Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150402
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAngka, Sri Lestari-
dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan-
dc.contributor.authorHusein, Ahmad-
dc.date.accessioned2024-05-17T07:20:03Z-
dc.date.available2024-05-17T07:20:03Z-
dc.date.issued1993-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150402-
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan gambaran darah pada ikan lele dumbo (Clarias sp.) yang disuntik dengan bakteri Aeromonas hydrophila (sonifikasi) galur virulen lemah secara intramuskuler. Lele dumbo berukuran 150 gram diaklimatisasi selama seminggu. Wadah penelitian dibersihkan dengan KMnO4 20 ppm, dikeringkan dan diisi air. Untuk penentuan LD-50, 10 ekor ikan uji disuntik 1,5 cc bakteri Aeromonas hydrophila galur L31, L35 dan L38, dengan dosis tiap galur 106, 107 dan 108 cfu/ml. Kemudian dilakukan pengamatan jumlah kematian ikan dan gejala klinis. Suspensi bakteri Aeromonas hydrophila galur virulen lemah (L38) yang disoni- fikasi disuntikkan kepada 25 ekor ikan uji dengan dosis 106, 107 dan 108 cfu/ml sebanyak 1,5 cc tiap perlakuan/ikan. Ikan kontrol disuntik dengan larutan PBS steril. Pengamatan dilakukan pada jam ke-3, 12, 24, 48, 120 dan 336 pasca injeksi. Parameter yang diamati meliputi kematian ikan, nafsu makan, perubahan patologis, nilai hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit dan leukosit serta diferensial leukosit. Selain itu dilakukan pengisolasian kembali Aeromonas hydrophila dari kulit/luka, ginjal depan, ginjal belakang, hati, limpa dan jantung dengan menggunakan media Rimmler-Shotts. Dari hasil LD-50 didapatkan bahwa galur L31 merupakan galur virulen, sedangkan L35 dan L38 adalah galur virulen lemah. Penyuntikan dengan suspensi sonifikasi bakteri galur virulen lemah (L38) menyebabkan kematian ikan sebanyak 7 ekor untuk dosis 108 cfu/ml dan tidak menyebabkan kematian untuk dosis 107 dan 106 cfu/ml. Penyuntikan dengan suspensi keseluruhan menyebabkan kematian sebanyak 16 ekor untuk dosis 10 cfu/ml dan 10 ekor untuk dosis 10 cfu/ml, sedangkan dosis 106 tidak menyebabkan kematian ikan. Sejak penyuntikan ikan tidak nafsu makan dan berlangsung rata-rata hingga hari ke-6 pasca injeksi (P.I), yang berangsur normal hingga akhir penelitian. Perubahan patologis pada ikan akibat penyuntikan suspensi sonifikasi adalah timbulnya radang sejak jam ke-24 P.I. (dosis 107 cfu/ml) dan jam ke-3 P.I.(108 cfu/ml), lalu perdarahan dan tukak (dosis 108 cfu/ml) masing-masing jam ke-24 dan 120 P.I., tapi menyembuh pada akhir penelitian. Penyuntikan suspensi keseluruhan dosis 108 dan 107 cfu/ml menyebabkan radang (jam ke-3 P.I.), perdarahan (jam ke- 12 P.I.) dan tukak (jam ke-24 dan 120 P.I.). Sedangkan dosis 106 cfu/ml menyebab- kan radang (jam ke-12 P.I.) dan perdarahan (jam ke-24 P.I.) yang menyembuh pada akhir penelitian. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleGambaran darah ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) yang disuntik bakteri Aeromonas hydrophila galur virulen lemah (Sonifikasi) secara intramuskulerid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C93AHU.pdf
  Restricted Access
15.39 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.