Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140342| Title: | Pengaruh lama perendaman telur dalam larutan hormon 17 alpha-metiltestosteron terhadap nisbah kelamin Ikan Pelangi Irian (Glosolepis incisus Web.) |
| Authors: | Raswin, M.M. Junior, M.Zairin Pujiwati, Sri |
| Issue Date: | 1995 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Pengem- bangbiakan Ikan, Kolam Percobaan Darmaga, Jurusan Budi- daya Perairan, Fakultas Perikanan, IPB. Penelitian mulai dari bulan Maret berlangsung hingga November 1994. Tu- juannya untuk mengetahui pengaruh lama perendaman telur mulai fase bintik mata dalam larutan hormon 17a-metiltes- tosteron (MT) dengan dosis 25 mg/1 air media terhadap nisbah kelamin, ikan pelangi irian (Glosolepis incisus Web.). Untuk keperluan ini, tiga pasang tetua dipijahkan secara bersamaan dalam akuarium berukuran (1,0 x 0,5 x 0,6) m³. Sore hari ketiga pasang ikan dan eceng gondok dimasukan bersama-sama ketempat pemijahan. Pagi hari telur diambil, lalu diinkubasi kedalam akuarium berukuran (0,3 x 0,3 x 0,3) m³. Telur yang mati dipisahkan, dan yang hidup dibagi menjadi empat bagian yaitu perlakuan A (perendaman dua jam), perlakuan B (perendaman empat jam), perlakuan C (perendaman delapan jam) dan perlakuan D (tanpa perendaman) sebagai kontrol. Bila perkembangan embrio sudah mencapai fase bintik mata, tiga bagian direndam didalam mangkuk berisi larutan hormon. Setelah mengalami perendaman, telur diinkubasi lagi. Apabila sudah menetas, larva dipelihara hingga umur dua minggu diakuarium tersebut, kemudian dipindahkan ke akuarium berukuran (0,6 x 0,4 x 0,3) m³ sampai berumur dua bulan. Untuk mengurangi kepadatan, setelah berumur dua bulan dipelihara di bak teraso berukuran (1,0 x 0,7 x 0,6)m³ sampai ikan-ikan tersebut bisa dianalisa gonad dan morfologinya. Dalam pemeliharaan makanan yang digunakan adalah Artemia dan cacing rambut. Rancangan yang diguna- kan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dan diuji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ) dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisa gonad ternyata bahwa rata-rata persentase jantan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya lama perendaman. Persentase tersebut bertu- rut-turut dari perlakuan D, A, B, dan C adalah 50,55%, 52,90%, 60, 76% dan 75,54%. Dari hasil analisa morfologi diperoleh rata-rata persentase jantan (D 52,00%, A 63,63%, B73,58% dan C 86,75%). Namun dari hasil uji statistik terhadap lama waktu perendaman diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antara perlakuan A, B dengan perlakuan D (kontrol). sedangkan perlakuan C berbeda nyata dengan perlakuan D. Hasil parameter penunjang yang diamati menunjukan bahwa 1) waktu terjadinya bintik mata (sekitar 72 jam setelah pembuahan), 2) rata-rata suhu perlakuan A (23) -24,5°C), B (23-25,7°C), dan C (23-28,1°C). 3) rata-rata daya tetas telur (D 100%, A 100%, B 100%, dan C 99,58%). 4) rata-rata derajat kelangsungan hidup larva selama dua pekan (D 93,80%, A 94,12%, B 89,49% dan C 89,81%). Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah perlakuan C (perendaman delapan jam) memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan A (perendaman dua jam) dan perlakuan B (perendaman empat jam). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140342 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C95SPU.pdf Restricted Access | 10.58 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.