Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150231| Title: | Pengaruh pemberian epicin, molase, dan sukrosa terhadap kualitas air media budidaya udang windu (Penacus monodon Fab.) |
| Authors: | Alifuddin, Muhammad Rukyani, Akhmad Al-Ashari, Muhammad Syaifuddin |
| Issue Date: | 1997 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian epicin, molase, dan sukrose terhadap kualitas air, pengaruh pemberian epicin, molase, dan sukrosa terhadap efektifitas kerja bakteri pengurai dalam proses penguraian senyawa beracun seperti amonia yang terdapat di perairan dan pengaruh pemberian epicin, molase, dan sukrosa terhadap jumlah total bakteri dan bobot udang windu, dilakukan di Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat (TIR), Karawang- Jawa Barat, pada tanggal 23 Agustus 5 September 1996. Penelitian ini dilakukan dalam wadah akuarium ukuran 60 x 50 x 40 cm³ se- banyak 18 buah, dengan kepadatan 10 ekor/wadah, hewan uji yang digunakan adalah udang windu yang berumur 70 hari dengan bobot rata-rata berkisar antara 7,31-9,94 gram. Tingkat pemberian pakan (TPP) sebesar 8% dari bobot awal rata-rata biomas udang windu, pemberian pakan dilakukan empat kali sehari. Selama penelitian tidak dilakukan pergantian air, pengamatan parameter kualitas air meliputi suhu, salinitas, pH, NO2-N, dan NH3-N dilakukan dua hari sekali, sedangkan perhitungan jumlah total bakteri dan bobot udang windu dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Penelitian ini terbagi ke dalam enam perlakuan dengan tiga kali ulangan, yaitu kontrol (K), epicin (P1) 0,05 gr/l, molase (P2) 0,03 gr/l, sukrosa (P3) 0,2 gr/l, epicin 0,05 gr/l + molase 0,03 gr/l (P4) dan epicin 0,05 gr/l + sukrosa 0,2 gr/l (Ps). Ran- cangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Dari hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian diperoleh ki- saran suhu 25,9 °C-30,0 °C, pH 6,808,20, salinitas 24,0% 31,0%, oksigen ter- larut 1,30 mg/18,14 mg/l, nitrit 0,001 mg/l 0,106 mg/l dan amonia 0,04 mg/l 1,000 mg/l. Kadar oksigen terlarut (DO) 1,30 mg/l terdapat di P3 pada hari ke-10 sedangkan kadar amonia 1,000 mg/l terdapat di P4 pada hari ke-10. Adapun jumlah rata-rata total bakteri pada awal penelitian di K, P1, P2, P3, P4, dan P5 adalah 1,204 x 104 sel/ml sedangkan pada akhir penelitian masing-masing adalah 4,33 x 104 sel/ml, 1,204 x 105 sel/ml, 5,79 x 105 sel/ml, 1,25 x 105 sel/ml, dan 1,39 x 105 sel/ml, sedang- kan bobot awal rata-rata udang windu pada K, P1, P2, P3, P4 dan Ps adalah 7,79 gram, 7,64 gram, 7,34 gram, 7,31 gram, 9,94 gram dan 7,33 gram serta pada akhir penelitian yaitu 7,51 gram, 7,15 gram, 7,08 gram, 8,33 gram, 9,14 gram, dan 8,24 gram. Kisaran suhu, pH, salinitas, dan nitrit masih dalam ambang batas bagi ke- hidupan udang windu, sedang untuk oksigen terlarut 1,30 mg/l mengakibatkan udang windu berenang ke permukaan dan mengganggu pertumbuhan bila berlangsung terus menerus, sedangkan kadar amonia 1,000 mg/l akan mengganggu pertumbuhan udang. Jumlah rata-rata total bakteri pada akhir penelitian tertinggi pada perlakuan dengan sukrosa (P3) yaitu 1,57 x 105 sel/ml. Hal ini disebabkan bakteri memanfaatkan sukrosa sebagai sumber energi untuk aktivitasnya…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150231 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C97MSA.pdf Restricted Access | 10.88 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.