Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140340| Title: | Pengaruh lama perendaman telur di dalam larutan hormon 17 alpha-metiltestosteron terhadap nisbah kelamin Ikan Kongo Tetra (Micralestes interruptus) |
| Authors: | Zairin Jr., Muhammad Carman, Odang Laining, Asda |
| Issue Date: | 1995 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Kolam Percobaan Babakan Darmaga, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Maret sampai dengan Oktober 1994. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu perendaman telur dengan menggunakan hormon 17a-metiltestosteron terhadap nisbah kelamin ikan tetra kongo (Micralestes interruptus). Perlakuan yang dicobakan adalah lama waktu perendaman telur yaitu 2, 4, 6, dan 8 jam di dalam larutan hormon 17a-metiltestosteron dengan konsentrasi 25 mg/l. Sedangkan untuk kontrol, telur tidak direndam dalam larutan hormon. Parameter utama yang diamati adalah jenis kelamin ikan berda- sarkan morfologi dan identifikasi gonad, sedangkan parameter penun- jang yang diamati adalah daya tetas telur. Daya tetas telur dihitung setelah 2 hari dari perlakuan. Sedangkan penentuan jenis kelamin dilakukan setelah ikan berumur 3 bulan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ikan jantan muda sirip ekornya hanya berumbai satu dan pendek. Berbeda dengan ikan jantan dewasa, sirip ekornya berumbai dua dan panjang serta sirip punggung- nya memanjang sampai menyentuh sirip ekornya. Morfologi ikan betina muda sama dengan ikan betina dewasa yaitu sirip ekornya berlekuk tunggal dan tidak berumbai. Berdasarkan identifikasi morfologi, prosentase jenis kelamin ikan jantan cenderung meningkat dengan semakin lamanya waktu peren- daman. Prosentase jenis kelamin ikan jantan yang diperoleh pada kontrol dan perlakuan perendaman selama 2, 4, 6, dan 8 jam masing- masing adalah 50,26 persen, 49,97 persen, 60,97 persen, 65,49 persen dan 89.08 persen. Dari hasil pemeriksaan gonad dengan metode asetokarmin dipero- leh ikan jantan, ikan betina dan ikan hermafrodit. Pada kontrol tidak ditemukan ikan hermafrodit. Fenomena ini menunjukkan bahwa selain merangsang diferensiasi jenis kelamin, pemberian hormon 17a- metiltestosteron dapat pula menyebabkan terjadinya ikan hermafrodit. Prosentase ikan hermafrodit yang diperoleh pada perlakuan perendaman selama 2, 4, 6, dan 8 jam berturut-turut adalah 3,75 persen, 3,36, 6,11 persen, dan 7,88 persen. Prosentase daya tetas telur yang tertinggi diperoleh pada kontrol yaitu 93,67 persen. Sedangkan pada perlakuan perendaman selama 2, 4, 6, dan 8 jam prosentase daya tetas yang diperoleh cenderung menurun, masing-masing adalah 75,11 persen, 83,66 persen, 71,89 persen dan 66,78 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman selama 8 jam mempunyai efektivitas yang lebih tinggi dalam merang- sang diferensiasi jenis kelamin dari betina menjadi jantan dibandingkan dengan perlakuan 2, 4, dan 6 jam pada konsentrasi 25 mg/l. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/140340 |
| Appears in Collections: | UT - Aquatic Product Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| C95ALA.pdf Restricted Access | 10.3 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.