Desain dan Uji Kinerja Sistem Siber Fisik Refrigerasi Perikanan

Abstract

Perkembangan teknologi di era modern mendorong penggunaan teknologi yang efisien dan cepat, seperti Internet of Things (IoT) dan Cyber-Physical System (CPS). Aplikasi IoT dan CPS memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi beberapa industri, salah satunya adalah kelautan dan perikanan. Industri kelautan dan perikanan seringkali dihadapkan pada keterbatasan pengawasan dan pencatatan terkait kontrol suhu penyimpanan produk perikanan. Permasalahan ini timbul karena nelayan mengalami kesulitan untuk mengetahui dan mengontrol kisaran suhu yang optimal untuk penyimpanan produksi perikanan, sementara operasional masih dilakukan secara manual. Sebagai solusi atas permasalahan ini, diperlukan inovasi teknologi berupa sistem kontrol jarak jauh pada mesin refrigerasi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan sistem siber fisik yang berguna untuk kontrol dan monitoring mesin refrigerasi pada industri perikanan melalui smartphone. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan penyimpanan hasil tangkapan, sehingga mutu produk perikanan dapat lebih terjamin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – September 2023, pengujian dan pengambilan data menggunakan mesin refrigerasi yang sudah ada di Laboratorium Stasiun Lapangan Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin & Biosistem, Leuwikopo, Bogor Barat. Pengembangan aplikasi dilakukan dengan menggunakan mesin refrigerasi yang diintegrasikan dengan aplikasi pada smartphone. Pengambilan data sensor meliputi pengukuran suhu dari sensor utama dan sensor pembanding dengan rentang suhu 5 ºC yang diilakukan sebanyak 3 kali. Pengujian meliputi pemantauan dan mengendalikan sensor suhu utama mesin refrigerasi. Akurasi aplikasi dievaluasi dengan menambahkan sensor pembanding dan menggunakan perhitungan standar deviasi sebagai indikator akurasi pengukuran antara sensor utama dan pembanding. Hasil pengujian terdiri dari tiga aspek data. Aspek pertama, pengujian pada data 1 menunjukkan suhu ruangan sebelum mengaktifkan mesin refrigerasi, dengan selisih rata-rata sebesar 2,6 dan standar deviasi sebesar 0,985. Aspek kedua melibatkan data kebocoran pipa yang terjadi secara tanpa diduga, yang menghasilkan selisih sekitar 0,9 dengan standar deviasi melebihi 1,1. Aspek ketiga mencakup selisih rata-rata dalam pengukuran setelah mengaktifkan mesin refrigerasi, menunjukkan konsistensi yang lebih tinggi antara sensor utama dan pembanding, serta menunjukkan bahwa analisis data sensor utama dan sensor pembanding menunjukkan standar deviasi yang rendah, menandakan akurasi pengukuran sensor dapat dianggap akurat. Penggunaan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas dalam mengontrol dan memantau mesin refrigerasi, membantu nelayan dalam meminimalisir kerugian selama proses produksi perikanan, serta meningkatkan mutu produk perikanan.