Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140517
Title: Rancangan proses pembuatan shortening berkalori rendah dari bahan lilin lebah (Beeswax)
Authors: Soekarto, Soewarno T.
Hubeis, Musa
Armina
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Pada penelitian sebelumnya oleh Ismiani (1996) telah dipelajari penggunaan lilin lebah (beeswax) untuk pembuatan shortening dan margarin berkalori rendah. Penggunaan lilin lebah yang dikombinasi dengan minyak nabati dalam pembuatan shortening dan margarin ini menghasilkan shortening dan margarin yang masih tinggi titik lelehnya, sehingga menyebabkan rasa lengket di mulut. Indrayani (1997) menemukan bahwa dengan penambahan etanol sebanyak 12% terhadap total bahan baku utama, mampu menurunkan titik leleh shortening dari 58°C menjadi 53,8°С. Tujuan perancangan proses pembuatan shortening berkalori rendah pada penelitian ini adalah untuk memperbaiki kondisi proses produksi serta diharapkan dapat menghasilkan paket rancangan proses pada tingkat industri. Dari rancangan proses ini juga bisa dilakukan analisis kelayakan dari proses pembuatan shortening untuk industri skala menengah. Pada tahap pertama dilakukan uji coba pembuatan shortening skala laboratorium, yaitu berupa perbaikan formulasi dan kondisi proses untuk mendapatkan shortening dengan mutu yang lebih baik daripada yang telah dihasilkan sebelumnya. Pada tahap kedua dilakukan uji coba pembuatan shortening skala percontohan yang didasarkan pada hasil pengembangan skala laboratorium. Tahap selanjutnya dilakukan pengumpulan dan analisis data untuk keperluan spesifikasi bahan baku, perancangan formula, kebutuhan bahan baku, perancangan proses produksi, serta perencanaan mesin dan alat, analisis operasi proses serta spesifikasi mutu produk. Spesifikasi lilin lebah yang digunakan untuk pembuatan shortening ini adalah liln lebah kuning/putih yang murni dihasilkan oleh koloni lebah, berwarna kuning cerah/pucat sampai kuning agak tua, memiliki tingkat kecerahan dengan nilai L min mal 44,89; bebas dari kotoran yang terlihat, bebas dari bahan-bahan tambahan, titik leleh 61 - 67°C, berat jenisnya ± 0,67 g/ml (T37°C), serta karakteristik lain yang memenuhi spesifikasi menurut U.S.P. Sedangkan minyak sawit yang digunakan untuk pembuatan shortening pada perancangan ini adalah minyak goreng sawit bermutu tinggi yang telah mengalami pemurnian, berwarna kuning, jernih, transparan, memiliki rasa dan aroma normal, titik leleh + 15°C, berat jenis 0,8-0,9 g/ml. Pada rancangan ini kapasitas produksi ditetapkan sebesar 1.000 kg shortening per hari dengan kebutuhan bahan baku 400 kg lilin lebah, 600 kg minyak sawit, 147,5 kg etanol; 5,0 kg tween-80; 5,0 kg gliserol; 5,0 kg gum arab; 45,0 kg tepung tapioka; 3,0 kg GMS; 125 kg air dan 300 ml butter flavor. Alur proses produksi yang digunakan melalui tahap persiapan bahan yang meliputi pencucian dan pembersihan lilin lebah, formulasi dan persiapan adonan yang meliputi penimbangan bahan-bahan sesuai dengan formula yang ditetapkan, pencampuran yang terdiri dari lima tahap pencampuran yang berbeda kondisi prosesnya pada masing-masing tahap, dan pengisian/pengemasan. Mesin dan alat produksi yang dibutuhkan untuk produksi shortening pada skala industri terdiri dari tangki pencucian lilin, saringan kasa, saringan nilon, wadah penampung lilin, tangki pelelehan lilin, wadah pencampuran berpengaduk, tangki pencampuran (mixing tank), mesin pengisi (filling machine), mesin pencetak kemasan, perangkat sterilisasi kemasan dan mesin penutup kemasan. Sedangkan mesin dan alat penunjang produksi yang dibutuhkan terdiri dari pompa air, ketel uap, ketel bermantel (jacket cattle), tangki penampung minyak, timbangan, wadah-wadah dan container. Jumlah tenaga kerja untuk bagian produksi dan distribusi yang dibutuhkan dalam satu hari produksi adalah sebanyak 50 orang, dengan jam kerja 15 jam per hari yang terbagi atas 2 shift. Spesifikasi mutu shortening yang diproduksi pada perancangan ini memiliki kadar air maksimal 12%, kadar lemak 80 87°C, titik leleh 53 58°C, emulsinya stabil, teksturnya halus dan tidak lengket secara organoleptik. Shortening yang dihasilkan sesuai untuk digunakan pada pembuatan cracker dan cookies, namun tidak sesuai untuk medium penggorengan. Cracker yang dihasilkan pada uji coba memiliki warna krem muda, rasa dan aroma normal, penampakannya berlapis- lapis (flaky), namun teksturnya agak keras.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140517
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F97arm.pdf
  Restricted Access
3.12 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.