Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152363| Title: | Potensi ekstrak daging bijibuah karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) dalam pengangkutan ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) |
| Authors: | Wardoyo, Supomo T.H. Ahmad, Taufik Sjafei, Djadja Subardja Gunawan, Roni |
| Issue Date: | 1993 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) merupakan salah satu ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi serta dalam beberapa tahun terakhir dimanfaatkan pula sebagai ikan umpan dalam penangkapan ikan tuna (Thunnus sp.). Sebagai ikan umpan, nilai ekonomis ikan bandeng lebih tinggi dari pada yang mati. Sebagai ikan pelagis yang bentuk tubuhnya seperti "buah kapuk", dengan sirip ekor berbentuk gunting, ikan bandeng termasuk ikan perenang cepat dan aktif. Dengan karakter biologik seperti itu, maka ikan bandeng termasuk jenis ikan yang relatif sulit untuk diangkut hidup-hidup. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan cara pengangkutan ikan bandeng hidup. Untuk mengurangi aktivitas ikan bandeng selama pengangkutan, maka ikan bandeng perlu dipingsankan. Sebagai bahan pemingsan digunakan ekstrak daging buah karet (Hevea brasiliensis, Muell. Arg.). Di Indonesia, buah karet relatif mudah didapat, produksinya melimpah dan relatif belum banyak dimanfaatkan. Daging buah biji karet mengandung senyawa Sianogenik glukosida yang dikenal dengan nama Linamarin yang berisifat racun saraf (Lauw, Samsudin dan Tarwotjo, 1967; Anonymous, 1982). Ekstrak daging biji buah karet dapat memingsankan post larva udang windu (Penaeus mono- don) kadar 58,05 ppb untuk waktu dedah 12 jam; 1,79 ppb untuk waktu dedah 24 jam dan 0,43 ppb untuk waktu dedah 48 jam (Handayani, 1992). Sedang bagi udang windu dewasa masing-masing 4,1 mg/l untuk waktu dedah 12jam; 2,1 mg/1 untuk waktu dedah 24 jam dan 1,0 ppb untuk waktu dedah 48 jam. Sehingga ekstrak daging biji buah karet potensial dapat digunakan sebagai bahan pembius dalam pengangkutan udang (Kasim, 1991; Handayani, 1992). Metoda yang digunakan dalam pelenelitian ini adalah bioassay atau toxicity test statik mengikuti petunjuk Finney (1971). Parameter yang diteliti adalah nilai LC50 dalam waktu dedah 24 dan 48 jam; nilai EC50 dalam waktu dedah 12, 24 dan 48 jam; nilai LT50, waktu paruh dan waktu pulih. ... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/152363 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C93RGU.pdf Restricted Access | 14.06 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.