Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132314| Title: | Pengaruh proses pengeringan terhadap sifat fisiko-kimia tepung kacang kedelai(Glicine max(L.)Merril) hasil germinasi dengan perlakuan xanthan gum sebagi elisitor fenolik antioksidan |
| Authors: | Andarwulan, Nuri Hariyadi, Purwiyatno Erna |
| Issue Date: | 2004 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Penelitian ini dilakukan terhadap kecambah kacang kedelai karena kecambah memiliki nilai gizi dan daya cerna lebih baik dari bentuk bijinya sehingga perlu adanya proses pengolahan yang tidak merusak komponen nutrisi dan non nutrisi yang telah terkandung didalamnya. Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan tepung kecambah kedelai yang tetap memiliki nilai tambah dengan kandungan antioksidan alami yang tetap tinggi walaupun telah melalui proses pengeringan. Tepung kecambah kedelai yang telah dikeringkan harus dapat mempertahankan kandungan antioksidan alami yang telah dihasilkan dalam proses perkecambahan dengan perlakuan elisitasi menggunakan xanthan gum dengan konsentrasi 50 ppm untuk memproduksi fitoeleksin. Rangsangan ini diperlukan untuk meningkatkan senyawa fenolik dari kecambah kedelai sebagai antioksidan alami dan meningkatkan kandungan nilai nutrisi dan non nutrisi.. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu penentuan waktu germinasi untuk produktivitas fenolik tertinggi dengan elisitor berupa xanthan gum, optimasi proses pengeringan untuk produksi tepung kecambah kedelai, analisis sifat fisik- fungsional tepung kecambah kedelai dan analisis sifat kimia-fungsional tepung kecambah kedelai. Penentuan waktu germinasi optimum menunjukkan bahwa pada grafik hubungan waktu germinsi optimum untuk produksi alpha tokoferol dan fenol per 75 g kacang kedelai, waktu germinasi 36 jam menghasilkan senyawa fenolik maksimum dengan kadar alpha-tokoferol sebesar 18.94 mg dan kadar total fenol sebesar 3.31 mg. Pengaruh pengeringan untuk produksi tepung kecambah menunjukkan bahwa pada drum dryer dengan tekanan 2.5-2.75 bar dan suhu inlet pengeringan 78°C dan pada fluidized-bed dryer dengan suhu pengeringan 60-65°C dan waktu pengeringan 3 jam menghasilkan tepung kecambah dengan penampakan visual terbaik. Pada analisis sifat fisik-fungsional tepung kecambah kedelai, dari hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tepung kecambah kedelai dari ketiga alat pengering berbeda nyata dalam derajat putih ( FD = 46.6 , FBD = 49.15, DD = 38.45 ) , sudut repos ( FD = 43.06 , FBD = 41.72, DD = 44.35 ), densitas kamba (FD = 0.41 g/ml, FBD = 0.40 g/ml, DD = 0.33g / m * l ) dan pemadatan (( FD = 0.83g / m * l , FBD = 0.82 g/ml, DD = 0.66g / m * l ) serta viskositas (FD= 0.0206 Pa.s, FBD = 0.0654 Pa., DD = 0.0237 Pa.s). Untuk semua analisa fisik, tepung kecambah kedelai dengan fluidized- bed dryer lebih mendekati kontrolnya, freeze dryer, dibandingkan drum dryer. ... |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132314 |
| Appears in Collections: | UT - Food Science and Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| F04ern.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.74 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.