Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152605
Title: Keragaan benih ikan hibrida keturunan antara ikan patin Siam (pangasius hypophthalmus) betina dengan ikan patin jambal (pangasius djambal) jantan sampai umur 42 hari
Authors: Sumantadinata, Komar
Maskur
Sudita, Syahbana
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keragaan benih ikan hibrida keturunan antara ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) betina dengan ikan patin jambal (Pangasius djambal) jantan sampai umur 42 hari. Percobaan dilaksanakan di hatchery dan kolam Loka Budidaya Air Tawar, Sungai Gelam, Jambi pada bulan November 1999 hingga January 2000. Percobaan dilakukan dengan 2 perlakuan dan 3 ulangan dan dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pembenihan dan pendederan benih. Perlakuan pertama menggunakan benih ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) dan perlakuan kedua menggunakan benih ikan patin hibrida (P. hypophthalmus x P. djambals). Parameter-parameter yang diamati yaitu derajat pembuahan, derajat penetasan, pertumbuhan panjang total, pertumbuhan bobot, laju pertumbuhan bobot harian dan derajat kelangsungan hidup. Pengamatan parameter ini dilakukan pada awal percobaan (hari ke 0) dan pada hari ke 1, 7, 14,21, 28 dan 42 (akhir percobaan). Sebagai wadah prcobaan digunakan 6 buah cawan petri untuk derajat pembuahan, 6 buah akuarium berukuran 60 cm x 50 cm x 40 cm yang diisi air tandon dan 6 buah hapa yang ditempatkan di kolam. Benih ikan yang digunakan berasal dari 3 ekor induk betina patin siam (Pangasius hypophthalmus), 1 ekor induk jantan ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus), dan 1 ekor induk jantan ikan patin jambal (Pangasius djambal). Induk-induk tersebut dikawinkan dengan manipulasi hormon (ovaprim) im) dan pemijahan buatan (stripping telur). Benih ditebar 1000 ekor untuk masing-masing akuarium, dilakukan penjarangan, dan kemudian dipelihara di hapa sampai umur 42 hari. Ikan diberi pakan alami yaitu artemia dan cacing sutera (Tubifex sp.) dan pakan buatan yaitu pelet dengan ka lar protein tinggi (40%). Frekuensi pemberian pakan pada tahap larva 5 kali/hari, kemudian diturunkan secara bertahap menjadi 4-3 kali/hari. Hasil percobaan menunjukkan derajat pembuahan (%) untuk ikan patin hibrida (P. hypophthalmus x P. djambal ♂) hampir sama (92,83 ± 0,60) dibandingkan ikan patin siam (92,16 ± 1,72). Derajat penetasan (%) patin hibrida lebih kecil (66,00 ± 13,5) dibandingkan ikan patin siam (84,30 ± 5,39). Bobot mutlak (g) ikan hibrida (2.060 ± 0,0063) lebih besar dibandingkan patin siam (0,950 ± 0.005). Panjang mutlak (cm) ikan hibrida (6,28 ± 0,10) lebih besar dibandingkan ikan patin siam (4,925 ± 0,005). Laju pertumbuhan bobot harian (%) ikan patin hibrida (16,43 ± 0,61) lebih besar dibandingkan ikan patin siam (13,89 ± 0,36). Sedangkan derajat kelangsungan hidup (%) ikan patin hibrida (62,20 ± 3,14) lebih kecil dibandingkan ikan patin siam (75,88 ± 1,92). Pengukuran terhadap parameter kualitas air (suhu, pH, ammonia, nitrit, dan oksigen terlarut) menunjukkan air yang digunakan dalam penelitian masih termasuk ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152605
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C03ssu.pdf
  Restricted Access
9.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.