compared to V1. Milking time and harvest-postharvest handling interaction had a significant (P<0.05) on pH, TPC, and S. aureus, where the P1V2 interaction produced the best value. Mechanical harvest-postharvest handling can reduce the TPC of fresh milk by 32.73%, S. aureus by 43.33%, and coliforms by 40.97% compared to conventional harvest-postharvest handling methods. Biplot analysis showed that P2V1 on TPC, S. aureus, and coliforms had the highest values, whereas P1V2 and P2V2 had the opposite direction and had lower values. V2P1 had higher lactose, BK, protein, BKTL, and BJ values. AHP evaluation showed that morning milking time and mechanical handling methods are the most optimal combinations for producing best quality of fresh milk. The second-best combination is afternoon milking times and mechanical handling methods. The results of the financial feasibility analysis showed that conventional handling is still effective if the number of cows owned is 1-8 heads. Ownership of 7-9 heads can use both handling methods considering that the cost difference is not too large, while ownership of more than 10 heads can use mechanical handling.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155126
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_F1502222005_1c70ffef31b54832b27cc90c1d8a9bb7.pdfCover2.43 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_F1502222005_9de900b11687436fa4b4f0f91e5a3792.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.92 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_F1502222005_5085596a8a904798b9d82ce66f217ede.pdf
  Restricted Access
Lampiran2.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.