Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135903| Title: | Pengaruh pemberian oleoresin jahe (zingiberofficinale) terhadap aktivitas superoksida dismutase (SOD) ginjal tikus yang mengalami perilaku stres |
| Authors: | Astawan, Made Muchtadi, Deddy Wresdiyati, Tutik Nurdiana, Yana |
| Issue Date: | 2003 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian oleoresin jahe terhadap aktivitas SOD dan kadar malonaldehida (MDA) ginjal tikus yang mendapat perlakuan stres. Kadar MDA merupakan indikator terjadinya kerusakan oksidatif dan keberadaan radikal bebas di dalam tubuh, sedangkan enzim SOD adalah salah satu dari enzim antioksidan yang dimiliki tubuh yang berperan dalam meredam serangan radikal superoksida. Penelitian dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penelitian pendahuluan, penelitian utama dan penelitian penunjang. Penelitian pendahuluan meliputi persiapan jahe, ekstraksi oleoresin jahe menggunakan pelarut metanol, karakterisasi komponen ekstrak methanol jahe dan pengujian aktivitas antioksidan oleoresin jahe yang dibandingkan dengan a-tokoferol. Dari analisis penelitian pendahuluan diketahui bahwa karakterisasi ekstrak metanol jahe menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan tiga fraksi dengan spot yang cukup tajam dengan nilai Rf fraksi pertama 0.24, fraksi kedua 0.32 dan fraksi ketiga 0.38. Berdasarkan perbandingan dengan nilai Rf referensi ditentukan fraksi pertama sebagai senyawa gingerol, fraksi kedua sebagai zingeron dan fraksi ketiga sebagai shogaol. Sedangkan dari analisis aktivitas antioksidan, diketahui oleoresin jahe memiliki nilai periode induksi (PI) 25.57 hari dan faktor protektif (FP) 5.44, nilai ini menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap aktivitas antioksidan a-tokoferol dengan nilai PI 13.99 hari dan FP 2.98 serta kontrol (tanpa bahan antioksidan) dengan nilai PI 4.7 hari. Data tersebut menunjukkan nilai faktor protektif dan periode induksi oleoresin jahe adalah yang tertinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan oleoresin jahe lebih tinggi daripada a-tokoferol. Pada penelitian tahap kedua (utama) dilakukan intervensi oleoresin jahe terhadap tikus. Tikus percobaan dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu: kontrol (tanpa stres dan tanpa oleoresin), stres, stres oleoresin, oleoresin + stres dan oleoresin + stres + oleoresin. Kemudian dilakukan pengujian kadar malonaldehida (MDA) dan aktivitas Superoksida Dismutase (SOD) ginjal tikus. Stres yang diberikan berupa pelakuan puasa selama lima hari ditambah berenang pada hari ke-2, 3 dan 4 selama 10 menit per harinya. Oleoresin diberikan secara oral menggunakan alat sonde dengan konsentrasi 60 mg/kg berta badan selama tujuh hari |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/135903 |
| Appears in Collections: | UT - Food Science and Technology |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| F03ynu.pdf Restricted Access | 14 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.