Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133764
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAlifuddin, Muhammad-
dc.contributor.advisorTaslihan, Arief-
dc.contributor.authorSubkhan, Mukhammad-
dc.date.accessioned2024-01-04T04:37:49Z-
dc.date.available2024-01-04T04:37:49Z-
dc.date.issued2003-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133764-
dc.description.abstractterus menurun sejak tahun 1992. Salah satu penyebab kematian udang secara masal pada tambak adalah White Spot Syndrome Virus (WSSV). Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengatasi serangan virus tersebut, salah satunya adalah dengan menginaktifkannya sehingga patogenitasnya menurun dan bahkan tidak patogen sama sekali. Inaktifasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi ultraviolet yang pada akhirnya dihasilkan stimulan untuk meningkatkan kekebalan spesifik pada udang windu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2003 yang bertempat di Laboratorium Hama-Penyakit Ikan dan Udang, BBPBAP Jepara, Jawa Tengah serta di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Udang windu yang diujikan berasal dari Jepara, Jawa Tengah pada stadia PL- 15. Adaptasi udang windu dilakukan selama seminggu yang sebelumnya melalui proses screening formalin 100 ppm lebih dahulu. Sedangkan WSSV yang diinfeksikan, diisolasi dari udang windu positif terinfeksi WSSV yang berasal dari Indramayu, Jawa Barat. Pembuatan inokulum virus berdasarkan metode Hameed et al. (1998). Inaktifasi WSSV dilakukan dengan menggunakan lampu ultraviolet 10 Watt pada jarak 30 cm dengan variasi lama radiasi yaitu 15, 30, 45 dan 60 menit. Kemudian penularan WSSV dilakukan selama 60 menit terhadap udang uji pada konsentrasi virus 20 µg/ml. Pemeliharaan udang dilakukan selama 14 hari dan kemudian diuji tantang menggunakan virus aktif yang diinokulasi dengan metode dan asal virus yang sama selama 14 hari pula. Keberhasilan inaktifasi didasarkan pada tingkat kelangsungan hidup udang uji selama pemeliharaan dan gejala-gejala klinis yang meliputi kelainan inti sel secara histologi, tingkah laku, morfologi serta perubahan patologinya. Kemunculan stadia 4 patogenitas WSSV sesudah uji tantang yang terlihat pada sel udang uji, paling akhir ditunjukkan oleh perlakuan radiasi terhadap WSSV selama 60 menit. Begitu pula dengan tingkat kelangsungan hidup terbesar terdapat pada perlakuan tersebut yaitu sebesar 65,52%. WSSV yang diradiasi selama 60 menit dan ditularkan pada udang uji dapat meningkatkan tanggap kebal udang tersebut terhadap infeksi WSSV relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Dengan demikian, setidaknya dapat menunjukkan bahwa radiasi sinar ultraviolet dapat melemahkan virus white spot yang dicobakan. ...id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcUdang Winduid
dc.titleEfek radiasi ultra violet dengan waktu yang berbeda terhadap patogenitas white spot syndrome virus (wssv) pada udang windu (penaeus monodon fabr.)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
C03msu.pdf
  Restricted Access
14.12 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.