Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140491
Title: Mempelajari potensi hidrolisat tempe campuran kedelai beras sebagai penurun tekanan darah
Authors: Astawan, Made
Yasni, Sedarnawati
Suliantari
Olih
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Perubahan pola makan masyarakat Indonesia yang lebih menyenangi makanan siap santap yang mengandung lemak, protein dan garam tinggi serta rendah serat menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit degeneratif Di lain pihak makanan asli Indonesia seperti tempe telah terbukti dapat mencegah masalah-masalah gizi ganda dan berbagai penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang banyak diderita masyarakat Indonesia adalah hipertensi Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh renin yang akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I yang merupakan prekursor angiotensin II Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II dilakukan oleh angioterisin 1- Converting Enzyme (ACE). Oleh karena ACE memegang peranan fisiologis penting dalam meningkatkan tekanan darah maka diperlukan "ACE inhibitor" yang berfungsi menghambat kerja ACE dalam mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II, sehingga peningkatan tekanan darah dapat dicegah. Salah satu komponen aktif penurun tekanan darah adalah peptida hasil pemecahan protein yang mempunyai sifat sebagai ACE inhibitor. Mengingat tempe adalah makanan hasil fermentasi kedelai yang kaya akan protein maka sangat besar kemungkinannya bahwa tempe juga mengandung peptida penurun tekanan darah. Apabila dugaan tersebut benar, maka tempe dapat digunakan sebagai zat pencegah timbulnya penyakit tekanan darah tinggi atau untuk mengobati pasien penderita hipertensi Pada penelitian ini digunakan tempe campuran kedelai-beras dengan perbandingan 80:20, tempe campuran kedelai-beras ini dibuat dengan menggunakan laru pasar dan laru murni dengan lama fermentasi 24, 30, 36, 42, dan 48 jam Untuk pembuatan hidrolisat digunakan enzim tripsin, kimotripsin, pronase E dan pepsin dengan lama waktu hidrolisis 3, 6, 9, 15, 24, dan 30 jam. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tempe yang diproduksi dengan laru pasar, lama fermentasi 36 jam, waktu hidrolisis 3 jam oleh enzim pepsin mempunyai nilai IC50 terendah yaitu 0.33 mg protein/ml hidrolisat IC50 adalah banyaknya hidrolisat yang diperlukan untuk mereduksi 50% aktivitas ACE, jadi semakin kecil nilai ICs berarti aktivitasnya semakin tinggi Dari hasil percobaan (in vivo) dengan tikus SHR menunjukkan bahwa setelah 3 minggu pemberian ransum tepung tempe campuran kedelai-beras terjadi penurunan tekanan darah (sistolik, rata-rata dan diastolik) dibandingkan dengan tikus SHR yang diberi ransum kasein sebagai kontrol, ini berarti tempe campuran kedelai- beras sebagai ransum mempunyai efek menurunkan tekanan darah (hipotensif) pada tikus hipertensi. Hal ini memperkuat dugaan bahwa dalam tempe sudah terdapat peptida-peptida yang mempunyai aktivitas sebagai ACE inhibitor
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140491
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F97OLI.pdf
  Restricted Access
4.27 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.