Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155023
Title: Karakteristik Biofisik Sarang dan Mata Rantai Perdagangan Ilegal Trenggiling (Manis javanica) : Studi Kasus di Provinsi Jawa Barat 
Other Titles: Biophysical Characteristic and Links of Illegal Trading of Sunda Pangolin (Manis javanica): Case Study on West Java Province
Authors: Santosa, Yanto
Kwatrina, Rozza Tri
Rianti, Anita
Issue Date: 2024
Publisher: IPB University
Abstract: Trenggiling (Manis javanica Desmarest, 1822) merupakan jenis mamalia bersisik berstatus dilindungi yang populasinya semakin berkurang akibat perburuan dan perdagangan liar. Saat ini, data dan informasi tentang karakteristik biofisik sarang trenggiling di alam masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik biofisik sarang M. javanica di habitat aslinya, dan mengidentifikasi perdagangan ilegal M. javanica. Penelitian ini menggunakan metode transek garis untuk pengamatan dan identifikasi sarang M. javanica dan analisis komposisi vegetasi menggunakan Metode Point Centered Quarter, serta dilakukan uji Chi-square untuk melihat hubungan antara komponen karakteristik biofisik sarang dengan dimensi sarang. Penelitian tentang perdagangan ilegal M. javanica dilakukan menggunakan metode snowball sampling melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan jumlah lubang sarang teridentifikasi sebanyak 31 sarang pada Resort Cikaniki dan 19 sarang di Resort Gunung Kendeng, sedangkan jumlah sarang yang teridentifikasi pada resort Cibodas sebanyak 24 sarang dan pada resort bedogol sebanyak 17 sarang. Sebagian besar sarang di Cikaniki dan Gunung Kendeng berada di dalam tanah (54%) dengan vegetasi disekitarnya memiliki tajuk rapat dan sedang. Sarang M. javanica yang dijumpai di Cibodas dan Bedogol sebagian besar (56,09%) berada dalam lubang akar pohon besar yang sudah mulai lapuk dan bercabang. Kisaran lebar sarang di Gunung Kendeng cenderung lebih besar (31,2-44,67 cm) dibandingkan kisaran lebar sarang di Cikaniki (28,64-37,71 cm). Kisaran kedalaman di Gunung Kendeng cenderung lebih dalam (58,00-88,00 cm) dibandingkan dengan di Cikaniki (44,94-73,50 cm). Jika dibandingkan dengan kisaran kedalaman dan lebar sarang dengan Cibodas (81,50-162,50 cm) dan Bedogol (67,88-104,66 cm), kedalaman sarang di kedua resort ini lebih dalam daripada di Cikaniki dan Gunung Kendeng. Sarang M. javanica di Cikaniki lebih banyak ditemukan di hutan sekunder tua, sedangkan di Gunung Kendeng lebih banyak ditemukan di hutan sekunder dan dekat dengan kebun/lahan pertanian. Pada ketinggian lebih dari 900 m dpl, masih dapat dijumpai sarang trenggiling walaupun sangat jarang/sedikit di keempat lokasi penelitian. Kisaran kelerengan Cikaniki (24,50-37,33º) dan Gunung Kendeng (16,00-20,00º) dapat ditemukan sarang trenggiling. Komponen karakteristik biofisik dibagi menjadi kelas kemiringan, kelas ketinggian, jumlah hewan mangsa dan jarak area kegiatan masyarakat. Di antara keempat komponen tersebut, kelas ketinggian dan kelerengan di TNGGP berpengaruh signifikan terhadap kedalaman sarang M. javanica (p-value 0,021 dan 0,038), sedangkan di TNGHS komponen biofisik yang berpengruh signifikan yaitu jarak sarang ke sawah (p-value 0,043) dan jalan (p-value 0,011). Hasil penelitian mata rantai perdagangan ilegal M. javanica menunjukkan terdapat enam jenis alur tata niaga perdagangan ilegal M. javanica yaitu subsistence and local use (A), harvester directly to consumer (B), restricted access (C), gatekeeper (D), market space restricted (E) dan multiple barriers to market (F), dan didominasi oleh mata rantai A (46,15%). Dari 120 data responden untuk perdagangan trenggiling, transaksi offline merupakan bentuk transaksi yang paling mendominasi dengan persentase 86,7%. Jenis kelamin pelaku perdagangan didominasi laki-laki (98%). Sebaran lokasi pelaku berdasarkan kategori pemburu, perantara, hingga konsumen, di dominasi berada di Kabupaten Sukabumi untuk lokasi asal pelaku dengan persentase 45%. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan rentang waktu yang lebih lama pada kelas ketinggian dan kelerengan yang berbeda, dengan jumlah sampel penelitian yang lebih banyak. Selain itu, penelitian tentang pendugaan populasi menggunakan parameter demografi juga perlu dilakukan untuk mengetahui populasi aktual M. javanica di alam dan untuk mendukung hasil penelitian tersebut maka perlu dipertimbangkan memasang camera trap pada lokasi sekitar sarang M. javanica. Upaya konservasi M. javanica perlu ditingkatkan melalui pengelolaan terhadap kawasan hutan yang teridentifikasi banyak ditemukan sarang M. javanica, diantaranya mengidentifikasi area-area kunci yang menjadi habitat M. javanica untuk selalu dilindungi dari aktivitas yang merusak seperti penebangan hutan dan pertanian intensif, rutin melakukan survei untuk menentukan populasi aktual M. javanica, meningkatkan pengawasan dan patroli di kawasan yang menjadi habitat M. javanica untuk mencegah perburuan liar, dan melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi dengan memberikan edukasi tentang pentingnya pelestarian M. javanica di habitatnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/155023
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_E3501202016_2938897a56ed4dd0b4e1c6ff3b697d3a.pdfCover1.54 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_E3501202016_047dfd0675db49099c69e8bf58c5de94.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.76 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.