Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141667Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Syarief, Rizal | |
| dc.contributor.advisor | Hermanianto, Joko | |
| dc.contributor.author | Ernawati, Erni | |
| dc.date.accessioned | 2024-03-14T01:33:13Z | |
| dc.date.available | 2024-03-14T01:33:13Z | |
| dc.date.issued | 1997 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/141667 | |
| dc.description.abstract | Penanganan hasil samping penggilingan padi khususnya menir dan bekatul belum banyak dilakukan terutama sebagai produk pangan. Menurut laporan BPS (1997), pada Tahun 1996 produksi padi sawah di Indonesia mencapai 48. 19 juta ton. Dari data tersebut, perkiraan ketersediaan bekatul sekitar 3.85-5.78 juta ton dan menir sekitar 2.41-3.85 juta ton. Adanya pertimbangan ketersediaan yang cukup dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi maka hasil samping tersebut cukup potensial untuk dikembangkan. Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap ini bertujuan (1) membuat produk baru (formulasi) dan melihat karakteristik sifat fungsional serta nilai hedonik dari produk baru tersebut yang dibuat melalui proses ekstrusi dengan bahan utama hasil samping penggilingan padai yaitu menir dan bekatul, (2) menganalisis aspek nutrisi dari produk ekstrusi tersebut. Penelitian pendahuluan dimulai dengan pembuatan produk ekstrusi dalam 10 formulasi yaitu jagung (100%), menir (100%), menir:bekatul (90%:10%, 80% 20%, 70%:30%, 60% 40%, 50%:50%, 40%:60%) dan menir bekatul jagung (33.3% 33.3%:33.3% dan 50%:25%:25%). Berdasarkan rasio pengembangan dan hasil uji hedonik (warna, rasa, tekstur, aroma, daya lengket di mulut) maka terpilih 4 formulasi yaitu menir bekatul (90%:10%, 80% 20%, 70%:30%) dan menir bekatul jagung 33.3%:33.3% 33.3%), untuk dianalisis nilai gizinya pada penelitian utama. ( Pada tahap penelitian utama dilakukan analisis komponen nutrisi dan mutu protein baik secara in vitro maupun in vivo. Analisis komponen nutrisi meliputi pengukuran kadar air, abu, protein, lemak dan serat kasar (AOAC, 1984). Analisis mutu protein secara in vitro dilakukan dengan mengukur kandungan asam amino dan daya cerna proteinnya Sedangkan analisis mutu protein secara in vivo menggunakan tikus percobaan, dilakukan dengan menghitung nilai NPR (Net Protein Ratio), FCE (Food Conversion Efficiency) dan DC (Daya cerna), NPR merupakan hasil bagi dari pertambahan berat badan setelah dikurangi penurunan berat badan dengan jumlah protein yang dikonsumsi selama hari percobaan. FCE adalah perbandingan antara pertambahan berat badan dengan jumlah ransum yang dikonsumsi selama hari percobaan. Sedangkan DC diperoleh dari perbandingan antara jumlah nitrogen yang diserap oleh tubuh dengan nitrogen yang dikonsumsi selama hari percobaan. Nilai-nilai NPR, FCE dan DC yang semakin tinggi menunjukkan mutu protein yang semakin baik. Peningkatan pemberian bekatul pada formulasi menir bekatul ternyata meningkatkan kadar abu, kadar lemak dan kadar serat kasar produk ekstrusi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan bekatul memiliki kadar abu, kadar lemak dan kadar serat kasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan menir. Sedangkan peningkatan bekatul pada... | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Formulasi dan Evaluasi nilai gizi produk ekstrusi dari produk samping penggilingan padi campuran menir dan bekatul | id |
| Appears in Collections: | UT - Food Science and Technology | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F97eer.pdf Restricted Access | 22.99 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.