Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151740| Title: | Pemijahan ikan baung kuning secara buatan dengan penyuntikan ovaprim |
| Authors: | Carman, Odang Raswin, M. M. Kamajaya, Dimas Purwita |
| Issue Date: | 2003 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ikan baung kuning merupakan salah satu ikan asli Indonesia yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Dengan cita rasa yang enak, ikan ini diharapkan mampu menjadi salah satu komoditas ikan air tawar unggulan. Saat ini, produksi ikan baung kuning masih merupakan hasil tangkapan dari habitat alaminya, yaitu sungai dan danau. Usaha penangkapan tersebut dapat mengancam populasi dan kelestariannya. Untuk itu diperlukan upaya pembudidayaan ikan baung kuning melalui pemanfaatan aplikasi bioteknologi di bidang perikanan. Sedangkan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha budidaya ikan adalah kemampuan dalam penyediaan benih dalam jumlah dan kualitas yang mencukupi. Karena itu, keberhasilan pemijahan ikan baung kuning akan menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan ini. Pemijahan ikan baung kuning melalui rekayasa hormonal belum dilakukan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan pemijahan ikan baung kuning dengan penyuntikan ovaprim pada dosis yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pemijahan ikan baung kuning secara buatan dengan penyuntikan ovaprim dengan dosis 0,3 ml/kg, 0,5 ml/kg, dan 0,7 ml/kg tetua. Penelitian ini dilaksanakan mulai akhir bulan Mei sampai akhir bulan Juni 2003 yang bertempat di Cibogo, Janggala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Tetua yang digunakan adalah ikan baung kuning yang telah mencapai matang gonad dengan ukuran 20 cm sampai 25 cm (330 gram sampai 560 gram), jumlahnya sembilan pasang. Seleksi tetua matang gonad dilakukan dengan melihat ciri-ciri morfologis secara visual dan diameter telur dengan tehnik kanulasi. Pada penelitian dilakukan tiga macam perlakuan, yaitu penyuntikan ovaprim dengan dosis 0,3 ml/kg, 0,5 ml/kg, dan 0,7 ml/kg tetua. Setelah dilakukan seleksi tetua matang gonad, selanjutnya dilakukan penyuntikan secara intramuskular pada bagian dorsal di bawah sirip punggung dengan posisi jarum suntik membentuk sudut 30-40º terhadap permukaan tubuh ikan secara lateral. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu sepuluh jam. Pada penyuntikan pertama, ovaprim disuntikkan sebanyak 1/3 dari dosis total, sedangkan 2/3 sisanya diberikan pada penyuntikan kedua. Telur siap diovulasikan setelah delapan sampai sepuluh jam dari penyuntikan kedua. Caranya dengan diurut pada bagian perut secara perlahan-lahan ke arah lubang genital. Telur yang keluar ditampung di mangkuk plastik yang sudah berisi sperma dan larutan fisiologis. Kemudian dilakukan pengadukan secara perlahan-lahan dengan menggunakan bulu ayam agar telur tidak saling menempel. Setelah dibiarkan beberapa saat, telur... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151740 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C03dpk.pdf Restricted Access | 8.92 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.