Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141678
Title: Analisis serat makanan larut, tidak larut, dan total pada berbagai jenis sayuran segar dan hasil, olahan dengan metode enzimatik
Authors: Muchtadi, Deddy
Amira, Neneng
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Sayuran sebagai sumber serat makanan merupakan menu harian masyarakat Indonesia. Terutama di kalangan masyarakat Jawa Barat sayuran banyak dikonsumsi sebagai lalapan segar (mentah) atau diolah dulu kedalam berbagai jenis masakan. Sementara itu informasi yang telah ada mengenai serat makanan pada sayuran umumnya terbatas pada serat kasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serat makanan larut, tidak larut, dan total pada berbagai jenis sayuran, untuk melihat pengaruh olahan rebus, kukus, dan tumis terhadap kandungan serat makanan larut, tidak larut, dan total. Selanjutnya untuk memberi informasi tambahan tentang kandungan serat makanan dalam beberapa jenis sayuran. Metode analisis yang digunakan adalah metode fraksinasi cepat-enzimatik yang dikembangkan oleh Asp et al. (1983). Metode ini dapat memisahkan serat makanan larut (soluble dietary fiber atau SDF) dan serat makanan tidak larut (insoluble dietary fiber atau IDF) dalam satu filtrasi tunggal, dimana SDF didapat dengan mengendapkan filtrat menggunakan 4 volume etanol. Nilai SDF dan IDF diperoleh sebagai residu yang dikoreksi dengan residu protein dan abu. Nilai serat makanan total (total dietary fiber atau TDF) merupakan penjumlahan SDF dan IDF. Hasil penelitian menunjukkan adanya perlakuan pengolahan secara umum menyebabkan menurunnya ketersediaan serat makanan dalam sayuran. Pengolahan rebus pada sayuran secara umum berpengaruh terhadap nilai serat makanan tidak larut (IDF) dan serat makanan total (TDF) yang tinggi dibandingkan dengan pengolahan kukus dan tumis. Kandungan serat makanan larut (SDF) sayuran yang tinggi tidak dipengaruhi oleh adanya perebusan, pengukusan dan penumisan. Kandungan serat makanan tidak larut (IDF) yang tinggi terdapat pada kecipir (55.89% bk), kangkung (54.63% bk), sawi hijau (48.93% bk), katuk (46.81% bk), selada (45.43% bk), kacang panjang (43.20% bk), brokoli (41.72% bk), wortel (41.29% bk), dan bayam (40.91% bk) dalam keadaan mentah. Kandungan serat makanan larut (SDF) yang tinggi terdapat pada kangkung (6.71% bk), kacang panjang (6.26% bk), wortel (5.66% bk), terong bulat (5.41% bk), selada (4.64% bk), brokoli (4.08% bk), bayam (4.04% bk), buncis (3.83% bk) dan terong panjang (3.14% bk) dalam keadaan mentah. Kandungan serat makanan total (TDF) yang tinggi terdapat dalam kangkung (61.34% bk), kecipir (56.76% bk), sawi hijau (51.07% bk), selada (50.07% bk), kacang panjang (49.47% bk), katuk (48.52% bk), wortel (46.95% bk), brokoli (45.80% bk) dan bayam (44.95% bk) dalam keadaan mentah.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141678
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F97NAM.pdf
  Restricted Access
21.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.