Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137690
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMuchtadi, Tien R-
dc.contributor.advisorAbimanyu, Haznan-
dc.contributor.authorNainggolan, Rolas-
dc.date.accessioned2024-02-06T03:14:11Z-
dc.date.available2024-02-06T03:14:11Z-
dc.date.issued2002-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/137690-
dc.description.abstractMinyak nilam bersifat sukar tercuci walaupun dengan menggunakan air sabun. Selain itu, minyak nilam juga dapat bercampur dengan minyak eteris yang lain, mudah larut dalam alkohol, dan sukar menguap. Karena sifatnya itulah, minyak nilam banyak sekali dipakai sebagai bahan baku yang penting dalam industri wangi-wangian (perfumery), kosmetik dan lain sebagainya. Selain pemanfaatan dalam bentuk minyak, tanaman nilam juga dapat digunakan untuk keperluan tertentu. Misalnya, daun nilam berguna untuk bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan, dan gatal-gatal pada kulit. Daun nilam dapat pula dimanfaatkan sebagai pewangi dalam berbagai masakan atau kue-kue (Calame dan Stainer, 1982). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu minyak nilam melalui pemisahan komponen minyak nilam dengan menggunakan distilasi fraksionasi vakum dan meningkatkan konsentrasi komponen patchouli alkohol. Dalam melakukan penelitian ini, percobaan yang dilakukan dibagi menjadi 3 tahap yaitu: 1) tahap percobaan untuk mencapai optimasi proses dengan variabel tekanan 40 mbar dan 150 mbar, rasio refluks 20/4 dan 40/4. 2) tahap analisa fraksi-fraksi pada percobaan yang meliputi analisa yield dan analisa sifat fisiko kimia. 3) analisa dengan Gas Chromatografi (GC). Terdiri dari empat variasi perlakuan yaitu: A,B, (tekanan 40 mbar dan rasio refluks 40/4), A2B1 (tekanan 150 mbar dan rasio refluks 40/4), AB₂ (tekanan 40 mbar dan rasio refluks 20/4) dan A2B2 (tekanan 150 mbar dan rasio refluks = 20/4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak nilam yang didistilasi dengan perlakuan A,B, diperoleh 8 fraksi yang dibedakan berdasarkan suku di labu (T.flask) dan suhu di atas kolom (T.head), jumlah fraksi total yang terbentuk 339,28 gr (23,49 %), residu 1018 gr (70,47%) dan yang hilang 87,22 gr (6,03%). Perlakuan A2B1 didapat 7 fraksi dengan jumlah fraksi total yang terbentuk 145,10 gr (10,18%), residu 1197,8 gr (84,07%) dan yang hilang 81,90 gr (5,75%). Perlakuan A1B2 diperoleh 4 fraksi, dengan jumlah fraksi total 607,10 gr (42,74%), residu 771,70 gr (54,33 %) dan yang hilang 41,08 gr (2,93 %). Untuk perlakuan A2B2 tidak dilanjutkan karena berdasarkan data analisa Gas Chromatografi (GC) dari perlakuan A2B, kemungkinan terjadi dekomposisi bahan. Pada kondisi 1 atm patchouli alkohol sebagai komponen mayor dari minyak nilam memiliki kemurnian ± 30% dan dari hasil analisa Gas Chromatografi (GC) dan Gas Chromatografi Mass Spectro (GCMS) diperoleh bahwa kemurnian minyak nilam Botan Agra sebagai bahan baku pada penelitian ini memiliki kemurnian 33,3028 % dan perlakuan A,B₂ memiliki residu paling murni yaitu komponen patchouli alkohol 57,766 %, dibanding dua perlakuan lainnya yaitu A,B, dan A2B₁ 39,3666 % dan 15,8291 %. Pada perlakuan A₁B2 % yield terhadap total bahan baku yaitu 94,24 %, perlakuan A2B, dan perlakuan A,B, yaitu 83,30 % dan 39,95%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemisahan komponen minyak nilam (Pogostemon cablin BENTH) dengan teknik distilasi fraksionasi vakumid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
F02rna.pdf
  Restricted Access
19.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.