Analisis Perubahan Mutu Tomat dan Selada Pada Penyimpanan ZECC (Zero Energy Cool Chamber)

Abstract

Zero Energy Cool Chamber (ZECC) merupakan salah satu teknologi penanganan pascapanen yang ramah lingkungan dan murah, serta dapat digunakan untuk menyimpan buah-buahan dan sayur-sayuran setelah dipanen. Suhu dan RH yang terbentuk pada sistem penyimpanan ZECC sangat dipengaruhi oleh bahan dinding yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kombinasi pasir dan zeolit (sebagai media evaporasi) terhadap suhu dan RH yang terbentuk pada sistem penyimpanan ZECC dan menentukan kombinasi pasir dan zeolit yang terbaik untuk penyimpanan sayuran segar. ZECC yang dibangun berukuran 100 (P) x 100 (L) x 50 (T) cm3 dan bagian dalam 80 (P) x 80 (P) x 50 (T) cm3. Area penyimpanan memiliki ukuran 45 (P) x 45 (L) x 50 (T) cm3 dengan volume ZECC 0,1012 m3. Perlakuan bahan dinding ZECC yang dikaji adalah 100% pasir (Z1), 75% zeolit dan 25% pasir (Z2), 50% zeolit dan 50% pasir (Z3). Pembasahan dinding pada ZECC dilakukan untuk membantu proses penurunan suhu di dalam ZECC. Pembasahan dinding dilakukan menggunakan air yang telah di tampung pada tangki air sebanyak 60L/hari. Air dialirkan menggunakan pipa paralon pada setiap sisi dinding ZECC, dimana masing-masing pipa memiliki 5 lubang yang berukuran 0,8 mm. Pembasahan dinding ZECC di lakukan selama 24 jam tanpa jeda. Jenis komoditas yang digunakan untuk menguji kinerja ZECC adalah tomat dan selada. Tomat dan selada yang disimpan masing-masing sebanyak 1kg dan penyimpanan dilakukan secara bersamaan di dalam ZECC dengan rak bagian atas untuk tomat dan rak bagian bawah untuk selada. Parameter mutu yang diukur selama penyimpanan adalah kadar air, tekstur, warna, TPC dan organoleptik. Hasil penelitian didapatkan suhu yang terbentuk di dalam ZECC sebelum diberi beban dan setelah diberi beban berupa tomat dan selada lebih rendah dan konstan dibandingkan dengan suhu luar sepanjang penyimpanan, demikian juga dengan RH di dalam lebih besar dibandingkan dengan RH luar. Suhu di dalam ZECC sebelum dan setelah diberi beban relatif lebih rendah di bandingkan dengan suhu lingkungan. Sebaliknya, RH di dalam ZECC sebelum dan setelah diberi beban relatif lebih tinggi dibandingkan dengan RH di lingkungan. Rata-rata suhu di dalam ZECC sebelum diberi beban berkisar 22,06 °C – 26,05 °C dengan RH 92,38% - 98,14% dan suhu di dalam ZECC setelah diberi beban berkisar 23,78 °C – 24,85 °C dengan RH 94,03% - 98,53%. Sedangkan rata-rata suhu lingkungan berkisar 25,20 °C – 29,53 °C dengan RH 69,04% - 85,53%. Adanya perbedaan suhu juga RH di dalam ZECC dan di lingkungan karena dilakukan penyiraman pada dinding ZECC, sehingga menghasilkan suhu yang relatif lebih rendah dan RH yang relatif lebih tinggi di dalam ZECC dibandingkan dengan suhu dan RH di lingkungan. Suhu yang dihasilkan pada penelitian ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan suhu yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya yang bisa mencapai sekitar 15 °C di dalam tempat penyimpanannya. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kondisi cuaca yang mulai memasuki musim hujan pada saat pengambilan data suhu selama penyimpanan dan menyebabkan kondisi kelembaban udara sekitar meningkat, dengan demikian pergerakan udara antara media evaporasi dan udara sekitar menjadi lambat. Semakin tinggi kondisi RH sekitar, semakin kecil terjadinya efek pendinginan di dalam tempat penyimpanan. Suhu dan RH pada ketiga ZECC (Z1, Z2, Z3) setelah diberi beban tidak berbeda nyata secara statistik, namun perubahan mutu yang paling rendah baik untuk tomat maupun selada air adalah Z3 (50% pasir+50 zeolit). Hasil organoleptik menyatakan bahwa selada masih diterima panelis sampai hari ke-6 dan tomat hingga hari ke-14 penyimpanan.