Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150224| Title: | Pengaruh perendaman embrio di dalam larutan hormon 17 alpha-metiltestosteron pada dosis 0, 15, 20 dan 25 mg/liter terhadap nisbah kelamin ikan Rainbow Irian (Glosolepis incisus Web.) |
| Authors: | Carman, Odang Zairin Jr., Muhammad Firmansyah, Ferry |
| Issue Date: | 1996 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Ikan Rainbow Irian yang berkelamin jantan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi. Karena itu dalam budidayanya diarahkan untuk memproduksi individu jantan yang lebih banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman telur dalam larutan 17a-Metiltestosteron pada dosis 0, 15, 20, dan 25 mg/l selama 6 jam terhadap nisbah kelamin ikan Rainbow Irian. Penelitian ini dilakukan di Lab. Pengembangbiakan Ikan, Kolam percobaan Babakan-Darmaga, Jurusan Budidaya Perairan. Berlangsung dari bulan Agustus 1994-Januari 1995. Embrio yang telah mencapai fase bintik mata diberi perlakuan berupa perendaman dalam larutan hormon 17a-metiltestosteron dengan konsentrasi yang berbeda, selama 6 jam. Sebelum hormon dimasukkan ke dalam air, dilarutkan terlebih dahulu ke dalam ethanol 70%. Kelompok telur yang akan diteliti dibagi kedalam grup kontrol dan tiga perlakuan, yaitu A (dosis 15 mg/l), B (dosis 20 mg/l), dan C (dosis 25 mg/l). Setiap perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Selama masa pemeliharaan, setelah telur menetas dan mulai makan, larva ikan diberi pakan berupa ekstrak kuning telur selama 14 hari. Kemudian larva diberi Artemia sampai berumur 2 bulan dan diteruskan dengan pemberian cacing rambut sampai ikan dewasa. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari secara ad libitum, pukul 9 pagi dan pukul 4 sore. Parameter yang diamati adalah derajat penetasan (HR), kelangsungan hidup (SR 2 pekan), dan nisbah kelamin yang diamati setelah ikan dewasa @Hak cipta milik IPB University umur 5 bulan. Jenis kelamin jantan dan betina dibedakan berdasarkan karakter jenis kelamin sekunder; selanjutnya dilakukan pengujian histologis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa daya tetas telur pada kontrol dan perlakuan tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa hormon tidak berpengaruh buruk terhadap embrio. Kelangsungan hidup (SR 2 pekan) antara kontrol dan perlakuan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Artinya dosis hormon tertinggi, 25 mg/l, untuk ikan Rainbow Irian belum berpengaruh buruk. Pemberian dosis yang terlalu tinggi akan berakibat pada prosentase kematian yang besar. Hasil pengujian statistik terhadap nisbah kelamin, menunjukkan bahwa antara perlakuan A(dosis 15 mg/l) dan B (dosis 20 mg/l) dengan kontrol tidak berbeda nyata…dst |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/150224 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C96RFF.pdf Restricted Access | 7.94 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.