Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139225
Title: Karakteristik fisik dan kimia sereal sarapan ekstrudat triple-mixjagung kedelai pisang (JKP)
Authors: Ahza, Adil Basuki
Subarna
Rakhmawaty, Ade
Issue Date: 1998
Publisher: IPB University
Abstract: Serealia dan legum dapat dijadikan bahan baku pembuatan sereal sarapan ekstrudat. Jagung umum dipakai untuk proses ekstrusi karena mempunyai sifat mudah mengalami puffing sehingga menghasilkan ekstrudat yang mengembang. Suplementasi kedelai dilakukan untuk memperbaiki mutu protein ekstrudat karbohidrat. Karena adanya keterbatasan penerimaan rasa ekstrudat berkedelai, maka dilakukan penambahan tepung pisang dengan tujuan untuk menyaput adanya kedelai. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk ekstrusi serta mengkaji sifat fisik dan kimia sereal sarapan ekstrudat yang terbuat dari campuran tiga (3) macam bahan (triple-mix) jagung-kedelai-pisang (JKP) agar diperoleh produk yang bernilai gizi tinggi dan dapat diterima konsumen secara meluas. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari dua faktor, yaitu jenis olahan kedelai (terdiri dari grits kedelai rebus dan grits tempe) dan penambahan tepung pisang (terdiri dari 0%, 5%, 10% dan 15% tepung pisang). Untuk mendapatkan kadar protein ekstrudat 12%, jumlah kedelai yang ditambahkan adalah 17%. Dengan demikian, dilakukan percobaan pembuatan produk ekstrusi dengan formulasi sebagai berikut: jagung kedelai (83:17), jagung kedelai pisang (78:17:5), jagung: kedelai pisang (73:17:10), jagung kedelai pisang (68:17:15), jagung: tempe (83:17), jagung tempe pisang (78:17:5), jagung tempe pisang (73:17:10) dan jagung: tempe: pisang (68:17:15). Persiapan bahan menghasilkan tepung pisang uli dengan rendemen sebesar 20-25%, grits kedelai rebus 59,9% dan grits tempe 30% dengan kadar air masing- masing 6,21%, 2,05% dan 1,35%. Parameter yang dianalisa terhadap produk adalah sifat fisik meliputi derajat gelatinisasi, derajat pengembangan, tekstur (kekerasan), indeks penyerapan air dan indeks kelarutan air. Sedangkan sifat kimia meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan serat kasar serta dilakukan juga uji organoleptik dengan uji hedonik (kesukaan) yang meliputi warna, aroma, rasa, kerenyahan dan daya lengket di mulut. Hasil analisa derajat gelatinisasi ekstrudat berkisar antara 16,44% hingga 89,12%; derajat pengembangan 195,55% hingga 270,20%; kekerasan 0,114 Kgf hingga 0,318 Kgf; indeks penyerapan air 4,27 ml/g hingga 4,95 ml/g dan indeks kelarutan air 0,0145 g/ml hingga 0,0535 g/ml. Peningkatan tepung pisang pada ekstrudat yang menggunakan grits kedelai rebus menyebabkan penurunan derajat gelatinisasi, sedangkan pada grits tempe tidak menyebabkan perbedaan derajat gelatinisasi. Derajat pengembangan ekstrudat yang menggunakan grits kedelai rebus menurun dengan bertambahnya jumlah tepung pisang dan tidak menyebabkan perbedaan derajat pengembangan pada grits tempe. Kenaikan jumlah tepung pisang pada grits kedelai rebus meningkatkan kekerasan ekstrudat, sedangkan pada grits tempe terjadi penurunan kekerasan. Indeks penyerapan air pada ekstrudat yang menggunakan grits kedelai rebus lebih tinggi (p<0,05) daripada yang menggunakan grits tempe dan penambahan tepung pisang menyebabkan menurunnya nilai ini (p<0,01). Meningkatnya jumlah tepung pisang pada grits kedelai rebus menurunkan indeks kelarutan air dan sebaliknya pada grits tempe.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/139225
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F98ARA.pdf
  Restricted Access
16.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.